SINGAPURA – Media OutReach Newswire – UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Singapura menghadapi kondisi pembiayaan yang semakin ketat sepanjang tahun 2024, dengan rata-rata biaya pinjaman meningkat hingga 8,47% per tahun, jadi angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, ukuran pinjaman menyusut dan akses terhadap pembiayaan dalam jumlah besar semakin sulit diperoleh, demikian menurut hasil Survei Aksesibilitas Pembiayaan UMKM 2024 oleh Linkflow Capital.

Berdasarkan data dari lebih dari 2.216 pengguna unik di platform perbandingan pinjaman UMKM milik Linkflow Capital, survei ini mengungkap gambaran nyata mengenai kondisi pembiayaan yang semakin menantang bagi UMKM.

Survei ini juga mencatat pergeseran komposisi pemberi pinjaman. Bank lokal tetap mendominasi, menyumbang 59% dari total pengajuan pinjaman melalui platform. Bank asing meningkatkan pangsa mereka secara signifikan menjadi 26%, naik dari 19% pada tahun sebelumnya. Bank digital mengalami penurunan tajam dalam kontribusi, dari 17% pada 2023 menjadi hanya 8% pada 2024.

Selain bunga yang tinggi, UMKM juga mengalami pengetatan akses kredit, terutama untuk pembiayaan dalam jumlah besar: Persetujuan pinjaman di atas S$300.000 turun drastis, hanya mencakup 3% dari total persetujuan pada 2024, dibandingkan dengan 10% pada 2023.

Perlu dicatat, persetujuan pinjaman yang melebihi S$500.000 berhenti sepenuhnya dalam data yang disurvei untuk tahun 2024.

“UMKM berada dalam posisi sulit pada tahun 2024 — mereka membutuhkan modal untuk mengatasi kenaikan biaya operasional, namun dihadapkan pada tingkat bunga tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan kesulitan memperoleh pinjaman besar yang dibutuhkan untuk ekspansi. Hal ini mencerminkan meningkatnya kehati-hatian pemberi pinjaman, yang dipicu oleh rasio pelayanan utang UMKM yang lebih tinggi dan berakhirnya skema dukungan pemerintah sebelumnya,” ungkap Benjamin Teo, juru bicara Linkflow Capital.

Prospek: Tanda-tanda Stabilisasi Awal, Tapi Risiko Masih Ada

Ke depan, terdapat sinyal awal pelonggaran suku bunga. SORA 3-bulan turun dari 3,03% pada Januari menjadi 2,55% pada April 2025. Namun, suku bunga pinjaman bisnis diperkirakan akan menyesuaikan secara lambat dan parsial, dengan kemungkinan penurunan baru terjadi pada kuartal ketiga 2025 atau setelahnya.

Dukungan Kebijakan Tetap Krusial

Salah satu bentuk dukungan penting adalah kenaikan permanen batas pinjaman Working Capital Loan untuk UMKM menjadi S$500.000, seperti diumumkan dalam Anggaran 2024. Namun begitu, tekanan arus kas diprediksi semakin meningkat.

“Dengan ketergantungan Singapura terhadap perdagangan, di mana volume perdagangan mencapai tiga kali lipat dari PDB, UMKM sangat rentan terhadap guncangan eksternal seperti perang dagang AS-Tiongkok. Maka dari itu, perencanaan pembiayaan secara proaktif dan menjaga cadangan likuiditas menjadi sangat penting untuk menghadapi ketidakpastian dalam beberapa kuartal ke depan,” pungkas Teo.

Laporan lengkap beserta grafik hasil survei dapat diakses di https://smeloan.sg/blog/2024-sme-finance-accessibility-survey/

https://sg.linkedin.com/company/linkflow-capital-pte-ltd