HONG KONG SAR – Media OutReach – University of Hong Kong (HKU) hari ini (26 Juni) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Fudan University dan University of Sydney untuk berkolaborasi dalam inisiatif penelitian dan pendidikan yang berkaitan dengan keberlanjutan, yang menandai sebuah langkah penting dalam mengatasi tantangan lingkungan global.

Upacara penandatanganan nota kesepahaman ini diadakan pada saat Pertemuan Tahunan Rektor ke-27 Asosiasi Universitas Lingkar Pasifik (APRU), yang diselenggarakan oleh HKU, dengan tema “Dari Penemuan ke Implementasi – Solusi untuk Masa Depan yang Berkelanjutan”.

Inisiatif kolaborasi di bawah MoU ini bertujuan untuk mencapai tujuan bersama dalam memajukan program penelitian dan pendidikan yang berfokus pada keberlanjutan dan netralitas karbon di kawasan Asia Pasifik. Institusi-institusi yang berpartisipasi akan melaksanakan inisiatif-inisiatif yang telah disepakati yang diuraikan dalam MoU untuk mencapai tujuan visioner ini.

Ketiga universitas akan menetapkan target netralitas karbon di seluruh universitas, berkolaborasi dalam penelitian, dan menciptakan pusat penelitian bersama yang berfokus pada inisiatif keberlanjutan dan netralitas karbon. Pada saat yang sama, pengetahuan dan pengalaman mahasiswa akan diperkaya melalui seminar meja bundar reguler dan program pertukaran mahasiswa yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan dan netralitas karbon, yang akan berkontribusi pada realisasi inisiatif terkait lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Presiden dan Wakil Rektor HKU, Profesor Xiang Zhang, mencatat peran kunci dari MOU ini dalam menetapkan target netralitas karbon yang komprehensif di kampus masing-masing dan bersama-sama memimpin upaya penelitian untuk membawa keberlanjutan dan netralitas karbon ke seluruh wilayah Asia Pasifik.

“Dengan kekayaan pengalaman, wawasan, dan talenta dari jaringan mitra kami, kami akan membangun sebuah pusat penelitian besar yang menghubungkan dan menciptakan sinergi lintas kawasan. Upaya kolaboratif melalui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di bawah MOU ini pasti akan memberikan dampak yang besar bagi kesejahteraan umat manusia,” urainya.

Profesor Mark Scott, Wakil Rektor University of Sydney, mengatakan, “Kami akan memanfaatkan kekuatan multidisiplin Universitas untuk melibatkan para peneliti dari kedokteran dan kesehatan, perubahan iklim, keberlanjutan, dan bidang-bidang lainnya, serta dari inisiatif strategis kami seperti Net Zero Initiative dan Sydney Environment Institute,” katanya.

“Saya pikir ini adalah perkembangan yang sangat menarik dan kami ingin melibatkan lebih banyak universitas mitra, menggunakan hubungan dan jaringan mitra kami untuk memperluas kemitraan di luar Cina dan Australia,” tambahnya.

Lei Xu, Wakil Presiden Universitas Fudan, menegaskan, bahwa Universitas-universitas di kawasan Asia Pasifik harus memperkuat kerja sama mereka satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai masa depan yang lebih hijau dan seimbang. “Universitas Fudan berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjawab tantangan kontemporer. Pendirian Pusat Keunggulan Internasional pertama di Tiongkok untuk Dampak Ekstrem Cuaca/Iklim serta Interkoneksi dan Tata Kelola Risiko Kesehatan Masyarakat oleh Universitas Fudan pada tahun 2021 merupakan contoh yang baik untuk hal ini,” tutupnya.

Keterangan Foto: (Dari kiri) (Dari kiri) Profesor Peng Gong, Wakil Presiden (Pengembangan Akademik) HKU; Profesor Lei Xu, Wakil Presiden Fudan U; Profesor Xiang Zhang, Presiden dan Wakil Rektor HKU; Profesor Mark Scott, Wakil Rektor dan Presiden U of Sydney; dan Profesor Kathy Belov, Wakil Presiden (Keterlibatan Global dan Riset) U of Sydney