LONDON, UNITED KINGDOM – Media OutReach Newswire – Diginex Limited (NASDAQ: DGNX), pemimpin global dalam teknologi regulasi keberlanjutan (ESG RegTech), baru-baru ini melaporkan bahwa Yang Mulia Shaikh Mohammed Bin Sultan Bin Hamdan Al Nahyan, anggota Keluarga Kerajaan Abu Dhabi, telah membeli warrant untuk memperoleh 6,75 juta saham biasa Diginex dalam transaksi privat senilai USD 300 juta. Investasi besar ini menegaskan hubungan Diginex yang semakin erat dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam keuangan berkelanjutan dan inovasi global.
Jika seluruh warrant tersebut dilaksanakan, Diginex akan menerima dana tambahan sekitar USD 69,2 juta dan Yang Mulia akan memiliki sekitar 22,7% saham Diginex yang beredar (dengan asumsi tidak ada perubahan pada jumlah saham saat ini).
Pembelian warrant dilakukan melalui perusahaan investasi milik pribadi beliau, Nomas Global Investments L.L.C – S.P.C (“Nomas Global”), dari Rhino Ventures Limited (“RVL”), milik Miles Pelham, Pendiri dan Ketua Diginex.
RVL telah menerima pembayaran awal sebesar USD 50 juta, dan pada 6 Mei 2025, warrant resmi dialihkan kepada Nomas Global oleh Diginex. Sesuai kesepakatan, Nomas Global akan menyelesaikan sisa pembayaran sebesar USD 250 juta sebelum atau pada 31 Desember 2025.
Struktur warrant terdiri dari tiga tahap:
(a) Warrant untuk membeli 2.250.000 saham biasa dengan harga USD 8,20 per saham, berlaku hingga 15 bulan setelah 23 Januari 2025;
(b) Warrant untuk membeli 2.250.000 saham biasa dengan harga USD 10,25 per saham, berlaku hingga 18 bulan setelah 23 Januari 2025;
(c) Warrant untuk membeli 2.250.000 saham biasa dengan harga USD 12,30 per saham, berlaku hingga 24 bulan setelah 23 Januari 2025.
Transaksi ini mengikuti aliansi strategis yang diumumkan pada 17 Maret 2025 antara Diginex dan Nomas Global, yang mencakup rencana pencatatan saham ganda di Abu Dhabi Securities Exchange (ADX) dan potensi penggalangan dana hingga USD 250 juta. Langkah ini memperkuat komitmen Diginex terhadap UEA, sejalan dengan visi negara dalam memimpin transformasi berkelanjutan dan diversifikasi ekonomi.
“Kami merasa terhormat menyambut Yang Mulia Shaikh Mohammed Bin Sultan Bin Hamdan Al Nahyan sebagai pemangku kepentingan utama. Investasi ini mencerminkan visi bersama kami dalam memanfaatkan teknologi untuk mengatasi tantangan keberlanjutan. Kemitraan ini akan mempercepat pertumbuhan kami di UEA dan kawasan GCC, serta menetapkan standar baru dalam keuangan berkelanjutan global,” tutur Miles Pelham, Chairman Diginex, dalam rilisnya, Rabu (75/2025).
“Akuisisi ini mencerminkan keyakinan saya akan potensi Diginex dalam menciptakan dampak nyata dalam keuangan berkelanjutan, baik di UEA maupun secara global. Dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian kami, kami membangun masa depan di mana teknologi dan keberlanjutan berjalan seiring menuju kemakmuran jangka panjang yang berkelanjutan,” ungkap Shaikh Mohammed juga menyampaikan keyakinannya terhadap misi Diginex.
Diginex berada di garis depan teknologi ESG dengan platform inovatifnya yang memanfaatkan blockchain, kecerdasan buatan (AI), dan analitik data. Teknologi ini membantu perusahaan dan pemerintah meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pelaporan ESG, mendukung lebih dari 17 kerangka kerja internasional seperti GRI, SASB, dan TCFD.
Dengan solusi RegTech pemenang penghargaan, Diginex mendorong tindakan nyata dalam perubahan iklim dan tanggung jawab korporat. Komitmennya terhadap pertumbuhan keuangan berkelanjutan tercermin dalam kemitraan strategis dengan tokoh-tokoh penting seperti Shaikh Mohammed di UEA — mendukung tujuan nasional seperti Visi 2030 dan Net Zero 2050.
Untuk informasi lebih lanjut atau penjadwalan demo, kunjungi: www.diginex.com
Pernyataan Berwawasan ke Depan:
Beberapa pernyataan dalam pengumuman ini merupakan pernyataan berwawasan ke depan. Pernyataan-pernyataan berwawasan ke depan ini melibatkan risiko dan ketidakpastian yang diketahui dan tidak diketahui serta didasarkan pada ekspektasi dan proyeksi Perusahaan saat ini tentang kejadian-kejadian di masa depan yang diyakini Perusahaan dapat mempengaruhi kondisi keuangan, hasil operasi, strategi bisnis, dan kebutuhan keuangan. Investor dapat mengidentifikasi pernyataan-pernyataan berwawasan ke depan ini dengan kata-kata atau frasa seperti “memperkirakan,” “meyakini,” “berharap,” “mengharapkan,” “mengantisipasi,” “memperkirakan,” “memproyeksikan,” “bermaksud,” “merencanakan,” “akan,” “akan,” “seharusnya,” “dapat,” “mungkin” atau ungkapan-ungkapan lain yang serupa. Perusahaan tidak berkewajiban untuk memperbarui atau merevisi secara publik setiap pernyataan berwawasan ke depan untuk mencerminkan peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian, atau perubahan dalam ekspektasi, kecuali sebagaimana diwajibkan oleh hukum. Meskipun Perusahaan yakin bahwa ekspektasi yang diungkapkan dalam pernyataan berwawasan ke depan ini adalah wajar, Perusahaan tidak dapat menjamin bahwa ekspektasi tersebut akan menjadi kenyataan, dan Perusahaan memperingatkan para investor bahwa hasil yang sebenarnya dapat berbeda secara material dari hasil yang diantisipasi dan mendorong para investor untuk mengkaji faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil di masa depan yang diungkapkan dalam pengajuan Perusahaan kepada SEC.

Recent Comments