BEIJING, CHINA – Media OutReach Newswire – CGTN akan merilis film dokumenter terbarunya berjudul “When We March Together” pada Januari 2026, yang menghadirkan sudut pandang segar mengenai hubungan Tiongkok–Amerika Serikat melalui lensa generasi muda dan musik. Film ini menyoroti sisi hubungan bilateral yang jarang dieksplorasi—yang digerakkan oleh energi anak muda, semangat kolaborasi, dan kreativitas bersama.
Dokumenter ini mengikuti perjalanan tiga siswa marching band sekolah menengah atas asal Amerika Serikat dalam sebuah pengalaman mendalam menjelajahi Tiongkok. Selama bepergian, berlatih, dan tampil bersama rekan-rekan mereka dari Tiongkok, para musisi muda ini membangun ikatan yang melampaui panggung pertunjukan. Pengalaman mereka menegaskan kekuatan pertukaran generasi muda dan kolaborasi budaya dalam membentuk masa depan hubungan kedua negara.
Persahabatan yang Meruntuhkan Sekat
Inti dari dokumenter ini adalah kisah Jeff Wilson, seorang direktur musik asal Amerika Serikat yang pertama kali mengunjungi Tiongkok pada tahun 1987 sebagai musisi pelajar yang tampil di Tembok Besar—sebuah peristiwa yang menjadi momen penting dalam awal pertukaran budaya antara kedua negara.
“Hal indah yang kami alami pada tahun 1987 adalah setiap kali kami bermusik bersama, tembok-tembok itu langsung runtuh,” ujar Wilson dalam dokumenter tersebut. “Pengalaman itu sepenuhnya mengubah cara pandang saya terhadap dunia. Amerika dan Tiongkok—pada dasarnya kita semua sama.”
Puluhan tahun kemudian, Wilson terus membawa para pelajar Amerika ke Tiongkok, menumbuhkan ikatan lintas generasi. Putrinya, Riley, turut bergabung dalam rombongan pelajar yang berkunjung kali ini, meneruskan warisan tersebut.
Di era ketika informasi dapat melampaui jarak dengan mudah, Wilson tetap menekankan pentingnya hubungan personal. “Kita membutuhkan lebih banyak interaksi tatap muka, saling menatap mata, dan tidak terlalu bergantung pada ponsel,” katanya. “Layar tidak selalu menunjukkan kebenaran—tetapi bertemu langsung dengan seseorang bisa.”

Reuni Musik Setelah Satu Dekade
Salah satu momen penting dalam “When We March Together” adalah reuni antara Beijing 57 High School dan Valley Christian High School dari California. Pada tahun 2013, kedua sekolah ini mencatat sejarah di Pasadena Rose Parade dengan membentuk East Meets West Fusion Band—ansambel marching band sekolah menengah Tiongkok–Amerika pertama yang tampil bersama dalam perayaan Tahun Baru yang ikonik tersebut.
Todd Ryan, direktur visual band dari pihak AS, mengenang dampaknya: “Masing-masing band sebenarnya tidak terlalu besar, tetapi ketika digabungkan, para musisinya merasa gembira mendengar volume suara yang jauh lebih besar. Saat kalian bersatu, itu menjadi sebuah pernyataan yang sangat kuat.”
Dokumenter ini menelusuri kembali sejarah kebersamaan tersebut ketika para siswa kembali bertemu setelah lebih dari satu dekade. Penampilan mereka—serta keakraban yang dengan cepat terjalin—membuat kisah ini terasa ‘lengkap kembali’, sekaligus menegaskan kekuatan kolaborasi yang bertahan lama.
Menitipkan Masa Depan di Tangan Generasi Muda
Bagi para siswa, musik berfungsi sebagai bahasa universal. “Meskipun kamu tidak berbicara dalam bahasa yang sama, kamu memainkan bahasa yang sama,” ujar pemain drum Thomas Trinh. “Kamu bisa menonjol secara individu, tetapi sebagai sebuah kelompok utuh, kamu menciptakan sesuatu yang kuat. Kamu belajar untuk saling percaya.” Daniel Hankins menambahkan, “Kolaborasi itu lebih menyenangkan daripada kompetisi.”
Semangat kebersamaan ini bergema di Tiongkok maupun Amerika Serikat. “Berbaris berarti melangkah maju. Ketika kita berbaris bersama, persahabatan antara negara kita juga bergerak maju,” kata Yang Guandao dari Beijing 57 High School. “Mencari apa yang menyatukan kita, bukan yang memisahkan kita,” tambah Aadit Saraogi dari Clarksburg High School.
“Berbaris menuju masa depan yang indah berarti menitipkan masa depan itu di tangan anak-anak kita,” ujar Susan Eckerle, Direktur Band di Thomas S. Wootton High School. “Mereka tahu bagaimana memperlakukan sesama dengan baik—dan mereka melakukannya dengan sangat baik. Terkadang orang dewasa hanya perlu mundur sejenak. Biarkan anak-anak yang melakukannya.”
Pertukaran Pemuda di Masa Penuh Tantangan
Melampaui penampilan musiknya, “When We March Together” menyoroti peran penting pertukaran generasi muda dalam membentuk hubungan Tiongkok–Amerika Serikat. Dokumenter ini menunjukkan bagaimana interaksi personal dapat membangun pemahaman yang berkelanjutan dan membantu menjembatani perbedaan.
Pada tahun 2023, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengumumkan sebuah inisiatif lima tahun untuk mengundang 50.000 pelajar Amerika Serikat ke Tiongkok. Program ini memberikan kesempatan bagi generasi muda dari kedua negara untuk saling bertemu—sering kali untuk pertama kalinya—dan membentuk pandangan mereka sendiri, terlepas dari narasi politik.
Seperti yang diamati dalam dokumenter tersebut:
“Para pelajar ini secara diam-diam sedang membentuk masa depan di mana persahabatan dan saling pengertian akhirnya dapat menjadi pusat perhatian.”
Ketika generasi muda dari kedua negara berbaris bersama, mereka tidak hanya menciptakan musik—mereka sedang menyusun masa depan.
Recent Comments