HONG KONG SAR – Media OutReach – Manusia dari segala zaman selalu ingin menyaksikan fenomena astronomi dan bermimpi menjelajahi dunia di luar Bumi. Ketika Neil Armstrong pertama kali menginjakkan kaki di permukaan bulan pada tanggal 20 Juli 1969, dia berkata: “Itu adalah satu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan besar bagi umat manusia.”

Eksplorasi ruang angkasa membawa sumber daya bagi umat manusia Sumber inspirasi yang tiada habisnya. Meskipun di masa lalu eksplorasi ruang angkasa hanya terbatas pada astronot profesional, kini warga sipil tidak lagi menjadi khayalan untuk membenamkan diri di antara bintang-bintang di alam semesta secara pribadi.

Keterangan Foto: Dengan kemajuan teknologi yang berkelanjutan, perjalanan luar angkasa menjadi kenyataan.

Virgin Galactic memimpin penyelesaian penerbangan luar angkasa berawak suborbital pada 12 Juli 2021; Blue Origin diikuti dengan terbang melintasi tepi luar angkasa pada 20 Juli 2021. Kemudian, Space X meluncurkan Resilience yang membawa 4 warga sipil ke luar angkasa pada 15 September 2021, menjadikannya pesawat luar angkasa pertama di dunia yang membawa semua penumpang sipil.

Dengan kemajuan teknologi luar angkasa yang berkelanjutan, eksplorasi luar angkasa telah dianggap sebagai misi penting oleh banyak negara seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Misalnya, Amerika Serikat berencana untuk kembali ke bulan dalam beberapa tahun ke depan dan membangun pangkalan jangka panjang.

Tiongkok juga membangun stasiun luar angkasa Tiangong pada tahun 2022 dan berencana untuk mendarat di bulan pada tahun 2030. Pesatnya perkembangan teknologi luar angkasa akan semakin mengurangi biaya perjalanan luar angkasa, sehingga pasar diperkirakan akan tumbuh pesat. Ukuran pasar global wisata luar angkasa diperkirakan akan mencapai USD1,7 miliar pada tahun 2027, dengan Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai dua pasar potensial terbesar.

Mempopulerkan wisata luar angkasa kepada masyarakat awam akan menjadi terobosan dalam pengembangan kebudayaan manusia. Wisata luar angkasa secara bertahap memasuki arus utama komersialisasi Siapa yang lebih bersedia mengeluarkan uang untuk merasakan keseluruhan bumi di luar angkasa? Hotel luar angkasa mewah Voyager Station dijadwalkan dibuka pada tahun 2027.

Ketika wisatawan mulai bermunculan di orbit bumi, kegiatan dan layanan katering apa yang harus disediakan oleh industri pariwisata luar angkasa kepada wisatawan untuk memperoleh penghasilan? Perjalanan luar angkasa akan tetap relatif mahal di masa mendatang. Bagaimana masyarakat yang tidak mampu melakukan perjalanan luar angkasa dapat berpartisipasi di dalamnya? Adakah cara bagi mereka untuk merasakan perjalanan luar angkasa dengan lebih murah? Pelajaran apa yang dapat dipetik dari pengalaman ini bagi perusahaan yang ingin mengembangkan wisata luar angkasa?

Dalam buku putih yang diterbitkan oleh Chinese University of Hong Kong Business School ini, kita akan membahas perkembangan terkini dalam industri yang sedang berkembang ini.

Menu dan aktivitas yang wajib dimiliki di hotel luar angkasa

Meskipun sebagian besar orang kecuali orang super kaya masih tidak dapat berpartisipasi dalam perjalanan luar angkasa secara nyata, hambatan ini perlahan-lahan dapat dihilangkan. Seiring dengan kemajuan teknologi luar angkasa, banyak yang percaya bahwa biaya wisata luar angkasa akan turun, meskipun secara perlahan namun pada akhirnya akan menjadi hal yang umum.

Dalam hal ini, buku putih ini memberikan beberapa wawasan. Pertama, wisatawan Tiongkok lebih bersedia melakukan perjalanan ke luar angkasa dibandingkan wisatawan Amerika karena wisatawan Amerika lebih khawatir terhadap risiko wisata luar angkasa. Ketika perusahaan terkait mempromosikan perjalanan luar angkasa di pasar Barat, mereka dapat memberikan informasi teknologi yang lebih spesifik dan menekankan keamanannya dalam iklan dan promosi media sosial untuk mengurangi kekhawatiran wisatawan terhadap risiko. Bila menyasar pasar Asia, iklan perjalanan luar angkasa bisa menekankan fantasi dan pengalaman yang tidak biasa.

Kedua, dari segi fasilitas dan pelayanan hotel luar angkasa, wisatawan asal Tiongkok dan Amerika Serikat umumnya berharap dapat menikmati kolam renang gravitasi buatan, spa/pijat, dan layanan kamar. Turis Amerika lebih suka pergi ‘outdoor’ untuk berpartisipasi dalam tur luar angkasa; turis Tiongkok lebih suka aktivitas “di dalam ruangan”, seperti menonton film. Industri pariwisata luar angkasa dapat mempertimbangkan untuk mengatur layanan yang dibuat khusus untuk pelanggan berdasarkan preferensi mereka yang berbeda.

Ketiga, makanan merupakan bagian integral dari perjalanan yang tidak dapat diabaikan. Berdasarkan hasil survei, hotel luar angkasa tersebut mampu memuaskan wisatawan asal China dan Amerika Serikat dengan menambahkan steak dan hamburger ke dalam menunya. Hot pot adalah hidangan favorit di kalangan turis Tiongkok, dan kami merekomendasikan hotel luar angkasa yang akan datang menyajikan hot pot untuk menciptakan kenangan tak terlupakan bagi turis Tiongkok.

Akankah masyarakat umum memiliki kesempatan untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa?

Keempat, teknologi Metaverse yang imersif memungkinkan pengguna memasuki perjalanan luar angkasa virtual kapan saja dan di mana saja. Namun, apakah pelancong yang pernah bepergian ke luar angkasa melalui dunia maya akan kehilangan minat untuk pergi ke luar angkasa secara langsung di masa mendatang? Saya melakukan survei pada tahun 2022, mengundang 120 peserta untuk merasakan perjalanan virtual selama 5 menit ke luar angkasa untuk melihat pemandangan spektakuler Bumi.

Setelah merasakan perjalanan luar angkasa VR yang mendalam, lebih dari 80% peserta merasa bersemangat dan mengatakan bahwa jika mereka mampu membayar biaya perjalanan, mereka akan melakukan perjalanan ke luar angkasa sendiri. Terlihat bahwa penggunaan teknologi imersif sebagai awal perjalanan luar angkasa dapat menarik wisatawan untuk menjelajahi luar angkasa secara langsung.

Selain layanan hotel luar angkasa dan katering, perusahaan pariwisata luar angkasa juga dapat memikirkan cara menggunakan robot untuk memberikan layanan kepada penumpang dalam waktu dekat. Robot umumnya digunakan untuk membantu astronot dalam mendeteksi dan menyelesaikan misi luar angkasa yang berbahaya dan berisiko tinggi. Bahkan, robot juga bisa menjadi pendamping manusia di luar angkasa.

Keterangan Foto: Berkat teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR), masyarakat umum juga dapat merasakan wisata luar angkasa dengan lebih murah.

Karena mengirim robot ke luar angkasa jauh lebih murah daripada mengirim manusia (misalnya, mereka dapat ditinggalkan di luar angkasa tanpa kembali ke Bumi), penggunaan robot humanoid untuk melayani wisatawan di hotel luar angkasa akan lebih hemat biaya. Terkait tanggapan konsumen terhadap robot layanan, hasil penelitian sebelumnya yang saya lakukan menunjukkan bahwa pelanggan di industri perhotelan, katering, dan pariwisata umumnya lebih suka berinteraksi dengan robot humanoid.

Ketika pelanggan meminta nasihat tentang makan, jalan-jalan, dan lain-lain, mereka lebih bersedia menggunakan robot layanan yang terlihat ramah (seperti meniru penampilan anak-anak). Namun, ketika meminta petunjuk tentang pengembalian pajak atau asuransi perjalanan, mereka mempercayai robot layanan yang lebih profesional dan mampu (seperti robot yang terlihat dewasa). Hasil penelitian ini memiliki nilai referensi praktis untuk penerapan robot di hotel luar angkasa. Misalnya, hotel luar angkasa dapat menggunakan robot humanoid yang terlihat seperti anak-anak untuk menyambut tamu dan meningkatkan kepuasan mereka.

Wisata luar angkasa masih dalam tahap awal, namun di masa depan, bepergian ke luar angkasa mungkin semudah terbang ke Eropa. Di CUHK Business School, kami berharap dapat terus memantau perkembangan terkini dalam pariwisata luar angkasa dan mengeksplorasi bagaimana industri perhotelan, katering, dan pariwisata dapat memanfaatkan peluang-peluang yang muncul ini dengan lebih baik.

Ketahui lebih rinci di: https://cbk.bschool.cuhk.edu.hk/research-whitepapers/space-tourism-isnt-science-fiction-anymore/