KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReach Newswire – Dengan kemampuan yang belum pernah ada sebelumnya dalam analisis data, pengenalan pola, dan pengambilan keputusan, kecerdasan buatan kini telah mentrasnformasi dunia trading. Namun, sekitar empat puluh persen trader ragu untuk sepenuhnya mempercayai keputusan yang digerakkan oleh AI karena takut kehilangan kendali atas hasil perdagangan yang signifikan. Kar Yong Ang, analis pasar keuangan di Octa Broker, melihat bagaimana para trader dapat menggunakan AI untuk mempertahankan kontrol dan menghindari intervensi yang berlebihan.

Keuntungan Nyata dari AI dalam Trading

Trader dapat memproses data yang sangat besar dengan cepat dan efisien berkat kecerdasan buatan. Sebagai ilustrasi, algoritme pembelajaran mesin menggunakan sentimen pasar, berita global, dan data harga historis untuk memprediksi tren pasar; penelitian menunjukkan bahwa algoritme yang didukung AI memiliki akurasi trading hingga 38% lebih tinggi daripada metode konvensional.

Selain itu, AI mengotomatiskan prosedur yang membutuhkan waktu, seperti melacak perubahan harga dan perintah stop-loss, dan mengeksekusi trading dengan mengatur parameter tertentu. Sebagai hasil dari studi kasus yang dilakukan oleh TradeWeb, penerapan sistem AI meningkatkan kecepatan trading sebesar 23% dan mengurangi jumlah kesalahan sebesar 15%.

Selain itu, kecerdasan buatan memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menemukan pola pasar yang mungkin tidak dapat diprediksi oleh analisis manusia. Misalnya, menurut laporan Cointelegraph, sistem AI JPMorgan dapat memprediksi pergerakan pasar yang mungkin terjadi dengan tingkat akurasi 75%.

Risiko Penggunaan AI yang Berlebihan dalam Trading

Ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat melemahkan kemampuan trader untuk menginterpretasikan pasar secara manual. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa trader yang hanya mengandalkan AI mengalami penurunan 22% dalam kemampuan melakukan analisis manual setelah enam bulan menggunakan AI saja. Hal ini meningkatkan risiko, karena trader harus selalu waspada dan dapat melakukan analisis objektif independen untuk menghindari asumsi yang menyesatkan.

Meskipun algoritme mengurangi jumlah kesalahan, algoritme tidak bebas dari kesalahan. Ketidakkonsistenan data, bias algoritme, dan peristiwa pasar yang tidak dapat diprediksi dapat menyebabkan keputusan trading yang buruk dan kerugian. Contohnya, analisis pasar tahun 2023 menunjukkan bahwa 12% trading yang dieksekusi hanya oleh sistem AI mengakibatkan kerugian tak terduga karena data input yang salah.

Kiat Menyeimbangkan AI dan Trading Manual

Mengotomatiskan keputusan dapat menghemat waktu, namun dapat menyebabkan trader kehilangan pandangan terhadap konteks pasar yang lebih luas. Para ahli menekankan pentingnya menggunakan AI sebagai alat pendukung, bukan sebagai pengganti pengambilan keputusan. Berikut ini empat langkah bagaimana trader dapat mengintegrasikan AI ke dalam rutinitas trading mereka sambil menyeimbangkan risiko dan mendapatkan keuntungan.

  1. Kombinasikan wawasan AI dengan analisis manual. AI harus melengkapi teknik trading tradisional. Contohnya, menggabungkan wawasan berbasis AI dengan analisis manual dapat memberikan metode yang lebih baik, meningkatkan akurasi dan kemampuan beradaptasi.
  2. Mulailah dengan akun demo. Untuk menghindari risiko anggaran yang sebenarnya, disarankan untuk menguji kemampuan AI dan keputusan perdagangan menggunakan akun demo, yang tersedia di Octa Broker. Akun demo memungkinkan trader bereksperimen dengan AI dan mengenali fungsionalitas dan hambatannya tanpa risiko.
  3. Pahami keterbatasan AI. Model AI mengandalkan statistik historis dan tidak akan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar yang mengejutkan. Trader harus secara teratur memeriksa relevansi dan keakuratan perangkat berbasis AI untuk memastikan kinerja yang solid.
  4. Gunakan AI untuk analisis pasca perdagangan. Ulasan pasca-perdagangan menggunakan AI memungkinkan trader untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang keberhasilan dan kegagalan perdagangan mereka. Alat bantu seperti Octa Vision menganalisis lebih dari sekadar trading untuk membantu Anda menemukan gaya trading dan mengusulkan peningkatan. Proses berulang ini memungkinkan trader menyempurnakan strategi mereka dan menghindari pengulangan kesalahan.

Masa Depan AI dalam Trading

Meskipun AI masih memiliki risiko tertentu, orang-orang sebenarnya lebih mempercayainya daripada manusia, menurut Ipsos Consumer Tracker. Bisnis mengadopsi alat ini dengan lebih sukarela, dengan 50% lembaga keuangan telah mengintegrasikan AI ke dalam alur kerja perdagangan mereka. Menurut McKinsey, tren pertumbuhan adopsi AI di tingkat perusahaan kemungkinan besar akan terus berlanjut dan berkembang: AI dalam bisnis diperkirakan akan tumbuh 18% per tahun hingga tahun 2030, dengan model prediktif canggih dan manajemen risiko yang menjadi standar. Hal ini dapat mendorong peningkatan tingkat adopsi di kalangan pedagang ritel juga.

Pada tahun 2025, ekosistem bisnis diperkirakan akan sangat bergantung pada AI. Perusahaan yang mengembangkan pemahaman yang kuat tentang aplikasi AI saat ini akan lebih siap untuk menavigasi perubahan ini, memastikan mereka tetap berada di garis depan tren. Hal yang sama juga berlaku bagi para trader biasa. Mereka yang ingin menjadikan AI sebagai alat untuk trading yang efisien harus mengetahui kekuatan dan kelemahannya.

Penerapan AI yang bertanggung jawab adalah kuncinya. Trader yang menyeimbangkan wawasan berbasis AI dengan analisis manual dan mempertahankan fokus pada pembelajaran berkelanjutan dapat memanfaatkan teknologi ini. Selain itu, mereka dapat mengoptimalkan hasil trading sambil melindungi diri dari potensi risiko.