KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReachJoinland Group, konglomerat multidisiplin Malaysia dengan beragam kepentingan bisnis, yang dikepalai oleh Dato ‘Sri Thomas Hah Tiing Siu, telah mengadaptasi strategi bisnisnya akibat dampat pandemi COVID-19 . Penekanan utama ditempatkan pada pemeliharaan pertumbuhan, pekerjaan, dan kesehatan karyawannya.

Diketahui, Pandemi COVID-19 telah menimbulkan banyak masalah bagi dunia usaha, terutama terkait dengan peternakan burung walet di Sarawak. Pemberlakukan pembatasan perjalanan antar negara bagian di Malaysia telah mengurangi pengawasan perusahaan dan membatasi kesempatan pelatihan di tempat kerja, faktor yang berkontribusi signifikan terhadap produktivitas. Selain itu, penurunan pariwisata juga berdampak pada penurunan tajam harga sarang burung walet dan hal ini juga berdampak pada pendapatan perusahaan.

Ketika pandemi COVID-19 membawa dampak negatif pada Joinland Group pada tahun 2020, perusahaan melakukan upaya khusus untuk melindungi ketenagakerjaan karyawannya dengan melakukan diversifikasi ke bisnis baru untuk mempertahankan perkembangan perusahaan. Termasuk pengembangan proyek pertanian berkelanjutan yang akan diluncurkan pada 2021 dan menawarkan banyak potensi menarik untuk pertumbuhan di masa depan dan peluang kerja bagi masyarakat lokal di Sarawak.

Sebagai hasil dari penyesuaian ini, Joinland dapat mempertahankan tenaga kerjanya tanpa harus memberhentikan karyawan atau memotong gaji selama pandemi. Selain itu, perusahaan selalu berupaya keras melakukan yang terbaik untuk melindungi pekerjanya dari terpapar virus corona.

Tindakan khusus yang harus diambil termasuk menyediakan persediaan alat pelindung diri yang melimpah, menerapkan tindakan jarak sosial di Tempat Kerja, pembersihan fasilitas rutin, pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala, dan pendidikan karyawan yang berkelanjutan untuk memastikan mereka terus mendapat informasi dan diingatkan tentang cara terbaik untuk menjaga kesehatan semua orang dan meminimalkan risiko. Sehingga saat ini Joinland Group tidak memiliki karyawan yang dinyatakan positif Covid-19, baik karyawan yang bekerja di Malaysia, China, Singapura, Hongkong atau Papua Nugini.

“Kami sangat serius tentang kesehatan karyawan, dan mereka adalah faktor utama dalam semua keputusan kami. Kami bersyukur sejauh ini tidak ada karyawan yang terkena dampak langsung COVID-19 dari segi kesehatan. Kami berharap situasi ini akan berlanjut hingga 2021. Secara ekonomi, kami tidak mengharapkan hal-hal kembali normal dalam, dua atau bahkan tiga tahun. Oleh karena itu, kami merencanakan ke depan, mendiversifikasi lebih lanjut operasi perusahaan, dan mengidentifikasi aliran pendapatan baru yang berkelanjutan., sehingga kami dapat berkembang mesikupun dalam situasi pandemi,” kata Dato ‘Sri Thomas Hah Tiing Siu, pendiri Joinland, dalam keterangannya kepada media ini, Jumat (5/02/2021).

Selain proyek pertanian barunya, Joinland Group yang berkantor pusat di Miri, Sarawak, telah terlibat dalam banyak sektor bisnis yang berbeda, termasuk proyek agroforestri besar di Pulau New Hanover di Papua Nugini, pertanian burung walet di Sarawak, pengelolaan dan pengembangan proyek real estate di Malaysia, Singapura dan Cina, dan investasi yang signifikan dalam tujuh bisnis lainnya di Malaysia, Singapura, Cina dan Selandia Baru.