SINGAPURA – Media OutReach – Di tengah situasi ekonomi yang terupukul akibat COVID-19, perusahaan dan individu didorong untuk beradaptasi dan berkembang di dunia yang penuh gangguan, perubahan dalam keahlian yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan bisnis melampaui bakat pekerja yang tersedia saat ini. Hal ini dibuktikan oleh tujuh dari 10 perusahaan pemberi kerja (72%) yang mengaku kesulitan mengisi posisi yang kosong di perusahaannya.

Selain itu, hampir seluruh perusahaan pemberi kerja (99%) setuju bahwa terdapat kebutuhan yang lebih besar bagi karyawan yang dapat mengambil peran hybrid, untuk memenuhi tujuan bisnis mereka saat ini. Mayoritas perusahaan pemberi kerja (71%) juga berniat untuk mempekerjakan calon pekerja dengan keahlian yang lebih luas di masa depan.

Fenomena diatas adalah beberapa temuan utama dalam survei terbaru NTUC LearningHub (NTUC LHUB) yang dilakukan untuk mendapatkan wawasan industri yang diterbitkan dalam laporan ‘The New Normal of Sector Skills’. Untuk mengevaluasi berbagai tingkat dampak yang disebabkan oleh pandemi pada enam kelompok industri utama, survei dilakukan secara online pada Oktober 2020 dengan 367 pemimpin bisnis (manajer senior atau direktur ke atas) dan 567 karyawan penuh waktu di seluruh klaster industri Layanan Modern, Manufaktur, Layanan Rumah Tangga Esensial, Gaya Hidup, Lingkungan Buatan, dan Perdagangan dan Konektivitas.

Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks di mana peran hybrid dibutuhkan, 69% karyawan mengatakan bahwa mereka harus mengadopsi keahlian baru dalam pekerjaan sehari-hari, dan 71% merasakan urgensi untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan ulang untuk menjaga diri mereka tetap kompetitif di pasar kerja. Sentimen yang sama berlaku untuk perusahaan pemberi kerja, di mana 84% menunjukkan bahwa karyawan perlu mempelajari keahlian baru karena perubahan yang disebabkan oleh COVID-19 pada bisnis mereka.

Secara umum, ketika perusahaan pemberi kerja diminta untuk memilih tiga keahlian tambahan paling berharga bagi karyawan dalam peran hibrida, tiga keahlian tersebut meliputi ‘Komunikasi Efektif’ (57%), ‘Kerja Tim / Kolaborasi’ (57%), dan ‘Analisis Data ‘(54%).

Terkait klaster industri, perusahaan pemberi kerja di ‘Lingkungan binaan’ paling cenderung (90%) untuk merekrut kandidat dengan keahlian yang lebih luas untuk peran hybrid. Ini disusul oleh mereka yang berada di klaster industri ‘Perdagangan & Konektivitas’, dan ‘Manufaktur’, di mana 89% perusahaan mengatakan hal yang sama.

“Di dunia di mana kita berada dalam situasi perubahan yang terjadi terus menerus, kita tidak dapat tetap mengikuti satu jalur dalam hal karir. Untuk menavigasi norma baru dan mencari peluang, kuncinya adalah tetap mendapat informasi tentang pekerjaan terbaru dan keahlian yang dibutuhkan, kemudian mengambil tindakan dengan meningkatkan kealihan untuk peran hibrida yang didambakan oleh perusahaan pemberi kerja dan keahlian tambahan,” kata Eugene Wong, Chairman NTUC LHUB, Senin (21/12/2020).

“Saat lingkungan bisnis berubah, pasti akan ada perubahan dalam keahlian yang dibutuhkan. Untuk membuktikan kemampuan kerja Anda di masa depan, tetap terbuka untuk berbagai jalur karier dengan terus meningkatkan keahlian atau bahkan keterampilan ulang agar tetap siap, relevan, dan tangguh dalam masa-masa sulit,” tutupnya.

Untuk mengunduh laporan The New Normal of Sector Skill, kunjungi https: // www.ntuclearninghub.com/sector-skills-report-2020.