SUVA / DHAKA / TOKYO – Media OutReach – 29 Juli 2019 – Asian Productivity Organization (APO), di bawah hibah tunai khusus dari Kementerian Luar Negeri Jepang (MOFA) telah menyusun Master Plan produktifitas dalam negeri untuk Bangladesh dan Fiji. Master Plan tersebut dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan, Produktivitas dan Hubungan Industri Fiji pada 13 Juni 2019 dan Kementerian Industri Bangladesh pada 22 Juli 2019. Seminar kemudian dijadwalkan pada 14 Juni di Suva, dan pada 23-25 Juli telah terlaksana di Dhaka untuk mengarahkan perwakilan lembaga-lembaga utama pada isi rencana dan bagaimana Master Plan tersebut dapat terlaksana.

Sekretaris Jenderal APO Dr. Santhi Kanoktanaporn (Kanan) menyerahkan Master Plan Produktivitas Nasional 2021–2030 kepada Menteri Perindustrian Bangladesh Nurul Majid Mahmud Humayun di Dhaka, 22 Juli 2019. (Foto: Departemen Informasi Pers di Bangladesh)

Sekretaris Jenderal APO Dr. Santhi Kanoktanaporn pada acara penyerahan di Dhaka pada 22 Juli, menyatakan, bahwa ketangkasan, produktivitas, hubungan inovasi harus membentuk tujuan utama dari inisiatif produktivitas berkelanjutan nasional.

“Produktivitas itu sendiri tidak pernah cukup di dunia dengan perubahan dan ketidakpastian yang konstan, dan bahwa Pemerintah Bangladesh dan Fiji harus menjadi kuat untuk mencapai keberlanjutan disaat yang bersamaan dapat memenuhi tujuan pembangunan nasional mereka,” tegasnya.

Fokus inisiatif Masterplan tersebut adalah menyesuaikan upaya untuk memenuhi kebutuhan individu dan saat ini di masa depan, sekaligus memperluas layanan penasehat kebijakan APO. Setelah berkonsultasi dengan unit pemerintah di berbagai tingkat dan peninjauan menyeluruh oleh pemangku kepentingan utama, Master plan itu dapat diadopsi sebagai bagian dari kebijakan produktivitas nasional atau digunakan sebagai konsep untuk pengembangan dokumen pedoman masa depan.

Perlu diketahui, Asian Productivity Organization (APO) adalah organisasi antar pemerintah yang berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas di kawasan Asia-Pasifik. Didirikan pada tahun 1961, APO berkontribusi pada pengembangan sosial ekonomi berkelanjutan di wilayah ini melalui layanan penasehat kebijakan, bertindak sebagai Wadah pemikir, dan melakukan inisiatif cerdas di sektor industri, pertanian, layanan, dan sektor publik.

APO membentuk masa depan kawasan dengan membantu ekonomi anggota dalam merumuskan strategi nasional untuk meningkatkan produktivitas dan melalui berbagai upaya pengembangan kapasitas kelembagaan, termasuk penelitian dan pusat keunggulan di negara-negara anggota. Anggota APO saat ini adalah: Bangladesh, Kamboja, Republik Tiongkok, Fiji, Hong Kong, India, Indonesia, Republik Islam Iran, Jepang, Republik Korea, Laos, Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.