BANGKOK, THAILAND – Media OutReach Newswire – PTT Oil and Retail Business Public Company Limited (OR) tengah mempercepat agenda transformasi digitalnya dengan mengusung strategi berbasis data, yang menempatkan personalisasi dan keterlibatan cerdas dengan pelanggan sebagai inti dari model bisnisnya. Pendekatan ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan di tengah lanskap konsumen yang semakin kompetitif dan berorientasi pada pengalaman.

Filosofi ini sejalan dengan visi korporat OR: “Empowering All toward Inclusive Growth” atau “Memberdayakan Semua Menuju Pertumbuhan Inklusif”, yang menjadi pedoman jangka panjang perusahaan dalam memberikan nilai yang adil, mudah diakses, dan berkelanjutan di seluruh ekosistem energi, gaya hidup, dan ritelnya.

Sebagai salah satu pemain utama di sektor energi dan ritel terintegrasi di Thailand, OR kini menjadi contoh bagaimana bisnis tradisional dapat memanfaatkan teknologi generasi baru untuk meningkatkan kualitas layanan, kedekatan dengan pelanggan, dan keunggulan operasional. Dengan skala besar, jangkauan luas, dan pola pikir inovatif, OR berada di garis depan transformasi digital di sektor layanan konsumen Asia Tenggara.

Transformasi ini dipimpin oleh Pakorn Suriyabhivadh, Wakil Presiden Eksekutif Senior, Divisi Bisnis dan Solusi Digital OR, yang menekankan pentingnya strategi personalisasi secara menyeluruh di seluruh perusahaan. “Kami tidak lagi bersaing hanya dari sisi produk. Masa depan adalah milik merek yang memahami pelanggannya secara mendalam dan memberikan pengalaman yang relevan secara real-time,” ujarnya.

Dengan lebih dari 3,9 juta pengguna harian di seluruh jaringan bahan bakar dan ritelnya—termasuk PTT Station, Café Amazon, dan EV Station PluZ—serta lebih dari 9 juta pengguna aktif aplikasi blueplus+, OR memanfaatkan ekosistem data yang sangat luas untuk merancang interaksi yang sangat personal dan real-time, baik di dunia fisik maupun digital.

Pusat dari upaya ini adalah penggunaan kecerdasan buatan generatif (generative AI), analitik prediktif, dan distribusi konten real-time untuk menciptakan titik sentuh yang dipersonalisasi—khususnya untuk generasi muda seperti Gen Z dan Gen Alpha, yang menghargai pengalaman yang bermakna dan sesuai identitas pribadi. Teknologi ini mendukung berbagai fitur seperti penawaran khusus, rekomendasi chatbot, hingga konten berbasis momen yang sesuai dengan konteks dan perilaku pengguna.

Untuk mengukur kesuksesan, OR menggunakan dua indikator utama: Net Promoter Score (NPS), yang mengukur loyalitas pelanggan di setiap platform dan kanal, serta dampak bisnis dari kampanye personalisasi, termasuk rata-rata nilai pembelian, frekuensi transaksi, dan keterlibatan ulang pelanggan. Hasil awal menunjukkan peningkatan nyata di kedua aspek tersebut. Salah satu contoh paling mencolok adalah relaunch aplikasi blueplus+, yang memperoleh lebih dari 3 juta penayangan video hanya dalam tiga hari, berkat storytelling yang memperkenalkan maskot merek baru untuk berbagai generasi.

Di balik kemajuan ini, terdapat kerangka kerja transformasi digital berbasis enam pilar yang bertujuan menerapkan personalisasi secara menyeluruh di seluruh model operasional OR:

  1. Lanskap Konsumen Digital: Sistem data perilaku 360 derajat untuk memahami preferensi dan kebiasaan pelanggan secara mendalam.
  2. Gerai dan Lokasi Cerdas: Pemanfaatan IoT, teknologi beacon, dan analitik video untuk mengoptimalkan interaksi pelanggan di dunia nyata.
  3. Kanal Digital: Pengembangan aplikasi OR menjadi pusat pengalaman O2O (online-to-offline) untuk promosi, loyalitas, dan pemesanan layanan.
  4. Rantai Pasok Digital: Operasi terintegrasi untuk mempercepat logistik dan menekan biaya melalui sistem yang saling terkoneksi.
  5. Optimalisasi Cloud dan Solusi Enterprise: Arsitektur cloud-first, backend berbasis AI, dan infrastruktur modern untuk meningkatkan kelincahan bisnis.
  6. Diversifikasi Pendapatan Baru: Ekspansi ke layanan gaya hidup dan keuangan, termasuk kolaborasi virtual banking dengan AIS dan Bank Krung Thai.

Namun, pimpinan OR menekankan bahwa teknologi bukanlah satu-satunya faktor utama. “Bagian tersulit dari transformasi bukan pada teknologi, melainkan bagaimana membuat seluruh organisasi bergerak bersama,” ujar Pakorn. Ia menjelaskan bahwa inisiatif ini dimulai dari tim lintas fungsi kecil yang berfokus pada aplikasi blueplus+, sebelum diperluas ke seluruh unit bisnis melalui perubahan budaya, peningkatan kapabilitas digital, serta investasi dalam infrastruktur data dan platform AI.

“Brand terkuat di masa depan tidak hanya akan efisien—mereka juga akan berempati. Bagi OR, perjalanan menuju ke sana sudah dimulai,” ,” pungkas Pakorn.

http://www.pttor.com/