SHANGHAI, TIONGKOK – Media OutReach Newswire – XTransfer, platform pembayaran perdagangan lintas batas B2B terbesar di dunia dan No.1 di Tiongkok, baru-baru ini diundang oleh Global Finance & Technology Network (GFTN) menghadiri Inclusion·Conference on the Bund 2025, acara teknologi tahunan bergengsi yang digelar di Shanghai. Bill Deng, Pendiri dan CEO XTransfer, hadir sebagai pembicara dalam sesi diskusi bertajuk “The Southeast Asia Payments Opportunity”, bersama para tamu dari GFTN, HSBC, dan Stripe, untuk membahas secara mendalam isu digitalisasi dan peluang di pasar negara berkembang.

Data dari XTransfer mengenai UKM lintas batas menunjukkan bahwa eksportir kini semakin mempercepat ekspansi ke negara berkembang. Ketergantungan eksportir Tiongkok terhadap pasar AS terus menurun: pangsa transaksi dari pembeli AS turun dari 22% pada 2018 menjadi hanya 9% pada 2025. Sebaliknya, Asia Tenggara kini menjadi kawasan sumber transaksi terbesar, dengan kontribusi 24%. Permintaan dari Amerika Latin dan Afrika juga tumbuh pesat. Untuk itu, XTransfer terus memperluas kapabilitas layanannya di pasar seperti Meksiko, Brasil, Ghana, dan Mesir. Laporan McKinsey yang dirilis di konferensi tersebut juga menunjukkan bahwa Asia telah menjadi kawasan perdagangan global paling dinamis, dengan adopsi teknologi digital yang cepat dan kuat, menjadi lahan subur untuk transformasi digital perusahaan perdagangan luar negeri.

Dari perspektif struktur industri, ekspor “tiga baru”, yaitu baterai lithium, kendaraan energi baru, dan sel surya, ditambah ekspor produk teknologi tinggi seperti suku cadang mobil dan elektronik konsumen, turut meningkatkan tuntutan pada sistem pembayaran lintas batas: perputaran modal yang lebih cepat, kepatuhan dan kontrol risiko yang lebih akurat, serta ketersediaan multi-mata uang di berbagai wilayah. Melalui infrastruktur risiko dan kepatuhan yang dikembangkan sendiri, jaringan perbankan mitra, dan layanan lokal, platform XTransfer terus meningkatkan stabilitas dan cakupan pembayaran B2B.

Untuk mengatasi tantangan jangka panjang yang dihadapi UKM, seperti biaya tinggi, lamanya penyelesaian transaksi, dan ketidakpastian kepatuhan, XTransfer mengusulkan solusi berbasis teknologi. Di satu sisi, XTransfer merumuskan standar industri baru bernama X-Net, yang berfokus pada peningkatan aliran modal dan manajemen risiko pencucian uang (AML), guna mendorong standarisasi industri. Di sisi lain, sistem kontrol risiko berbasis AI memungkinkan proses “peninjauan transaksi tanpa gangguan” dengan indikator yang meningkat dari 96% menjadi 99%, memastikan transaksi tetap aman dan patuh tanpa mengganggu operasi nasabah, meningkatkan efisiensi modal dan kontinuitas bisnis.

Dari segi pengalaman pembayaran, XTransfer terus mengembangkan roadmap produk menuju misi membuat “pembayaran B2B semudah memindai kode QR”. Fokusnya adalah menyederhanakan proses dan mempercepat waktu layanan, mulai dari pembukaan akun, penerimaan dan pengiriman pembayaran, hingga rekonsiliasi dan penghapusan transaksi, guna membantu perusahaan perdagangan luar negeri mempercepat siklus konversi kas serta menurunkan biaya dan ongkos operasional. Selain itu, XTransfer juga memanfaatkan verifikasi data multi-dimensi dan solusi berbasis rantai pasokan untuk meningkatkan efisiensi verifikasi keaslian transaksi dagang.

Bill Deng, Pendiri dan CEO XTransfer, menyatakan bahwa saat ini XTransfer telah melayani lebih dari 700.000 klien di seluruh dunia, di mana 47% di antaranya merupakan perusahaan luar negeri. Ia memproyeksikan bahwa volume transaksi perusahaan akan meningkat sepuluh kali lipat dalam lima tahun ke depan, menyebut hal ini sebagai “revolusi pembayaran mobile” di sektor B2B lintas batas.

Dalam pembahasan tentang eksplorasi stablecoin, Bill menyampaikan di konferensi bahwa sebagai alat pembayaran berbasis infrastruktur blockchain, stablecoin memiliki atribut seperti keterlacakan, verifikasi real-time, dan kemampuan pemrograman. Teknologi ini dinilai dapat mengatasi masalah waktu dan biaya yang disebabkan oleh proses clearing multi-layer melalui bank koresponden dalam penyelesaian transaksi B2B lintas batas. Dalam kerangka kepatuhan, XTransfer akan menerapkan mekanisme kontrol risiko ganda, yakni analisis perilaku on-chain dan verifikasi keaslian perdagangan off-chain, dan secara hati-hati mengembangkan produk berbasis stablecoin sebagai opsi penyelesaian transaksi lintas batas yang lebih efisien di masa depan. Bill juga memprediksi bahwa dalam waktu tiga tahun, dompet digital perusahaan impor-ekspor akan berbentuk dompet dua mata uang yang mendukung baik mata uang fiat maupun stablecoin. Namun, ia menekankan bahwa penerapan teknologi ini akan tetap patuh terhadap regulasi yang berlaku dan dilakukan secara bertahap.

Bill menambahkan bahwa XTransfer akan terus meningkatkan investasinya di pasar negara berkembang, bekerja sama dengan mitra global untuk meningkatkan infrastruktur pembayaran B2B lintas batas, serta menyediakan konektivitas modal global yang lebih aman, mudah, dan efisien bagi UKM, sehingga operasional perdagangan luar negeri menjadi lebih cepat, stabil, dan hemat biaya.

Keterangan Foto: Bill Deng, Pendiri dan CEO XTransfer (kedua dari kiri), menjadi panelis dalam Inclusion·Conference on the Bund 2025.

https://www.xtransfer.com
https://www.linkedin.com/company/xtransfer.cn
https://x.com/xtransferglobal
https://www.facebook.com/XTransferGlobal/
https://www.instagram.com/xtransfer.global