SINGAPURA – Media Outreach NewswireST Engineering baru-bari ini menjalin kemitraan strategis baru dengan Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA) dalam rangka menawarkan solusi kesehatan digital yang saling melengkapi untuk dukungan di bedside dan manajemen kapasitas. Solusi tersebut termasuk pusat komando operasi ST Engineering, aplikasi robotika dan aplikasi berkemampuan AI, serta pusat komando klinis Philips, untuk mendorong hasil empiris dan meningkatkan upaya transformasi digital penyedia layanan kesehatan di Asia Pasifik (APAC), yang dimulai dari Singapura.

Kemitraan ini, yang ditandatangani pada Konferensi InnoTech tahunan ST Engineering, menggabungkan kepemimpinan global Philips dalam teknologi kesehatan jarak jauh dengan kemampuan teknologi digital ST Engineering yang luas. Tujuan bersama ini adalah untuk membantu sistem kesehatan menjembatani kesenjangan dalam pemanfaatan data yang dapat ditindaklanjuti sambil memanfaatkan wawasan real time untuk mengoptimalkan akses perawatan dan alur pasien, area utama yang menjadi fokus sistem kesehatan di APAC untuk meningkatkan perawatan pasien yang terdampak oleh kurangnya tenaga kerja dan permintaan yang terus meningkat.

Upaya kolaborasi utama antara ST Engineering dan Philips adalah sebagai berikut:

  • Pusat komando operasi generasi terbaru AGIL® Care dari ST Engineering dan pusat komando klinis Philips mensinergikan wawasan dari data operasional dan klinis pada masing-masing sistem. Keduanya secara efektif membentuk pusat komando holistik dengan kesadaran situasional penuh atas seluruh perjalanan pasien melalui model layanan jarak jauh yang dapat dioperasikan. Dengan memanfaatkan pembelajaran mesin dan analitik canggih, sistem rumah sakit yang menggerakkan layanan jarak jauh serupa dapat mengurangi lama rawat inap hingga lebih dari 20%[1].
  • Aplikasi Philips yang menangkap streaming data klinis dari lebih dari 1.000 perangkat di samping tempat tidur, kompatibel dengan AGIL® Assistive IoT Platform yang digerakkan oleh AI dari ST Engineering yang mengkonsolidasikan aset IoT di rumah sakit ke dalam satu platform. Hal ini berpotensi menyatukan data tentang status pasien, sehingga memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk memperluas layanan pemberian perawatan di luar operasi rumah sakit.

“Kurangnya solusi integrasi terpadu merupakan hambatan yang cukup besar bagi rumah sakit yang ingin meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional, menggarisbawahi perlunya penyedia layanan kesehatan digital untuk berkolaborasi dan menawarkan solusi kesehatan digital yang efektif dan dapat dioperasikan. Bermitra dengan Philips memperkuat keahlian kolektif kami untuk menyinergikan wawasan dari data klinis dan non-klinis dalam skala besar, memberdayakan para pemimpin informatika perawatan kesehatan untuk secara efektif mengubah model pemberian perawatan dan mengoptimalkan sumber daya perawatan pasien,” kata Tan Bin Ru, Presiden Enterprise (Digital) di ST Engineering.

“Para pemimpin layanan kesehatan di Asia Pasifik ingin membangun kisah pasien yang kohesif dengan menyatukan data dari berbagai sumber dengan cara yang bermakna untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan perawatan yang tepat waktu dan berkualitas tinggi kepada pasien. Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan ST Engineering untuk menyediakan solusi digital pelengkap kami guna membantu penyedia layanan kesehatan agar tetap berada di depan dalam memenuhi kebutuhan ini, dengan menghubungkan orang, data, dan teknologi secara cerdas untuk memberikan perawatan yang lebih baik kepada lebih banyak orang di Asia Pasifik,” ujar Dan Ball, Head of Enterprise Informatics, Philips APAC.

Dalam survei Future Health Index 2024 Philips terhadap 600 pemimpin layanan kesehatan di Asia Pasifik, 93% di Asia Pasifik dan 84% di Singapura melaporkan bahwa mereka mengalami tantangan integrasi data dalam organisasi mereka. Peningkatan akurasi data, keamanan dan privasi data, serta interoperabilitas antar platform dan pengaturan perawatan kesehatan diidentifikasi sebagai cara untuk mengubah cara penanganan data agar dapat memberikan perawatan yang tepat waktu dan berkualitas tinggi.

[1] Armaignac, Donna Lee, Anshul Saxena, Muni Rubens, Carlos A. Valle, Lisa-Mae S. Williams, Emir Veledar, and Louis T. Gidel. “Impact of Telemedicine on Mortality, Length of Stay, and Cost Among Patients in Progressive Care Units.” Critical Care Medicine 46, no. 5 (2018): 728-35.

Keterangan Foto: (Dari kiri) Teo Ming Kian, Chairman, ST Engineering; Tan Bin Ru, President, Enterprise Digital, ST Engineering; Ong Ye Kung, Menteri Kesehatan Singapura; Dan Ball, Head of Enterprise Informatics, Philips Asia Pasifik; dan Fabia Tetteroo-Bueno, Global Commercial Leader Enterprise Informatics, Philips, menandatangani kerja sama untuk menyinergikan solusi kesehatan digital untuk dukungan di samping tempat tidur dan manajemen kapasitas.