HANOI, VIETNAM – Media OutReach Newswire – Di salah satu ruang konferensi yang padat di Vietnam bulan ini, para pemimpin korporat berkumpul untuk mendiskusikan pentingnya ESG dalam dunia bisnis. Satu gagasan menarik perhatian khusus, meskipun tampak sederhana: tidak ada satu perusahaan pun yang bisa menghadapi tantangan lingkungan dan sosial sendirian. Diperlukan pembangunan sebuah ekosistem ESG (Environmental, Social, Governance) — jaringan terhubung antara pelaku usaha, investor, dan regulator.

Di antara perusahaan Vietnam yang dinilai mampu memimpin inisiatif ini adalah Vingroup, raksasa bisnis yang memiliki jejak di berbagai sektor, mulai dari transportasi, kesehatan, properti, hingga pendidikan.

Keterangan Foto: Keterangan Foto: Kawasan perkotaan Vinhomes Ocean Park 1, bagian dari ekosistem Vingroup.

Pergantian ke pola pikir berbasis ekosistem bukan hal baru di dunia. Pemerintah di berbagai negara semakin memperketat aturan pelaporan keberlanjutan. Di Eropa, regulasi baru mengharuskan perusahaan untuk melacak kinerja ESG di seluruh rantai pasok mereka. Di Timur Tengah, meskipun lama bergantung pada kekayaan minyak, kini mulai bermunculan inisiatif besar untuk mendukung keberlanjutan, termasuk proyek konstruksi kota berskala besar. Negara-negara seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi meluncurkan proyek ambisius seperti NEOM dan Masdar City, yaitu kota terencana yang berfokus pada energi bersih, mobilitas pintar, dan gaya hidup berkelanjutan.

Arah pergerakan global kini semakin jelas. Perusahaan berlomba menanamkan prinsip ESG ke dalam setiap aspek operasional untuk memimpin fase baru perdagangan global.

Bagi Vingroup, ESG bukan sekadar daftar centang baru, ESG sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari model bisnis mereka. Unit kendaraan listrik mereka, VinFast, melangkah agresif ke mobilitas hijau dengan menghentikan produksi kendaraan berbahan bakar minyak pada 2022. Tahun lalu, VinFast mengirimkan lebih dari 97.000 mobil listrik — meningkat sekitar 192 persen dibandingkan tahun 2023. Meski jumlah ini mungkin tampak kecil dibandingkan raksasa otomotif dunia, VinFast telah menjadi merek mobil terlaris di Vietnam. Kendaraan ini membantu mengurangi puluhan ribu ton emisi karbon dioksida setiap tahunnya.

Bus listrik publik yang dioperasikan oleh VinBus memberi warga alternatif bersih dibanding transportasi berbahan bakar diesel. Di sektor properti, Vinhomes telah mengintegrasikan panel surya, sistem air pintar, dan taman hijau ke dalam proyek-proyek besar mereka. Sementara itu, VinUni, universitas milik Vingroup di Hanoi, telah mendirikan Pusat Kecerdasan Lingkungan untuk mengembangkan riset keberlanjutan yang aplikatif.

Di sisi lain, usaha kecil dan menengah (UKM) di Vietnam, yang mencakup sekitar 97 persen dari seluruh perusahaan di negara itu, masih berjuang mengadopsi ESG. Banyak yang belum tahu harus mulai dari mana. Menurut Bapak Mạc Quốc Anh, Wakil Ketua dan Sekretaris Jenderal Asosiasi UKM Hanoi, 60 persen pelaku usaha belum mengetahui ke mana harus mendaftar untuk mendapatkan dukungan. Tanpa peran aktif pemain besar, kesenjangan antara perusahaan yang menerapkan ESG dan yang tertinggal akan semakin lebar. Dengan skala dan keahliannya, Vingroup berada dalam posisi strategis untuk memimpin gerakan ini dan membantu UKM agar selaras dengan standar global.

Di luar Vietnam, peluang baru bermunculan di wilayah yang sebelumnya dianggap tidak potensial. Timur Tengah kini mengalami transformasi ekonomi dan lingkungan secara besar-besaran. Didukung visi nasional seperti Vision 2030 milik Arab Saudi dan strategi Net Zero 2050 dari UEA, pemerintah di kawasan ini mengucurkan investasi besar dalam mobilitas hijau, infrastruktur cerdas, dan energi terbarukan. Kota, kawasan industri, dan kompleks wisata dibangun dengan keberlanjutan sebagai prinsip utama.

Bagi perusahaan seperti Vingroup, visi tersebut sangat sejalan. Pengalaman mereka dalam membangun bisnis yang saling terhubung dan berkelanjutan cocok dengan kebutuhan kawasan untuk mitra yang kredibel dan terintegrasi.

Bentuk kerja sama bisa bermacam-macam: kendaraan listrik di jalur gurun, kawasan hunian pintar yang ditenagai energi terbarukan, rumah sakit ramah lingkungan, hingga model pembiayaan yang memberikan insentif atas pengelolaan lingkungan. Rincian mungkin berbeda, namun intinya tetap sama: menggabungkan kekuatan untuk menciptakan nilai jangka panjang.

Dengan meningkatnya kesadaran publik dan tekanan regulasi, sektor korporat Vietnam bergerak dari upaya ESG yang terfragmentasi menuju pendekatan yang lebih terpadu. Dengan perusahaan seperti Vingroup sebagai pelopor, Vietnam sedang secara aktif membentuk masa depan pembangunan berkelanjutan — baik di dalam negeri maupun di panggung global.

https://vingroup.net/en