SINGAPURA – News Direct – XA Network, jaringan eksekutif investasi berbasis anggota terkemuka dari perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara, hari ini telah mengangkat dewan penasihat baru. Pegangkatan tersebut menandakan upayanya untuk meningkatkan pertumbuhan dan jangkauan dalam ekonomi digital Asia Tenggara yang tumbuh dengan cepat. XA Network memilik arti, X perusahaan teknologi dengan valuasi lebih dari $ 1b dan A adalah Alumni.

Mereka yang telah diangkat sebaga dewan penasihat, yaitu John Wood (ex Microsoft, Room To Read), Steve Chen (salah satu pendiri YouTube), Maya Hari (Twitter) dan David Thevenon (Balderton Capital, mantan Google) . Mereka akan bekerja secara langsung dengan anggota sesuai skala organisasi dan akan memperjuangkan tujuan baru, yaitu menjadi organisasi yang membantu perkembangan inovasi inklusif bagi kepentingan perusahaan rintisan di seluruh Asia Tenggara.

“Saya senang bergabung dengan dewan terhormat ini untuk mendukung dan mendorong komunitas investor yang ambisius. XA Network dengan cerdas mewujudkan hukum Metcalfe – misalnya, nilai jaringan meningkat secara eksponensial seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna. Saya percaya generasi pemimpin teknologi ini, dengan bekerja sama untuk mendukung ekosistem start-up di Asia Tenggara, akan berdampak besar di wilayah tersebut. Kita semua sangat berkomitmen pada kekuatan modal cerdas, bimbingan yang intens, dan mengisi inovasi inklusif. Pendekatan ini beresonansi dengan saya di banyak tingkatan dan saya berharap dapat membantu XA Network meningkatkan skala ke tingkat berikutnya,” kata John Wood, anggota dewan penasihat di XA Network mengomentari pengangkatannya.

XA Network beranggotakan 100 pemimpin teknologi perusahaan termasuk Alibaba, Gojek, Grab, Google, Amazon, Netflix, YouTube, dan lainnya. Para investor ini menawarkan berbagai keterampilan dan nasihat yang tak tertandingi kepada perusahaan portofolio mereka mulai dari nasihat teknik, manajemen produk, hingga pengalaman membangun pemasaran dan kemitraan. Secara kolektif, ini diwujudkan dalam tujuan mereka untuk mendorong inovasi inklusif lebih dari sekadar berinvestasi di startup. XA Network hadir untuk memberdayakan komunitas teknologi di Asia Tenggara dengan pendekatan inovasi inklusif.

Ekonomi digital Asia Tenggara sedang menempa lahan baru setiap tahun, dan tahun 2020 tidak berbeda, terlepas dari COVID-19. Lebih dari 70% kawasan sekarang online, terhitung 400 juta orang (dari total populasi 580 juta). Adopsi digital bisnis layanan konsumen meningkat karena lebih banyak orang menghabiskan waktu online selama lockdown. Perusahaan berbasis HealthTech dan EdTech siap untuk lepas landas di tahun-tahun mendatang. Secara keseluruhan, ekonomi digital Asia Tenggara, diprediksi tumbuh 3 kali lipat menjadi sekitar 300 Miliar USD pada tahun 2025, menurut Laporan SEA e-Conomy 2020.

Bisnis portofolio XA Network membuat dampak positif di seluruh wilayah seperti startup Indonesia, ambil contoh aplikasi Sampingan, yang menyediakan akses ke ekonomi gig dan Bukukas yang membantu usaha kecil mendigitalkan operasi mereka. Sementara itu, platform mentor yang berbasis di Singapura, Tigerhall, menghubungkan orang-orang paling sukses di dunia dengan profesional muda.

“Kami mengumpulkan $ 2 juta pada tahun 2020, itu adalah pencapaian besar bagi perusahaan tetapi banyak yang harus kami lakukan. Di daftar modal saya, Anggota XA Network adalah beberapa investor suportif paling nyata yang pernah saya miliki. Mereka juga tidak pernah takut menyingsingkan lengan baju dan terlibat secara lansung, hal jarang ditemukan di kalangan investor. Mereka merasa lebih seperti tim tingkat atas dibandingkan hanya sebagai investor keuangan bagi saya, dan mereka telah menjadi kunci kesuksesan Tigerhall,” kata Nellie Wartoft, CEO di Tigerhall.

Pengangkata dewan penasihat baru hadir pada saat yang menarik bagi XA Network saat mereka mencapai pintu keluar pertama mereka. Lomotif, layanan video-sharing Singapura, diakuisisi oleh syndicate senilai 125 juta USD. Kesepakatan itu dikatakan sebagai salah satu jalan keluar terbesar oleh sebuah startup teknologi di Singapura dalam beberapa tahun terakhir.

Pencapaian XA Network (sejak Januari 2020) diantaranya, Basis keanggotaan meningkat dari 50 menjadi 100 pada Maret 2021, Portofolio XA Network mencakup 30 startup di berbagai sektor termasuk mobilitas, healthtech, foodtech, edtech, adtech, fintech, social commerce, proptech, Portofolio Perusahaan juga telah mengumpulkan 82 juta USD sebagai modal lanjutan.

Keterangan Foto: (Dari Kiri ke Kanan): Steve Chen (YouTube), David Thevenon (Balderton Capital), Maya Hai (Twitter) dan John Wood (mantan Microsoft)