JAKARTA, INDONESIA – Media OutReach – Konsil Bisnis Uni Eropa-ASEAN (EU-ABC), bersama dengan EuroCham Indonesia, mendapat kehormatan untuk menjadi Konsil Bisnis pertama yang ditemui Presiden Joko Widodo sejak memulai masa jabatan keduanya sebagai Presiden Indonesia.

Pertemuan yang diadakan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (28/11/2019) tersebut, adalah bagian dari perjalanan misi bisnis tahunan EU-ABC ke Indonesia, membawa lebih dari 35 Perusahaan Eropa untuk melakukan dialog dengan Pemerintah Indonesia serta politisi terkemuka di negara itu.

Seperti diketahui. Presiden Jokowi menetapkan prioritasnya untuk masa jabatan kedua yang mendorong bisnis Eropa untuk memainkan peran yang lebih besar dalam mengembangan ekonomi inklusif negara tersebut, khususnya di bidang yang terkait dengan keberlanjutan, pengembangan sumber daya manusia, dan Revolusi Industri 4.0.

“Ini adalah diskusi yang sangat produktif dan jujur, EU-ABC ingin mengaskan bahwa kami menyadari perlunya pertumbuhan inklusif di Indonesia dan menyatakan keinginan anggota kami untuk bermain peran utama di negara ini. Indonesia menghadapi banyak tantangan. Menjamin pembangunan ekonomi yang adil, inklusif dan sesuai, dan menghindari jebakan pendapatan menengah adalah kuncinya. Sekarang, lebih dari sebelumnya, bisnis Eropa dapat menjadi yang terdepan dalam memajukan tujuan pembangunan Presiden,” kata Ketua EU-ABC, Donald Kanak, setelah pertemuan itu.

Sementara itu Corine Tap, selaku Ketua EuroCham Indonesia menerangkan, sangat menyambut kesempatan yang berharga ini untuk bertemu dengan Presiden dan sejumlah menteri utama Indonesia. Corine Tap mengatakan, EuroCham Indonesia siap menjadi mitra bagi Presiden dan timnya ketika Indonesia memulai peta jalan untuk transformasi ekonomi.

“Meningkat hubungan antara Uni Eropa dan Indonesia, termasuk kesimpulan cepat dari termasuk kesimpulan cepat dari perundingan CEPA UE-Indonesia akan mendorong perdagangan antara Uni Eropa dan Indonesia, serta mempromosikan lebih banyak investasi Eropa di negara ini,” jelasnya.

Presiden Jokowi pada kesempatan itu juga mendorong bisnis Eropa untuk melanjutkan keterlibatan mereka dengan Indonesia dalam menyelesaikan masalah yang sedang berlangsung terkait CPO (Minyak Kelapa Sawit).

Menjawab keinginan Presiden, Direktur Eksekutif EU-ABC menegaskan EU-ABC akan terus mendorong Komisi Eropa dan negara-negara di ASEAN untuk melakukan dialog yang konstruktif tentang masalah ini untuk menyelesaikan kesalahpahaman di kedua belah pihak.

“Uni Eropa tidak melarang minyak sawit dari Indonesia. Namun, ada kekhawatiran yang dapat dipahami di Asia Tenggara tentang posisi Uni Eropa yang perlu didiskusikan dan dipahami sepenuhnya. Sama halnya, Uni Eropa perlu saat ini mengakui kemajuan signifikan yang telah dibuat Indonesia akan kebijakan keberlanjutan dalam produksi minyak sawit,” terangnya.

Pertemuan dengan Presiden adalah bagian dari perjalanan misi bisnis EU-ABC ke Indonesia, di mana delegasi melakukan diskusi yang bermanfaat dengan kabinet baru Presiden Jokowi. EU-ABC merasa sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, BAPPENAS, BKPM, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Departemen Perdagangan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Perhubungan dan OJK, yang telah mendampingi Presiden dalam menerima delegasi dari EU-ABC.

Keterangan Foto: Presiden Jokowi dan sejumlah menteri membahas berbagai persoalan ekonomi dengan delegasi EU-ABC di Istana Merdeka