SINGAPURA – Media OutReach – Hampir 250 peserta yang terdiri dari utusan dari 20 negara dan wilayah berkumpul di Singapura untuk membahas bagaimana mereka dapat membantu mengatasi tantangan paling mendesak di dunia melalui acara Youth Co:Lab Regional Summit 2022.

Berfokus pada tema Youth in Climate Action and Leaving No Youth Behind, para peserta bersatu di belakang agenda bersama untuk mempercepat implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB melalui kepemimpinan, inovasi sosial, dan kewirausahaan.

Youth Co:Lab Regional Summit 2022 diadakan di Singapura, pertemuan puncak hybrid oleh Citi Foundation dan UNDP diselenggarakan melalui kerjasama kemitraan dengan National Youth Council Singapore (NYC). Lebih dari 3.000 orang di lebih dari 100 negara juga mendaftar untuk bergabung dengan summit ini secara online melalui platform virtual Youth Co:Lab.

Selama pertemuan puncak dua hari, peserta akan terlibat dengan pemangku kepentingan swasta dan publik termasuk pemerintah, investor, inkubator, dan akselerator, untuk membahas kepemimpinan dan pemberdayaan pemuda untuk pembangunan berkelanjutan, solusi pembiayaan inovatif, ekosistem kewirausahaan inklusif gender, dan masa depan pekerjaan.

Puncak acara diluncurkan dengan sambutan pembukaan oleh serangkaian pembicara utama yang termasuk Mr Christophe Bahuet, Wakil Direktur Regional UNDP untuk Asia dan Pasifik; Bapak Peter Babej, CEO Asia Pasifik, Citi; Bapak Alvin Tan, Menteri Negara Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda, serta Perdagangan dan Industri Singapura; Ibu Jayathma Wickramanayake, Utusan Sekjen PBB untuk Pemuda; Lei Motilla, Co-Founder, AI4GOV, Filipina; dan Ibu Michelle Yeoh, Duta Besar UNDP.

“Dengan Asia Pasifik menjadi rumah bagi 60% anak muda di seluruh dunia, sangat penting bagi kami untuk memanfaatkan kecerdikan dan potensi anak muda di kawasan ini untuk mengatasi masalah masyarakat yang paling mendesak, termasuk perubahan iklim. Youth Co: Lab Summit tahunan akan semakin memperluas ekosistem yang sedang dibuat untuk mendukung kewirausahaan sosial di kalangan pemuda di kawasan ini dengan menyatukan pemangku kepentingan dan peserta yang relevan. Bersama dengan mitra kami di UNDP, kami berkomitmen untuk menciptakan peluang ekonomi dan lapangan kerja bagi kaum muda di kawasan ini sambil memajukan SDG PBB,” kata Peter Babej, CEO Asia Pasifik, Citi.

Sementara Christophe Bahuet, Wakil Direktur Biro Regional UNDP untuk Asia dan Pasifik, pada kesempatan itu mengatakan, jika diberi ruang dan suara, pemuda adalah aktor yang kuat dalam mengatasi beberapa tantangan pembangunan terberat di dunia, dan UNDP berkomitmen untuk mendukung dan memobilisasi kaum muda, terutama wirausahawan sosial yang mendorong inovasi di komunitas di seluruh kawasan Asia Pasifik.

“Summit ini adalah kesempatan yang tak ternilai untuk bergabung dengan para penggerak keadilan sosial dan perusahaan muda yang gigih ini, untuk memperluas upaya kita dalam membangun masa depan yang lebih hijau, lebih inklusif, dan berkelanjutan,” jelasnya.

Menteri Negara Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda, serta Perdagangan dan Perindustrian, Alvin Tan memulai pertemuan dengan sambutan pembukaan yang berpusat pada pentingnya kemitraan dalam memberdayakan dan memperlengkapi pemuda kita untuk mengambil tindakan. Lebih dari 20 wirausahawan sosial muda juga akan memberikan solusi inovatif mereka dengan tema Aksi Iklim, Pemberdayaan Perempuan, dan Tidak Meninggalkan Seorang Pun.

Summit ini juga akan menyaksikan peran katalis yang dapat dimainkan oleh wirausahawan sosial muda dalam mengatasi krisis iklim. Temuan dari laporan penelitian Youth Co:Lab berjudul Climate Concern to Climate Action: The Role of Young Social Entrepreneurs, akan menjadi fokus diskusi itu.

Dalam survei yang dilakukan terhadap 1.085 pengusaha muda dari 25 negara di seluruh kawasan, 74% mengatakan mereka mengantisipasi tantangan terkait iklim untuk berdampak negatif pada bisnis mereka; dan 66 % mengatakan mereka secara aktif terlibat dalam menawarkan produk atau layanan untuk mengurangi dampak perubahan iklim melalui kebijakan, advokasi dan pendidikan, dan keterampilan untuk pekerjaan ramah lingkungan. Temuan dari studi ini akan secara resmi diluncurkan setelah KTT.

Diimplementasikan di 28 negara dan wilayah, Youth Co:Lab, yang diinisiasi bersama oleh UNDP dan Citi Foundation, pada tahun 2017, adalah gerakan pemuda terbesar untuk pemberdayaan, kewirausahaan sosial, kesetaraan, dan inklusi sosial di Asia Pasifik. Kaum muda di seluruh dunia menanggapi tantangan masa kini dengan pendekatan inovatif dan ide-ide segar, membangun jembatan dan menciptakan dunia yang mereka inginkan.

Youth Co:Lab bekerja erat dengan berbagai pemangku kepentingan di seluruh kawasan, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta, untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan dan lingkungan kebijakan, untuk lebih memungkinkan kaum muda memimpin solusi baru yang akan membantu mencapai SDGs . Sejak awal, inisiatif ini telah menjangkau lebih dari 200.000 peserta, memberi manfaat kepada lebih dari 11.000 wirausahawan sosial muda, dan membantu meluncurkan atau meningkatkan lebih dari 1.240 usaha sosial.