TAIPEI, TAIWAN – Media OutReach – Pada tanggal 21 dan 22 September lalu, forum utama Tang Prize sukses digelar yang membahas dan memberikan solusi Tantangan Paling Mendesak Umat Manusia saat ini. Acara ini digelar oleh Tang Prize Foundation bekerja sama dengan Universitas Nasional Taiwan, Universitas Nasional Tsing Hua, Universitas Nasional Cheng Kung, Universitas Nasional Chengchi, Biologi Eksperimental AS, Asosiasi Studi Asia, dan Jane Goodall Institute. Empat tema utama yang dibahas, yaitu tentang pembangunan berkelanjutan, ilmu biofarmasi, Sinologi, dan supremasi hukum.

Penerima penghargaan Tang Prize terbaru dan sebelumnya, bersama dengan para ahli terkemuka di Taiwan, saling berdiskusi dan berinteraksi dengan penonton melalui konferensi video untuk mengeksplorasi isu-isu mengenai konservasi lingkungan, perubahan iklim, penyakit autoimun, perawatan untuk COVID-19, krisis identitas yang dihadapi orang Cina di luar negeri, nilai studi Cina, pendekatan pluralis untuk Sinologi, serta hak asasi manusia dan keadilan lingkungan. Selama dua hari dan empat konferensi yang meneguhkan ini menyaksiak para peraih penghargaan menawarkan pengetahuan yang luar biasa tanpa syarat, dan para hadirin mengajukan pertanyaan yang menggugah pikiran tanpa ragu-ragu. Video forum tersedia di https://reurl.cc/yg6Rv8.

Untuk memulai keseluruhan seri, forum pertama tentang supremasi hukum, berjudul “Mengeksplorasi Peran Organisasi Non-Pemerintah dalam Masyarakat Sipil Kontemporer”, menampilkan tiga penerima penghargaan tahun 2020, masing-masing berasal dari Bangladesh, Kolombia, dan Lebanon, mantan penerima Tang PRize, serta perwakilan dari LSM dan pejuang keadilan masyarakat dan lingkungan dari Taiwan, yang berkumpul menjelaskan tanggung jawab dan tantangan LSM, membantu penonton untuk menyimak topik ini dari sudut pandang masyarakat yang tinggal di berbagai belahan dunia.

Sementara para pemenang terakhir, dalam menjalankan funsgisnya sebagai LSM, semuanya telah berjanji untuk membela rakyat biasa, mengadvokasi reformasi politik yang diperlukan, membela keadilan lingkungan dan meningkatkan independensi peradilan, mereka juga menyatakan keprihatinan tentang hambatan umum yang dihadapi banyak LSM, seperti kekurangan dana dan upaya pemerintah untuk membatasi kapasitas mereka.

Pada forum kedua, bertajuk “Konservasi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan Masyarakat Manusia: Dampak COVID-19”, penerima Tang Prize dalam Pembangunan Berkelanjutan di masa lalu dan sekarang mengingatkan kita bahwa meskipun pandemi dapat mempengaruhi kaya atau miskin, namun memiliki efek yang lebih besar pada orang miskin. Sayangnya, kita sendiri yang harus disalahkan atas krisis kesehatan saat ini karena kita tidak menghormati alam dan lingkungannya.

Kebiasaan buruk ini jika terus dipraktekkan dan mengabaikan fakta bahwa “perubahan iklim meningkatkan jangkauan patogen dan ancaman penyakit menular,” sangat mungkin bencana seperti COVID-19 akan terjadi lagi. Selain itu, kita tidak boleh mengabaikan kenyataan yang menyakitkan bahwa 1 miliar orang terkaya bertanggung jawab atas lebih dari 50 persen pencemaran iklim, tetapi 3 miliar orang termiskinlah yang menanggung beban terbesar dari gangguan iklim.

Para pemenang Tang Prize mendesak kita untuk menyadari pentingnya saling ketergantungan antar negara dan untuk melindungi Ibu Pertiwi kita sebagai tanggung jawab bersama. Jika gagal menangani masalah ini secara kolaboratif dapat berarti “lebih banyak pemanasan global yang akan segera terjadi”.

Sedangkan forum yang ketiga tentang ilmu biofarmasi bertema “Menargetkan Sistem Kekebalan Tubuh yang Hiperaktif, dari Penyakit Autoimun hingga Badai Sitokin”. Meembahas pandemi yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, penerima Tang Prize tidak hanya berbagi informasi tentang uji klinis yang sedang berlangsung tetapi juga menawarkan pendapat tentang kemungkinan terapi kombinasi untuk COVID-19.

Pada topik bagaimana mengatur sistem kekebalan, para pembicara menekankan pentingnya individualitas biologis, serta membandingkan keseimbangan antara pelepasan dan penghambatan sel-sel kekebalan kita melalui kombinasi yin dan yang untuk menggambarkan poin bahwa hasil optimal dari pengobatan kanker dapat diperoleh hanya jika keseimbangan ini tercapai.

Diminta untuk memberikan beberapa nasihat kepada siswa muda yang duduk di auditorium, semua pemenang mendorong mereka untuk berkomitmen pada penelitian dasar dan untuk tetap berpegang pada proyek yang mereka pilih. Jangan terhalang oleh kemunduran dan jangan mudah menyerah, karena mereka tidak pernah tahu apa yang alam sediakan untuk mereka.

Kemudian Profesor Wang Gungwu, berbicara pada Forum terakhir, “Jalan Mendaki Menuju Sinologi Pluralis,” Profesor Wang Gungwu adalah peraih penghargaan Tang Prize kategori inologi dan sesepuh studi luar negeri China, di mana ia secara sistematis menganalisis perkembangan Sinologi dan menguraikan tentang bagaimana hal itu selalu terkait dengan konflik antara peradaban Timur dan Barat dan dengan perubahan-perubahan Cina modern. Sebagai subjek, Sinologi tidak hanya diperkaya oleh berbagai kekuatan budaya dan politik yang dihadapinya, tetapi juga dipupuk oleh ide-ide dari berbagai disiplin ilmu yang dimasukkan ke dalamnya, terutama metodologi yang digunakan dalam ilmu sosial.

Namun, Profesor Wang mengingatkan para sarjana kontemporer tentang tugas-tugas sensitif dan sulit yang akan mereka lakukan dalam perjalanan menuju Sinologi pluralis ini. Untuk menghadapi tantangan ini, dia menegaskan, “tetap menjadi tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan” bagi mereka.

Tang Prize Foundation berusaha untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dan bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai universal menyonsong zaman baru. Untuk mencapai misi ini, yayasan mengorganisir forum-forum ini dan mengundang para pemenangnya untuk berbagi cerita inspiratif dan kebijaksanaan mereka yang dalam, dengan harapan ketika COVID-19 terus mengamuk di seluruh dunia dan menjerumuskan setiap aspek kehidupan kita ke dalam kekacauan, baik itu sosial, ekonomi maupun lingkungan, nasehat yang diberikan oleh para ahli ini dapat membantu orang mengembangkan pemikiran antar disiplin dan visi berwawasan ke depan sehingga dapat mengatasi kesulitan saat ini secara bersama.