SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Carousell Group, platform perdagangan barang bekas multi-kategori terdepan di Asia Tenggara, Taiwan, dan Hong Kong, merilis Laporan Dampak Ekonomi Sirkular untuk pertama kalinya pada tanggal 8 Desember, yang menunjukkan bahwa dibandingkan dengan saluran ritel tradisional, membeli barang baru dan membeli serta menjual barang bekas lebih baik bagi planet dan lingkungan.

Laporan ini juga merupakan laporan pertama mengenai transaksi e-commerce dan penjualan kembali di Asia Tenggara, yang secara komprehensif mengukur pengurangan emisi karbon yang dilakukan oleh pengguna ketiga platform grup tersebut dengan membeli kembali barang bekas.

Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam menghadiri konferensi peluncuran “Laporan Dampak Ekonomi Sirkular” di Kampus Carousell, kantor pusat regional Carousell Rotary Auction Group, pada tanggal 8 Desember. Pada konferensi pers tersebut, Bapak Gaurav Bhasin, Chief Strategy Officer Carousell Group, menyampaikan pidato utama mengenai fokus utama laporan ini, dan mengundang sejumlah mitra industri dan investor untuk hadir.

Sorotan utama dari Laporan Dampak Ekonomi Sirkular:

  • Komunitas pengguna Carousell menghindari 116.577 ton emisi karbon pada tahun 2022 dengan melakukan pembelian dan penjualan di empat kategori produk (Fashion & Luxury, Electronics, Furniture & Home Living dan Hobbies & Toys). Emisi karbon tersebut setara dengan produksi 179 juta botol plastik, yang diperkirakan menyumbang sekitar 12% dari total botol plastik yang dibuang di Hong Kong setiap tahunnya.
  • Transaksi jual beli barang bekas di platform jual beli Carousell menggantikan hampir 56% pembelian produk baru
  • Di enam pasar utama tempat platform jual beli Carousell beroperasi, rata-rata 55% pengguna yang disurvei mengatakan bahwa mereka mengalami peningkatan pembelian dan penjualan barang bekas pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021.

“Dengan mendorong perkembangan transaksi barang bekas, kami akan terus memainkan peran penting dalam mempromosikan ekonomi sirkular bersama dengan pengguna di Asia Tenggara, Taiwan, dan Hong. Kong di masa depan. Sebagai penggerak utama ekonomi sirkular, Kami mempunyai tanggung jawab untuk memimpin dengan memberi contoh dan menunjukkan dampak positif dari pembelian dan penjualan produk bekas dengan cara yang kredibel dan transparan. Selain menghitung pengurangan emisi, kami juga mengambil kesempatan ini untuk menghitung jejak karbon grup. Metode penelitian dan analisis kami yang kuat Ini sepenuhnya menunjukkan komitmen kuat Grup terhadap pembangunan berkelanjutan dan menjadi landasan penting dalam upaya kami untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan,” tutur Gaurav Bhasin, Chief Strategy Officer, Carousell Group, dalam rilisnya, Kamis (14/12/2023).

Untuk analisis data yang efektif, Carousell telah bermitra dengan Vaayu, sebuah perusahaan teknologi iklim Eropa, yang memanfaatkan teknologi AI dan pembelajaran mesin serta memanfaatkan basis data Life Cycle Assessment (LCA) yang mencakup lebih dari 600.000 titik data produk. Sebagai tahap awal perjalanan kuantifikasi Carousell Group, cakupan laporan hanya mencakup empat kategori barang yaitu Carousell, Laku6 dan REFASH. Grup berkomitmen untuk secara progresif menggabungkan semua kategori yang tersisa dan mengintegrasikan merek Grup lainnya Mudah.my, Ch? T?t dan OneShift dalam cakupannya di tahun-tahun mendatang.

“Kita berada pada titik kritis, karena penelitian terus menunjukkan bahwa kita tidak akan mampu secara efektif membatasi peningkatan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius. Perlu dicatat bahwa industri ritel menyumbang 15% dari emisi karbon global sebesar 25%, dan model bisnis sirkular dari pasar perdagangan barang bekas dapat mengurangi dampak negatif perilaku konsumsi ritel terhadap bumi. Kami juga merasa sangat terhormat dapat bekerja sama dengan Carousell Group untuk mengukur dampaknya terhadap iklim dan meningkatkan interaksi dan komunikasi pengguna,” ungkap Namrata Sandhu, salah satu pendiri dan CEO Vaayu.

Selain menghitung pengurangan emisi, Laporan Dampak Ekonomi Sirkular juga menunjukkan pentingnya setiap transaksi terhadap dampak ekonomi sirkular secara keseluruhan. Misalnya, membeli sofa bekas di platform Carousell dapat menghemat rata-rata hingga 131 kilogram emisi karbon dioksida, yang setara dengan karbon dioksida yang diserap oleh sekitar enam pohon setiap tahunnya.

Carousel Group bertujuan mempercepat perkembangan pembelian dan penjualan barang bekas di masa depan dengan mempromosikan transaksi penjualan kembali. Oleh karena itu, grup ini telah meluncurkan beberapa rencana dan fungsi jual beli barang bekas di berbagai platform dan pasarnya pada tahun ini.

“Misi kami adalah menjadikan barang bekas sebagai pilihan pertama untuk berbelanja semua orang. Selama 11 tahun terakhir, kami secara konsisten berpegang pada misi ini dan berkomitmen untuk membuat jual beli barang bekas menjadi lebih sederhana, terpercaya, dan nyaman. Kami berharap melalui laporan ini, semakin banyak masyarakat yang menyadari bahwa tidak sulit untuk dengan mudah menjadikan barang bekas sebagai gaya hidup, bangun rumah hijau, dan tidak perlu mengorbankan banyak hal,” tambah Quek Siu Rui, Co-founder dan Chief Executive Officer, Carousell Group

Untuk mengunduh laporan lengkap, silahkan kunjungi https://press.carousell.com/impactreport/

Keterangan Foto: Mr Tharman Shanmugaratnam, Presiden Republik Singapura, menghadiri acara peluncuran Laporan Dampak Ekonomi Sirkular Carousell Group di Kampus Carousell. (Dari kiri ke kanan: Bapak Gaurav Bhasin, Chief Strategy Officer, Carousell Group; Marcus Tan, Co-founder, Carousell Group; Mr Tharman Shanmugaratnam, Presiden Republik Singapura; Quek Siu Rui, Co-founder dan CEO, Carousell Group ; Lucas Ngoo, salah satu pendiri, Grup Carousell)

https://www.carousell.com
https://www.linkedin.com/company/2892254/
https://www.facebook.com/carousell.sg/
https://www.instagram.com/carousell.sg/