JAKARTA, INDONESIA – Media OutReach – Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan iklim telah muncul sebagai salah satu tantangan terbesar yang pernah dihadapi umat manusia. Dengan emisi gas rumah kaca yang mencapai rekor tertinggi pada tahun 2020, diperlukan tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.

Menyadari meningkatnya urgensi, PT Gunung Raja Paksi (GRP), pemain kunci dalam industri baja, menekankan komitmennya untuk memerangi perubahan iklim dengan beberapa strategi hijau yang berpikiran maju.

Menyusul penunjukan Kimin Tanoto sebagai Komisaris GRP, perusahaan mengalami periode pertumbuhan yang cepat saat ia menjalin kemitraan baru dengan investor lokal dan internasional. Selanjutnya, dia ingin menjadikan GRP sebagai pemimpin industri untuk aksi perubahan iklim dengan menerapkan serangkaian proses manufaktur dan bisnis hijau.

Perusahaan baru-baru ini mengajukan kerangka kerja manajemen Transparan, Akuntabel, dan Profesional (TAP) untuk menunjukkan komitmennya yang kuat dan teguh dalam memerangi perubahan iklim. Bersamaan dengan rencana transformasi ekstensif ini, Kimin Tanoto dan GRP telah melakukan berbagai investasi berbasis teknologi, membuat kemajuan yang signifikan dalam mengatasi masalah perubahan iklim.

GRP berbagi bahwa rencana masa depannya juga mencakup investasi di pabrik kokas dan pabrik peleburan nikel yang terintegrasi penuh dan ramah lingkungan. Dengan kokas yang dibutuhkan untuk memproduksi baja dalam tanur tinggi, GRP berupaya menggunakan teknologi pembakaran canggih untuk mengubah panas limbah menjadi tenaga listrik untuk peleburan nikel, yang selanjutnya mendorong proses menuju keluaran emisi yang lebih rendah.

Dengan menggunakan metode produksi yang sadar lingkungan ini, tujuan akhir Kimin Tanoto dan GRP adalah mencapai emisi “Net-Zero” dan menciptakan rantai pasokan yang lebih hijau.

Agenda Progresif

“Perubahan penting akan terus dilakukan dalam menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan,” Kimin Tanoto berbagi. Dengan pemikiran ini, Kimin memimpin Satgas Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) melalui ndonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) untuk mendorong upaya industri yang luas untuk bergerak menuju pembuatan baja yang lebih berkelanjutan serta mendidik pemain industri tentang pentingnya teknologi hijau dan merangkul pentingnya kredit karbon untuk mengimbangi emisi.

Dengan meneliti dan menerapkan teknologi pembuatan baja tanpa karbon – mulai dari teknologi pengumpulan dan penyimpanan karbon hingga efisiensi material – komitmen teguh ini menempatkan GRP di garis depan perubahan dalam industri logam Indonesia.

Kedepan, Kimin Tanoto berharap dapat mendidik, menginspirasi, dan memberdayakan bisnis lain di Indonesia dan sekitarnya. Ia juga berupaya membuka jalan bagi para pemain terkemuka di Indonesia ini untuk bergabung dalam perjuangan untuk masa depan yang lebih hijau bersama GRP.

Dengan komitmen yang tulus terhadap lingkungan dan seluruh dunia, Kimin Tanoto percaya bahwa inilah saatnya bagi bisnis secara global untuk membuat kemajuan nyata dalam cara mereka mengadopsi praktik berkelanjutan dan menanggapi krisis iklim global.