SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Laporan Safety and Shipping Review dari Allianz Commercial menyebutkan bahwa lanskap geopolitik yang terus berubah dengan cepat menciptakan risiko dan tantangan baru bagi industri pelayaran, yaitu sektor yang sudah lebih dulu menghadapi transisi energi serta dampak berkepanjangan dari pandemi Covid-19. Industri ini kini beroperasi dalam lingkungan yang semakin kompleks dan tidak stabil, ditandai dengan serangan terhadap kapal, penahanan kapal, sanksi, serta insiden yang merusak kabel bawah laut yang krusial. Selain itu, efek lanjutan dari meningkatnya proteksionisme dan tarif perdagangan mengancam untuk mengubah rantai pasok dan mengguncang hubungan dagang yang telah lama terbangun.

Mengingat bahwa 90% perdagangan internasional dilakukan melalui laut, perkembangan ini menjadi sangat mengkhawatirkan. Terlebih lagi, industri pelayaran masih menghadapi potensi klaim besar dari risiko tradisional seperti kebakaran, tabrakan, dan kandas—yang masih menjadi penyebab utama kerugian total kapal besar. Namun, ada juga kabar baik. Industri pelayaran telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal keselamatan maritim dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 1990-an, lebih dari 200 kapal hilang setiap tahunnya. Sepuluh tahun lalu angka ini telah berkurang setengahnya, dan pada akhir tahun 2024 turun ke titik terendah sepanjang sejarah, yakni hanya 27 kapal (turun dari 35 pada tahun 2023).

“Relevansi risiko politik dan konflik sebagai penyebab kerugian maritim kini semakin meningkat seiring memanasnya ketegangan geopolitik. Kerugian dari penyebab tradisional memang menurun, tetapi tren positif ini bisa terganggu oleh risiko perang dan faktor politik lainnya. Kita sudah lebih baik dalam menghadapi risiko tradisional, tetapi kini fokus beralih ke risiko geopolitik,” ujar Kapten Rahul Khanna, Kepala Global Konsultasi Risiko Maritim di Allianz Commercial, dalam rilisnya, Selasa (27/5/2025).

Konflik Dagang AS-Tiongkok dan Tantangan dari Armada Bayangan

Tiongkok menjadi target utama kebijakan proteksionisme dari pemerintah AS, dengan tarif yang sempat mencapai 145% sebelum kedua negara menyepakati penurunan tarif selama 90 hari. Perkembangan ini berdampak besar pada perdagangan maritim global, dengan sekitar 18% perdagangan terkena tarif per pertengahan April 2025—naik tajam dari hanya 4% pada awal Maret. Penurunan drastis pengiriman barang terjadi segera setelah pengumuman kebijakan “Hari Pembebasan”. Sementara masa depan kebijakan perdagangan AS masih belum pasti, fenomena lain menimbulkan tantangan yang semakin besar bagi industri pelayaran dan asuransi: armada bayangan (shadow fleet).

Sejak pecahnya perang di Ukraina, ukuran armada bayangan meningkat drastis. Saat ini, diperkirakan sekitar 17% dari armada kapal tanker dunia merupakan bagian dari armada bayangan—termasuk sekitar 600 kapal yang memperdagangkan minyak Rusia. Kapal-kapal ini telah terlibat dalam puluhan insiden di seluruh dunia, termasuk kebakaran, tabrakan, dan tumpahan minyak.

“Meskipun sanksi terbaru menyulitkan perdagangan armada bayangan, mereka tetap menjadi ancaman serius bagi keselamatan maritim dan lingkungan. Banyak kapal tersebut berusia tua, tidak terawat dengan baik, dan tidak diasuransikan secara memadai. Dalam kasus tumpahan minyak dari kapal tanker armada bayangan, biaya pembersihan bisa mencapai US$1,6 miliar,” kata Justus Heinrich, Pemimpin Global Produk Asuransi Badan Kapal, Allianz Commercial.

Rute Laut Merah: Jalur Berisiko dan Kapal Tua yang Dihidupkan Kembali

Ketidakstabilan geopolitik yang berkelanjutan di Timur Tengah telah mendorong banyak operator kapal untuk mengalihkan rute melalui Tanjung Harapan, menambah waktu dan biaya pengiriman antara Asia dan Eropa. Sebagai contoh, rute ini menambah sekitar US$1 juta dalam biaya dan setidaknya 10 hari waktu tempuh antara Tiongkok dan Eropa. Volume kargo di Selat Merah diperkirakan turun hingga dua pertiga pada September 2024, dengan biaya rerouting mencapai sekitar US$200 miliar terhadap ekonomi global pada tahun itu.

“Dengan tekanan pada kapasitas kontainer, beberapa pemilik kapal membeli tonase yang lebih tua dan kualitasnya tidak optimal. Ini mendorong naiknya harga kapal dan memperpanjang umur kapal tua yang seharusnya sudah dipensiunkan. Kekhawatirannya adalah, kapal-kapal ini mungkin tidak dalam kondisi terbaik untuk beroperasi secara aman di rute laut yang lebih panjang dan kondisi cuaca buruk,” jelas Kapten Nitin Chopra, Konsultan Risiko Maritim Senior, Allianz Commercial Asia.

Kebakaran dan Muatan yang Salah Deklarasi Masih Jadi Masalah Utama

Kebakaran di kapal besar masih menjadi kekhawatiran utama bagi asuransi badan dan kargo kapal. Selama tahun 2024, tercatat tujuh kerugian total di semua jenis kapal, sama seperti tahun sebelumnya. Namun, jumlah insiden keseluruhan naik menjadi 250—angka tertinggi dalam satu dekade. Sekitar 30% dari insiden kebakaran terjadi pada kapal kontainer, kargo, atau roll-on roll-off (ro-ro) (sebanyak 69 insiden). Lebih dari 100 kerugian total dalam satu dekade terakhir disebabkan oleh kebakaran.

Upaya mitigasi sedang dilakukan, termasuk perubahan regulasi dan kemajuan teknologi untuk mengatasi muatan yang salah deklarasi—salah satu penyebab utama kebakaran. Hal ini menjadi semakin penting mengingat elektrifikasi ekonomi global meningkatkan volume pengangkutan baterai lithium-ion dan sistem penyimpanan energi berbasis baterai.

“Tidak diragukan lagi bahwa industri pelayaran menjadi lebih tangguh terhadap risiko kapal besar, meskipun belum sepenuhnya terkendali. Namun, hanya 27 kerugian total pada 2024 menunjukkan tren positif. Sebagai perbandingan, ada lebih dari 100.000 kapal (dengan tonase kotor >100GT) dalam armada global. Namun, ketidakpastian dan berbagai risiko tetap ada. Serangan siber dan gangguan GPS meningkat. Meski ada harapan dari kesepakatan gencatan senjata, ancaman keamanan di Laut Merah dan gangguan rantai pasok kemungkinan akan terus berlanjut. Sementara itu, transisi hijau masih memerlukan banyak pekerjaan. Tahun-tahun mendatang akan menjadi penentu arah industri ini dan perdagangan global,” tutup Kapten Rahul Khanna.

https://commercial.allianz.com

https://www.linkedin.com/company/allianz-commercial