SINGAPURA – Media OutReach – Industri teh sangat penting bagi perekonomian Sri Lanka, mulai dari ekerjaan memetik, memilah, mengolah, dan mengekspor, sehingga menciptakan pekerjaan bagi banyak masyarakat di kawasan ini dan sangat penting bagi perekonomian dan pekerjaan setempat, sehingga produk-produk teh terkenal seperti Chai (sejenis teh India), Earl grey tea (teh hitam), Jenis Teh pekoe jeruk, dapat selalu dinikmati oleh konsumen di seluruh dunia.

Untuk mempertahankan semua hal di atas, Industri teh bernilai jutaan dolar di Sri Lanka sangat bergantung pada Lelang Teh Kolombo. Diadakan secara rutin setiap minggu di Kolombo, bursa lelang teh ini selalu mematuhi aturan dan prosedur yang hampir tidak berubah, sejak pertama kali diterapkan pada tahun 1880-an dan 1890-an hingga sekarang.

Sampai pandemi COVID-19, pelelangan berbagai teh Ceylon terkenal kelas dunia berlangsung dalam suasana yang ramai, dan bertemu lansung dengan penjual. Bursa Lelang Teh Kolombo tersebut berlangsung di 3 ruang besar dengan ratusan orang dari berbagai sektor, seperti penjual, pejabat industri sehingga banyak meghasilkan pundi-pundi uang bagi pedagang.

Namun ritual dan suasana perdagangan yang akrab ini berakhir pada pertengahan Maret tahun ini, bukan karena Lelang Teh Kolombo dianggap usang atau tidak efektif, tetapi karena dampak wabah yang menyerah seluruh dunia, sehingga lantai perdagangan teh terpaksa ditutup untuk memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat.

“Ketika pandemi COVID-19 melanda Sri Lanka, lelang teh tradisional kami tidak dapat dilakukan karena kepatuhan terhadap langkah-langkah penyuluhan sosial Pemerintah dan pedoman kesehatan lainnya,” kata Jayantha Edirisinghe, pejabat teh senior Sri Lanka, Selasa (12/05/2020).

Sehingga Jadwal lelang teh ditangguhkan selama dua minggu. Dengan guncangan ekonomi yang berpotensi menghancurkan, Dewan Teh Sri Lanka dan Asosiasi Pedagang Tehnya beralih ke mitra Microsoft setempat, CICRA Solutions.

CICRA Solutions mencapai kesuksesan industri dengan mengotomatisasi operasi perantara teh yang kompleks dan dengan memodernisasi sistem kantor dukungan Dewan Teh Sri Lanka. Sekarang, sebelum situasi pandemi COVID-19 masih berkecamuk dan berkembang semakin rumit, Transformasi digital dari seluruh proses lelang teh di Sri Lanka telah menjadi masalah yang sangat mendesak dan perlu.

Hanya dalam 6 hari, tim SCICRA Solutions mampu mengubah proses lelang secara digital dengan menciptakan platform e-lelang untuk memungkinkan kelangsungan bisnis. Dengan bimbingan para ahli Microsoft, CICRA Solutions telah mengembangkan platform lelang elektronik canggih untuk penggunaan jangka panjang. Tetapi untuk saat ini, pada fase kritis pertama, CICRA Solutions dengan cepat mengembangkan solusi produk minimum yang layak (MVP) untuk terus membangun kembali bisnis platform pelelangan teh.

Membeli dan menjual teh sekarang dilakukan dengan mudah dan aman melalui Microsoft Azure, dengan pedagang yang menawar dari rumah atau kantor mereka. Lelang elektronik pertama berjalan baik dengan permintaan tinggi.

“Ini adalah proyek yang menantang bagi kita semua. Kami hanya memiliki enam hari untuk menyelesaikan produk dan mengelola siklus pengembangan penuh. Karena pembatasan perjalanan di sekitar Kolombo, jadi semua anggota tim bekerja dari rumah. Ini dapat dilakukan dengan mudah berkat Microsoft Team,” kata Buddhika Gayan, Direktur Teknis Teknik di CICRA Solutions.

Menyatukan semuanya

“Layanan Azure SQL telah digunakan untuk menyimpan basis data. Karena itu, membuat konfigurasi jauh lebih mudah, sambil bisa mempercepat implementasi. Ini adalah nilai tambah bahwa kita dapat meningkatkan server sesuai dengan persyaratan kinerja, untuk server aplikasi, kami menggunakan Layanan Aplikasi Azure UAT dan mengelola lingkungan produksi di berbagai lokasi penempatan. Karena pembatasan akses, kami menggunakan Azure CDN dan fitur penyempitan geografis. Selama pengoperasian langsung, kami memantau kinerja sistem menggunakan Wawasan Aplikasi. Sangat berguna untuk mengambil tindakan yang diperlukan terkait dengan replikasi produk, Tujuan jangka panjang kami adalah untuk lebih mengembangkan solusi ini menjadi salah satu solusi lelang teh dan komoditas terkemuka di dunia, dengan penggunaan kecerdasan buatan dan analitik yang kemudian dapat dipasarkan secara global,” jelas Gayan lagi.

Berkat Solusi CICRA, para pemangku kepentingan di semua aspek industri teh memuji Solusi CICRA, untuk mengimplementasikan solusi elektronik Tea Exchange dengan cepat dan efektif. Seperti dikatakan Anil Cooke, yang memimpin gugus tugas di Asosiasi Perdagangan Teh Ceylon, mengatakan solusi e-auction telah mengubah kehidupan hampir dua juta orang di industri teh Sri Lanka dengan melindungi mereka dari konsekuensi penutupan akibat COVID-19.

Sementara Eashan Perera, Wakil Manajer Umum di Talawakelle Tea Estates PLC, menggambarkan peralihan tersebut sebagai “anugerah nyata yang telah menyuntikkan aliran uang yang sangat dibutuhkan di sektor perkebunan pada saat pandemi telah melumpuhkan banyak industri.

Sedangkan Hasitha Abeywardena, Country Manager, Microsoft Sri Lanka, dan Maladewa, mengatakan, dalam masa-masa sulit ini, anggota dari jaringan mitra mereka telah membangun solusi inovatif untuk mendukung ekonomi dan komunitas bisnis Sri Lanka.

“Teh adalah sumber pendapatan ekspor terbesar kedua dari Sri Lanka. Platform penjualan yang dibangun dengan CICRA Solutions dalam waktu kurang dari enam hari membantu industri teh Sri Lanka mengubah dan beradaptasi dengan baik dengan status normal baru di dunia pasca pandemi COVID-19,” tuturnya.