SINGAPURA – Media OutReach – PwC Indonesia baru-baru ini merilis hasil studi Impact atau dampak yang terkait sosial-ekonomi, dimana PwC mengungkapkan bahwa Traveloka, platform perjalanan terkemuka di Asia Tenggara, memberikan kontribusi penting terhadap sosial, lingkungan, dan ekonomi di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam, yang merupakan wilayah operasi utamanya.

Meskipun kontribusi ekonomi utama Traveloka berada di sektor pariwisata, kegiatannya juga meluas ke sektor-sektor lain seperti pertanian dan energi, yang mengindikasikan keterlibatan ekonomi yang lebih luas.

Studi ini menyoroti peran Traveloka dalam mendorong peningkatan Gross Value Added (GVA) Indonesia dalam kurun waktu empat tahun, yang mencapai sekitar USD10 miliar antara tahun 2019 dan 2022. Dari jumlah tersebut, sektor pariwisata menyumbang lebih dari USD4,5 miliar, menyumbang 2,7% terhadap PDB Indonesia. Kontribusi ini memainkan peran penting dalam membantu pemulihan sektor perjalanan dan pariwisata pascapandemi di kawasan ini.

Caesar Indra, President, Traveloka, mengatakan, dampak Traveloka sangat luas, dan berkontribusi kepada nilai nyata yang signifikan di dunia nyata.

“Kami berinteraksi dengan jutaan wisatawan setiap harinya, dan studi PwC Indonesia ini untuk pertama kalinya mengukur kontribusi kami yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia melalui inovasi, mendorong pertumbuhan bisnis lokal, dan penciptaan lapangan kerja. Seiring dengan perkembangan kehadiran kami di kawasan regional dan dunia, kami tetap berkomitmen untuk melayani pelanggan kami, serta memberikan dampak positif dan berkelanjutan di Indonesia untuk jangka panjang,” tuturnya dalam rilis, Jumat 923/9/2023).

Sementara Direktur PwC Indonesia, Julian Smith, menyebutkan, studi ini mengukur efek riak yang ditimbulkan oleh operasional Traveloka terhadap berbagai sektor di kawasan ini.

“Hasil penelitian ini menggambarkan hubungan simbiosis antara Traveloka dan ekonomi yang lebih luas, mendorong pertumbuhan dan inovasi di masa di mana ketahanan dan kemampuan beradaptasi menjadi semakin penting. Sangat menggembirakan melihat sebuah unicorn teknologi tidak hanya berkembang tetapi juga menjadi katalisator perubahan positif di kawasan Asia Tenggara,” katanya.

Dampak bisnis yang nyata

Studi yang dilakukan oleh PwC Indonesia ini menyoroti dampak Traveloka yang memungkinkan para mitranya di Indonesia untuk membuka akses ke audiens global baru dan berinovasi untuk mendiversifikasi aliran pendapatan. Sebanyak 86% pelaku usaha yang berpartisipasi dalam studi ini setuju bahwa Traveloka telah membantu mempercepat pertumbuhan bisnis mereka di sektor Travel & Tourism, Food & Beverages, dan Lifestyle. Para responden melaporkan rata-rata pertumbuhan penjualan sebesar 50 hingga 75% setelah bermitra dengan Traveloka.

Selain itu, 67% bisnis yang berbasis di destinasi yang belum banyak dikenal melaporkan adanya tren positif dalam hal kunjungan ke bisnis mereka setelah bermitra dengan Traveloka, dengan 77 persen setuju bahwa Traveloka telah membantu mereka mempromosikan pariwisata domestik. Selain itu, 62 persen setuju bahwa Traveloka telah membantu meningkatkan daya saing mereka terhadap bisnis di destinasi lain. Di antara bisnis milik perempuan, 85 persen setuju bahwa Traveloka telah membantu mereka mempromosikan produk dan layanan, menjangkau lebih banyak pelanggan, dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari penjualan online.

Studi ini mencerminkan pertumbuhan Traveloka di Asia Tenggara

Dampak multi-nasional Traveloka mencerminkan ekspansi geografis dari Indonesia ke kawasan ini. Dengan meningkatnya permintaan, Traveloka menjalin kemitraan yang lebih langsung dan berkelanjutan dengan para pemasok di Asia Tenggara dan membina hubungan yang lebih mendalam dengan para mitra perjalanan. Hal ini menghasilkan kualitas layanan yang lebih baik bagi konsumen Traveloka dan dampaknya terukur dalam studi PwC Indonesia.

Mengedepankan keberlanjutan

Dampak positif yang telah diberikan Traveloka di kawasan ini akan terus berlanjut seiring dengan upaya Traveloka untuk menjadi perusahaan teknologi paling berkelanjutan di Asia Tenggara, dengan peringkat ESG tertinggi dari Sustainalytics dan MSCI di kategorinya pada tahun 2024. Untuk mencapai hal tersebut, Traveloka berkomitmen untuk menjalankan bisnisnya secara bertanggung jawab dan beretika untuk mengurangi jejak lingkungan secara langsung dan tidak langsung-baik secara internal maupun eksternal.

Menurut survei pengguna tentang produk keberlanjutan, ditemukan bahwa 88 persen pengguna yang disurvei di Indonesia menghargai pilihan untuk mengimbangi jejak karbon mereka saat memesan penerbangan di aplikasi Traveloka. Selain itu, 80 persen responden mengatakan bahwa mereka akan lebih cenderung memilih akomodasi yang menerapkan praktik keberlanjutan. Oleh karena itu, Traveloka memasukkan opsi penyaringan yang diberi label “Pariwisata Berkelanjutan” di dalam aplikasi.

Pengguna sekarang dapat memilih Carbon Offset Checkout pada penerbangan dan pilihan akomodasi yang disertifikasi oleh Global Sustainable Tourism Councils (GSTC).

Untuk informasi lebih rinci, baca selengkapnya di sini.

Keterangan Foto: (Dari kiri ke kanan) Julian Smith, Direktur, PwC Indonesia; Caesar Indra, Presiden, Traveloka; Radhiyan Irwansyah, Manajer Senior, PwC Indonesia