Laporan Cushman & Wakefield Menyoroti Lima Dampak Utama di Pasar

HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Perusahaan layanan real estate global, Cushman & Wakefield, telah merilis laporan The 15th Five-Year Plan — Reshaping China’s Real Estate Market Landscape for the Next Five Years. Laporan ini memberikan interpretasi ahli terhadap komunike dari Sidang Pleno Keempat Komite Sentral PKT ke-20, serta mengeksplorasi bagaimana Rencana Lima Tahun (FYP) yang baru akan memengaruhi pasar properti Tiongkok dari tahun 2026 hingga 2030.

Rencana Lima Tahun ke-15 menandai titik penting dalam upaya Tiongkok mencapai “Dua Sasaran Abad” (Two Centenary Goals). FYP ini berfungsi sebagai cetak biru operasional yang menghubungkan dengan Rencana Lima Tahun ke-14 dan meletakkan fondasi untuk modernisasi hingga tahun 2035, sekaligus akan membentuk ulang lanskap masa depan pasar properti komersial Tiongkok.

Selama periode FYP ke-14, Tiongkok menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya: pandemi COVID-19, meningkatnya sentimen anti-globalisasi, dan volatilitas geopolitik. Faktor-faktor ini memperlambat momentum ekonomi global dan menciptakan tekanan kompleks pada jalur pertumbuhan Tiongkok. Akibatnya, negara ini menghadapi tekanan yang meningkat baik di dalam negeri maupun secara internasional, sehingga membutuhkan solusi kebijakan yang tepat waktu dan terkoordinasi.

Menanggapi tantangan ini, pemerintah mengadopsi kerangka strategis yang fokus pada “domestic circulation as the core, reinforced by international circulation” atau sirkulasi domestik sebagai inti, diperkuat oleh sirkulasi internasional.

FYP ke-15 berfungsi sebagai cetak biru operasional untuk melaksanakan strategi ini. Rencana ini merinci serangkaian prioritas komprehensif yang bertujuan mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif dalam lima tahun ke depan, termasuk pembangunan sistem industri modern, kemandirian teknologi, pengembangan pasar domestik, dan keterbukaan pada tingkat tinggi.

Cushman & Wakefield mengidentifikasi lima dampak utama terhadap sektor properti:

Kekuatan Produktif Baru Mendorong Permintaan Kantor dan Industri

FYP memprioritaskan pembangunan sistem industri modern untuk mengoptimalkan industri tradisional, memperluas industri baru, dan mempersiapkan masa depan. Sektor strategis seperti kendaraan energi baru dan biomedis telah mencapai pertumbuhan skala besar. Produksi kendaraan energi baru mencapai 12,8 juta unit pada akhir 2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 72% dan pangsa pasar global 76,4%. Lima bulan pertama 2025, Tiongkok menyumbang 42% transaksi industri farmasi skala besar global. Dalam teknologi manufaktur AI, Tiongkok memimpin dunia dalam pemasangan robot industri dengan 276.300 unit pada 2023 — enam kali lipat total Jepang. Dalam lima tahun ke depan, dukungan kebijakan dan modal untuk perusahaan industri dan teknologi diperkirakan akan mendorong permintaan ruang kantor dan taman industri, memungkinkan fase pemulihan dan pertumbuhan baru.

Tren pertumbuhan industri kendaraan energi baru Tiongkok

Perluasan Permintaan Domestik Mendorong Perkembangan Ritel

FYP ke-15 menyoroti model “new demand leading new supply, and new supply creating new demand”, menandai pergeseran dari ketergantungan pada investasi material dan reformasi sisi penawaran ke pemanfaatan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Selama beberapa dekade terakhir, Tiongkok berhasil dalam “investasi aset fisik” seperti infrastruktur, properti, dan peralatan manufaktur, namun investasi pada modal manusia dan kesejahteraan publik masih tertinggal.

FYP menandakan perubahan kebijakan untuk menangani isu publik seperti pendidikan, jaminan sosial dan ketenagakerjaan, layanan kesehatan, serta perumahan. Kebijakan seperti subsidi perawatan anak dan pendidikan pra-sekolah gratis bertujuan membuka potensi konsumsi. REIT infrastruktur konsumen telah menjadi sorotan pasar, dengan 11 produk tercatat mencatatkan pertumbuhan signifikan. Hingga 15 Oktober 2025, dua REIT — Cathay Shih Mei dan E Fund Huawei Farmers’ Market — mencatat kenaikan lebih dari 70%. Seiring pemerintah terus mendorong konsumsi dan ekspansi REIT yang berfokus pada konsumen, aset ritel diperkirakan menarik minat investor yang meningkat, mendorong reposisi merek dan eksplorasi demografi serta sumber permintaan baru.

Keterbukaan Berkualitas Tinggi Menarik Modal Global

Meskipun proteksionisme global meningkat, keterbukaan dua arah Tiongkok telah membuahkan hasil signifikan. Sebagai kelas aset inti untuk alokasi modal global dalam RMB, obligasi Panda telah melampaui penerbitan senilai RMB 1 triliun, memanfaatkan keuntungan biaya pembiayaan. Kepastian kebijakan dan target yang jelas dalam FYP, bersama dengan ekspektasi apresiasi RMB, diperkirakan juga akan menarik kembali modal global ke pasar modal Tiongkok. Dalam jangka menengah hingga panjang, kelas aset Tiongkok seperti properti ritel, fasilitas logistik industri, pusat data, dan gedung perkantoran diperkirakan akan semakin diminati investor internasional.

Jumlah dan skala penerbitan obligasi Panda

Peningkatan Kesejahteraan Mendukung Pertumbuhan Properti

FYP menekankan pengembangan sektor properti dalam konteks peningkatan kesejahteraan masyarakat, mencerminkan perubahan mendasar dalam peran properti pada pembangunan ekonomi nasional. Total investasi properti sebagai persentase PDB Tiongkok turun menjadi 7,4% pada 2024 dari hampir 15% pada 2014, namun tetap di bawah rata-rata Amerika Serikat sekitar 12%. Kebijakan pertumbuhan pasar di masa depan akan fokus pada pembangunan perumahan terjangkau, pengembangan pasar sewa, dan pembaruan perkotaan.

Tren investasi pengembangan properti sebagai persentase PDB

Mempercepat Transformasi Hijau

FYP memprioritaskan keberlanjutan dalam industri properti, dengan sekitar 100 taman industri nol-karbon tingkat nasional yang akan dibangun pada akhir periode FYP. Laporan Program Lingkungan PBB 2024-2025 menunjukkan bahwa industri konstruksi global menyumbang 34% emisi karbon, menunjukkan peluang signifikan untuk pengurangan emisi di sektor properti. Pertimbangan ESG semakin membentuk industri ini, dengan prinsip ESG menjadi indikator utama untuk menilai nilai proyek properti komersial.

“Rencana Lima Tahun ke-15, sebagai cetak biru untuk ‘periode percepatan’ modernisasi, mendorong ekonomi Tiongkok beralih dari ketergantungan pada investasi dan ekspor ke model baru yang didukung oleh permintaan domestik serta koordinasi penawaran dan permintaan,” ungkap Sabrina Wei, Analis Kebijakan Utama dan Kepala Riset, China Utara, Cushman & Wakefield, dalam rilisnya, Senin (24/11/2025).

“Dampak positif dari tema-tema utama FYP akan membawa industri properti komersial memasuki periode peningkatan di empat subsektor: properti industri, properti ritel, alokasi aset lintas batas, dan properti hijau. Dalam lima tahun ke depan, efek gabungan dari dividen kebijakan, aliran modal, dan peningkatan konsumsi akan membuka ruang pengembangan lebih besar bagi properti komersial Tiongkok, membantu industri mencapai transformasi berkualitas tinggi,” pungkasnya.

Silakan klik di sini untuk mengakses laporan lengkap.