TAIPEI, TAIWAN – Media OutReach – Tema Tang Prize 2020 untuk dunia yang lebih baik, bertujuan mengakui pencapaian terbaik para pemenang yang telah membuktikan kepada kita bahwa hal-hal yang luar biasa dapat dicapai dalam bidang pembangunan berkelanjutan, Ilmu kedokteran, sejarah dan filsafat, hukum dan keadilan.

Karya mereka menjadi harapan di tengah situasi sulit ini, selain itu mengingatkan kita bahwa hanya dengan saling membantu dan bekerjasama kita dapat membangun hubungan baru antara manusia, alam, dan teknologi, dan akhirnya menemukan jalan menuju pemulihan tatanan dunia baru.

Dr Jane Goodall, DBE, pendiri Jane Goodall Institute, Utusan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa dan salah satu Ahli Primatologi paling berpengaruh saat ini, dianugerahi Tang Prize 2020 di bidang Pembangunan Berkelanjutan atas penemuan dan terobosannya dalam pembelajaran Primatologi, dengan demikian mendefinisikan kembali hubungan antara manusia dan hewan dan mengakui pengabdiannya seumur hidup untuk melestarikan lingkungan Bumi. Karyanya telah meletakkan fondasi yang kuat menuju masa depan yang berkelanjutan.

Kemudian tiga ilmuan terkemuka, Charles Dinarello (AS), Marc Feldmann (UK/Australia) dan Tadamitsu Kishimoto (Jepang) berhasil memenangkan Tang Prize 2020 di bidang ilmu biofarmasi berkat upaya mereka dalam pengembangan terapi biologis yang ditargetkan sitokin untuk mengobati penyakit radang. Penelitian mereka, yang berlangsung selama hampir setengah abad, tidak hanya memberikan kontribusi besar bagi sains dasar tetapi juga menunjukkan potensi untuk membantu pasien yang menderita Covid-19.

Sejarawan terkenal Wang Gungwu memenangkan Tang Prize 20202 dalam bidang Studi Cina (sinologi) atas pengetahuannya yang luas membedah sejarah tatanan dunia Tiongkok. Sebagai sarjana terkemuka hubungan sejarah antara Tiongkok dan Asia Tenggara, Wang Gungwu mengembangkan pendekatan unik untuk memahami Tiongkok dengan mempertimbangkan hubungan jangka panjang dan kompleks dengan tetangga selatannya. Pengetahuan dan kekuatan analitiknya yang persuasif tentang perubahan dan perkembangan Tiongkok memperkaya interpretasi dari perspektif internal atau Barat.

Tiga organisasi LSM, yaitu BELA (Bangladesh Environmental Lawyers Associatio), Dejusticia: Pusat Hukum, Keadilan, dan Masyarakat dari Kolombia dan Legal Agenda dari Lebanon juga dipilih sebagai pemenang keseluruhan dari Tang Prize 2020 dalam bidang hukum. Tang Prize 2020 mengakui upaya tak kenal lelah mereka untuk terus mempromosikan semangat penegakan hukum melalui pendidikan dan advokasi. Dengan mengejar dan memenangkan kasus-kasus strategis, organisasi-organisasi ini telah menunjukkan ketekunan dalam mempromosikan keadilan sosial dan perlindungan lingkungan yang kuat di negara-negara di mana dasar-dasar hukum ditantang secara serius.

Tang Prize didirikan oleh pengusaha Taiwan, Dr. Samuel Yin, digelar setiap 2 tahun sekali dalam empat kategori, yaitu Pembangunan Berkelanjutan, Ilmu Biofarmasi, Sinologi dan Hukum. Setiap pemenangTang Prize menerima NT $ 40 juta (sekitar 1,33 juta USD) dalam bentuk tunai, dan NT $ 10 juta (sekitar 0,33 juta USD) untuk subsidi penelitian dalam setiap kategori. Penghargaan ini bertujuan untuk mempromosikan interaksi dan kerja sama antara budaya dan teknologi untuk melihat perkembangan dunia yang berkelanjutan di abad 21. Untuk informasi lebih detail, kunjungi situs web resmi Tang Prize di https://www.tang-prize.org/en/first.php.