TAITUNG, TAIWAN – Media OutReach – Taitung, sebuah kota yang berada di pantai tenggara Taiwan, meluncurkan festival Taitung Blue Ocean Daily yang baru pada 17 September di empat lokasi wisata maritim ikonik di kabupaten itu, yaitu Teluk Shanyuan, Jinzun, Danau Mengalir, dan Pulau Hijau. Akan ada 5 minggu iven diantara lokasi terkenal ini. Banyak yang berkunjung ke Shanyuan untuk menyaksikan pertunjukan besar yaitu Perahu cadik.

Pada Iven tahun ini, Kimokeo Kapahulehua (Unkle K), seorang pakar internasional dari Hawaii, diundang untuk berbagi cerita tentang bagaimana nenek moyang Austronesianya ribuan tahun yang lalu berlayar dari Taiwan ke Hawaii dengan Sampan. Unkle K tiba di Taiwan berlayar menggunakan Perahu cadik agar lebih berhubungan dengan leluhurnya.

Pada hari Kamis, 22 September, Pemerintah Kabupaten Taitung bekerjasama dengan Kimokeo Foundation di Hawaii, dan suku Duli setempat untuk menjalani tantangan berlayar jarak jauh dengan Perahu cadik di perairan Taiwan untuk pertama kalinya. Sampan berangkat dari perairan pesisir Samudra Pasifik dan berlayar menuju perairan tradisional suku Duli, menandai tonggak penting bagi Taitung Blue Ocean Daily 2022.

Prestasi Budaya Austronesia. Pengalaman Kehidupan Suku Asli diadakan pada hari Kamis, 22 September, menandai pertama kalinya Taiwan berlayar di Samudra Pasifik di sepanjang pantai dengan Perahu cadik. Ketika Perahu cadik berlayar di dekat Pacefongan, perairan tradisional suku Duli, para pelaut meniup cangkang keong untuk mengumumkan kunjungan mereka.

Sementara itu, masyarakat tepi pantai merespon ramah dengan meniup tanduk bambu dalam upacara penyambutan sampan. Setelah Perahu cadik berhasil mendarat di pantai, para tetua menghadiahkan pendayung di Perahu cadik dengan ornamen tradisional Amis untuk mengekspresikan sambutan mereka.

Perahu cadik diberi nama Pera (artinya air laut terbelah) setelah bebatuan di muara sungai di suku Duli sebagai sarana untuk membangun kembali tradisi dan persahabatan di antara pulau-pulau suku Austronesia.

Setelah upacara penyambutan Sampan, suku Duli mengundang perwakilan dari Kimokeo Foundation of Hawaii untuk mengunjungi Amis Folk Center untuk melakukan upacara pemujaan rumah dan menembakkan blanko dari meriam bambu untuk memberi hormat dan memberkati para pengunjung serta untuk berbagi warisan budaya Amis.

Pemerintah Kabupaten Taitung mengklaim bahwa Taiwan adalah rumah bagi suku Austronesia. Taitung adalah rumah bagi 6 suku Austronesia: Paiwan, Bunun, Rukai, Pinuyumayan, Yami (Tao), dan Kavalan. Karena Taitung adalah satu-satunya daerah dengan suku paling asli di Taiwan, suku-suku ini membantu membentuk budaya lokal Taitung yang beragam.

Karena suku-suku Austronesia memiliki lebih dari 3000 tahun sejarah membangun koneksi dan persahabatan di antara negara-negara kepulauan dengan berlayar melintasi Samudra Pasifik dengan Perahu cadik, maka Taiwan adalah tanah air orang Austronesia. Pemerintah Kabupaten Taitung bermaksud untuk menciptakan kembali warisan budaya suku Austronesia dan memperkenalkan budaya suku yang beragam, garis pantai terpanjang dan terindah di Taiwan, serta pesona unik kota tepi laut lokal hingga dunia.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi halaman FB Taitung Blue Ocean Daily: https://www.facebook.com/profile.php?id=100083162535238

Keterangan Foto: Pemerintah Kabupaten Taitung bekerjasama dengan Kimokeo Foundation dari Hawaii, dan suku Duli setempat untuk pertama kali menggelar pelayaran Perahu cadik jarak jauh di perairan Taiwan.