KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReach – Dalam survey terbaru yang dirilis oleh CPA Australia, salah satu badan akuntansi profesional terbesar di dunia, mengungkapkan Lebih dari 75 persen bisnis di Malaysia telah menggunakan setidaknya satu produk atau layanan FinTech selama 12 bulan terakhir.
Survei tersebut menemukan, Pembayaran seluler dan dompet digital adalah FinTech yang paling banyak digunakan di Malaysia dalam 12 bulan terakhir, dengan 63 persen bisnis yang disurvei mengatakan mereka menggunakannya. Dalam 12 bulan ke depan, diprediksi tren ini kemungkinan terus akan berlanjut.
“Meningkatnya popularitas pembayaran seluler dan dompet digital sejalan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan penggunaan e-wallet di antara B40 dan M40 melalui program transfer tunai, sebagai bagian dari transisi ke ekonomi dengan nilai tambah dan pendapatan tinggi ,” kata Bryan Chung FCPA (Australia), Ketua Komite Transformasi Digital di Divisi CPA Australia Malaysia.
Secara keseluruhan, adopsi FinTech di Malaysia didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi bisnis, dengan lebih dari lima dari 10 responden (56,3 %) mengidentifikasi ini sebagai manfaat penting dalam menggunakan FinTech. Sementara empat dari 10 perusahaan (40,4%) mengadopsi FinTech sebagai sarana untuk beradaptasi dengan tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19. Lebih dari sepertiga (34,4 persen) melihat penggunaan FinTech sebagai cara untuk mengurangi biaya.
Namun yang menjadi perhatian adalah bahwa satu dari empat bisnis yang disurvei tidak berharap untuk menggunakan FinTech dalam 12 bulan ke depan dengan mayoritas dari bisnis ini adalah bisnis dengan 50 karyawan atau kurang.
“Bisnis kecil mungkin tidak memiliki pemahaman yang baik tentang manfaat FinTech bagi organisasi mereka. Lebih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman bisnis kecil tentang solusi FinTech apa yang mungkin baik untuk bisnis mereka,” jelasnya.
Responden survei sangat memperhatikan keamanan siber dan privasi data. FinTech perlu mengatasi masalah ini jika mereka ingin melihat adopsi yang lebih besar dari produk atau layanan mereka.
“Pertimbangan yang lebih besar juga perlu diberikan untuk meningkatkan keahlian teknologi di tingkat dewan dan manajemen senior untuk memastikan pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan manfaat FinTech. Memasukkan FinTech dalam kerangka acuan komite tingkat dewan akan membantu tingkat tertinggi perusahaan untuk tetap mendapatkan informasi tentang tren baru dalam jenis teknologi ini,” ungkap Chung.
Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat peningkatan sebesar 13,9 % pada jumlah bisnis di Malaysia yang menggunakan FinTech Landing, dibandingkan dengan 8,2 persen di Singapura. Pada Desember 2019, Komisi Sekuritas melaporkan bahwa pinjaman peer to peer sebesar 633 juta RM dikumpulkan melalui 8102 promosi yang sukses.
“Start-up, seperti bisnis lain, sangat terpukul oleh COVID-19. Oleh karena itu, platform pembiayaan alternatif sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan mereka karena rekam jejak mereka yang terbatas kemungkinan akan membuat mereka tidak memenuhi syarat untuk memenuhi kriteria pinjaman bank,” kata Chung .
Meskipun Fintech Islam tampaknya masih dalam tahap awal, dengan dukungan Bank Negara Malaysia, terdapat potensi untuk berkembang baik secara lokal maupun regional. “Dengan keterampilan, dukungan dan infrastruktur yang tepat, Malaysia diposisikan untuk membawa Teknologi FinTech Islam ke penerimaan arus utama di antara pasar ASEAN dan sekitarnya,” tutupnya.
Untuk memanfaatkan peluang baru dari ekonomi digital, Chung menyarankan bisnis untuk memperdalam kumpulan bakat FinTech mereka sendiri dengan melatih kembali staf yang ada dan dengan menggunakan alat teknologi inovatif untuk mendapatkan bakat baru.
Survei dilakukan oleh CPA Australia dari 23 Juni hingga 14 Juli 2020. Sebanyak 573 tanggapan diterima dari para profesional akuntansi dan keuangan di Hong Kong, China Daratan, Malaysia, dan Singapura, dengan 151 responden dari Hong Kong.
Untuk infografik hasil, kunjungi disini. Untuk informasi selanjutnya kunjungi cpaaustralia.com.au
Recent Comments