NEW YORK, AS – Media OutReach – Pameran bertajuk “Shanghai, Tanah Air Pada Suatu Masa – Pengungsi Yahudi dan Shanghai” dibuka di New York City, Amerika Serikat, pada tanggal 1 Agustus waktu setempat.

Pameran ini memilih lebih dari 30 cerita lisan dari para mantan pengungsi Yahudi di Shanghai selama Perang Dunia II dan keturunan mereka, yang memungkinkan para pengunjung merasakan persahabatan yang mendalam antara masyarakat Tiongkok dan Yahudi. Pameran ini juga menampilkan hampir 30 reproduksi peninggalan budaya dan catatan sejarah yang berharga serta lebih dari 200 foto dan video dokumenter.

Pameran ini memaerkan tiket kapal untuk melarikan diri dari Eropa, surat nikah dengan ciri khas Tiongkok, rapor siswa Shanghai Kadoorie School, potret seorang nenek di Shanghai untuk mengenang para pengungsi Yahudi, serta cuplikan film dokumenter ‘White Green Black’ oleh seniman Yahudi. Benda-benda dan cerita lisan ini saling melengkapi satu sama lain, menyajikan dengan jelas kehidupan yang sulit bagi para pengungsi Yahudi di Shanghai pada tahun 1930-an dan 1940-an dari berbagai perspektif.

Pameran ini diselenggarakan oleh Asosiasi Rakyat Shanghai untuk Persahabatan dengan Negara Asing dan Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Shanghai Fosun, dan diselenggarakan bersama oleh Museum Pengungsi Yahudi Shanghai.

Pada upacara pembukaan, Museum Pengungsi Yahudi Shanghai menerima sertifikat kehormatan khusus dari Walikota New York City Eric Adams.

Huang Ping, Konsul Jenderal Tiongkok di New York, dan Jing Ying, Wakil Presiden Asosiasi Rakyat Shanghai untuk Persahabatan dengan Negara-negara Asing, menyampaikan pidato di pameran tersebut.

Sebuah film gambar kota Shanghai versi bahasa Inggris “Shanghai Let’s Meet” juga diputar.

Pada saat yang sama, film dokumenter pertama yang berfokus pada sekelompok musisi Yahudi yang aktif di Shanghai pada paruh pertama abad lalu – ‘Melacak Warisan Yahudi di Shanghai’ – tayang perdana pada Sabtu malam di Bioskop Harmony Gold di Sunset Boulevard di Los Angeles.