JAKARTA, INDONESIA – Media OutReachTransasia Minerals Ltd, sebuah perusahaan pertambangan internasional yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia, hari ini mengumumkan rencananya untuk melanjutkan pembangunan pabrik pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Fasilitas pengolahan nikel di Morowali ditargetkan selesai pembangunannya pada 2024, menyusul putusan Mahkamah Agung RI No 122/PK/TUN/2021 pada 10 November 2021 untuk mengembalikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bijih nikel Artha Bumi Mining Group.

“Kami senang melanjutkan pembangunan pabrik berdasarkan bahan baku dari deposit bijih nikel kami yang dipulihkan. Manfaat dari fasilitas pengolahan nikel tidak hanya akan meningkatkan kesempatan kerja di Morowali, tetapi juga semakin memantapkan Indonesia sebagai hub ekspor nikel sulfat, sehingga akan berdampat positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ungkap Maman Khairussalam, juru bicara Artha Bumi Mining Group, dalam keterangannya, Rabu (19/2/2022).

Investasi proyek ini diperkirakan mencapai USD 2 miliar, dan fasilitas tersebut akan fokus pada produksi feronikel dan nikel sulfat tingkat baterai kenderaan listrik, bahan baku yang digunakan untuk memproduksi baterai kenderaan listrik.

Dengan Indonesia yang bergerak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan ingin menarik investasi asing langsung, cadangan nikel negara yang melimpah menyediakan platform untuk meningkatkan rantai nilai dan menjadi pusat produksi baterai end-to-end.

Menurut studi dari Fitch Solutions, menunjukkan peluang pertumbuhan yang luar biasa untuk produksi nikel secara global, dengan perkiraan tingkat pertumbuhan 4% tahun-ke-tahun dari tahun 2021 hingga 2030. Indonesia diperkirakan akan memimpin pertumbuhan ini, dengan produksi 1,13 juta ton nikel pada tahun 2025, dan meningkat jadi 1,29 juta ton pada tahun 2030, dengan lokasi produksi utama di Sulawesi dan Maluku.

Unsur logam alami, nikel sulfat sebagian besar digunakan untuk memproduksi barang-barang seperti baja tahan karat atau baterai kenderaan listrik. Permintaan nikel telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, berkat meningkatnya kebutuhan baterai kendaraan listrik.

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Artha Bumi Mining Group dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia dan masyarakat setempa. Proyek MOU pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 di Sochi, Rusia, dalam pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimiri Putin di sela-sela KTT ASEAN-RUSSIA, dan kami senang dapat menjalankan proyek ini. Investasi dalam proyek ini merupakan bukti komitmen kami untuk menempatkan industri nikel ke dalam platform global dan menjadikan bangsa Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfatm” teran Pavel Erokhin, CFO Transasia Minerals Ltd.