SINGAPURA – Media OutReach – Sebanyak 16 siswa kelas 11 dan 1, serta 4 guru dari Stamford American International School ikut berparisipasi dalam program solidaritas sleep out. Sleep Out atau tidur ramai-ramai di luar ruangan merupakan program solidaritas untuk merasakan apa yang dialami oleh tuna wisma dan kesulitan pengungsi di seluruh dunia, dan program ini telah diperingati di seluruh dunia dalam satu rangkaian acara World Big Sleep Out.

Big Sleep Out Dunia sekarang menjadi acara global tahunan untuk membantu meningkatkan kesadaran serta penggalangan dana untuk membantu para tunawisma dan pengungsi dunia. Sleep Out diadakan di 52 kota, dengan lebih dari 50.000 orang ikut berpartisipasi. Bahkan selebritas seperti Will Smith dan Dame Helen Mirren membacakan cerita sebelum tidur untuk para peserta yang berani menghadapi cuaca musim dingin untuk tidur di sepanjang jalan di New York dan London.

Bagi para siswa Stamford, partisipasi dalam acara ini termasuk salah satu dari bagian dari Program Kreativitas, Kegiatan, dan Layanan (CAS) Mereka. Program CAS adalah salah satu dari tiga elemen penting yang harus ditempu setiap siswa sebagai bagian dari Program Diploma Baccalaureate Internasional.

Koordinator CAS Stamford, Ibu Sharon Newman, yang mengorganisir acara Stamford, dalam keterangannya yang diterima, Rabu (11/12/2019), menerangkan, semua siswa secara sukarela siang dan malam untuk membantu membawa perhatian pada apa yang merupakan epidemi di seluruh dunia.

“Saya sangat bangga dengan siswa kami yang membuat pilihan untuk terlibat dengan tidur di solidaritas dengan mereka yang tidak punya pilihan di mana mereka tidur di malam hari, Kita tahu bahwa penelitian oleh Institute of Global Homelessness menunjukkan bahwa angka-angka telah mencapai tingkat baru dengan lebih dari 100 juta orang kehilangan tempat tinggal dan mengungsi di seluruh dunia. Di New York sendiri, lebih banyak orang kehilangan tempat tinggal saat ini sejak terjadi Depresi Hebat, dan jumlah orang yang kehilangan tempat tinggal dan pengungsi di kota-kota di seluruh dunia terus mencapai rekor tertinggi setiap tahun,” tuturnya.

Setelah mendirikan ‘kemah’ di lapangan tenis sekolah, para siswa Stamford memutuskan untuk mengetahui bagaimana rasanya tidur di tempat terbuka. “Meskipun kami tidak mengalami apa yang dirasakan oleh para tuna wisma sepenuhnya, namun kami merasakan kesulitan yang mereka alami. Saya sangat berterima kasih dengan segala sesutau yang saya miliki saat ini,” ungkap salah satu siswa yang berpartisipasi, Veera

Sementara Seorang siswa Sleep Out lainnya, Phillipa, mengatakan berpartisipasi dalam acara tersebut benar-benar menantang persepsi tentang tunawisma. “Saat saya berusia 10 tahun, saya melihat seorang gadis seusia saya di luar restoran meminta uang tetapi juga menggunakan lampu restoran untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Tadi malam saya melihat sekilas apa yang dia alami setiap hari. Tetapi perbedaannya adalah, Saya aman dan saya memiliki pilihan untuk kembali ke rumah. Saya sangat berterima kasih atas pengalaman ini karena sekarang saya memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang seperti apa sebenarnya tunawisma itu,” imbuhnya

Selain berpartisipasi dalam sleepout, para siswa juga secara sukarela untuk menjalankan acara di festival Winter Wonderland tahunan Stamford, diadakan pada malam sleepout. Siswa menjual tas hadiah cokelat panas dan menjajal pengalaman realitas virtual yang disebut “Menjadi Tunawisma” yang didesain sendiri oleh mahasiswa Universitas Stanford.

Keterangan Foto: World’s Big Sleep Out di Stamford American International School Singapura