MOSKWA, RUSIA – Media OutReach Newswire – Presiden Asosiasi Produsen Pupuk Rusia Andrey Guryev mengomentari Konfrensi BRICS yang sedang berlangsung di Kazan, Rusia. di Kazan, Rusia, bahwa perusahaan Rusia siap untuk meningkatkan pasokan pupuk ke India, tetapi EAEU dan India dapat membuat perjanjian perdagangan bebas untuk menghilangkan hambatan yang ada.

Perdana Menteri India, Narendra Modi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS ke-16 di Kazan, Rusia, yang diselenggarakan pada tanggal 22-24 Oktober. Sang Perdana Menteri akan terlibat dalam pertemuan-pertemuan bilateral dengan para pemimpin BRICS. Pertemuan ini berpusat pada kerja sama ekonomi, inklusi digital dan inklusi keuangan. Narendra Modi mengadakan pembicaraan bilateral dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada hari Selasa.

Mengomentari pertemuan tersebut, Presiden Asosiasi Produsen Pupuk Rusia, Andrey Guryev mencatat bahwa sejak diberlakukannya sanksi-sanksi Barat, India, sebagai sebuah negara yang bersahabat, telah meningkatkan impor pupuk Rusia lebih banyak daripada negara lainnya.

“Pada tahun 2022, ekspor pupuk kami ke India naik hampir tiga kali lipat menjadi 4,3 juta ton, sebagian besar didorong oleh peningkatan pengiriman pupuk berbasis fosfat. Pada tahun 2023, pengiriman meningkat lagi sebesar 50 persen, dan Rusia sekarang menyumbang 25 persen dari semua pupuk yang diimpor oleh India. Pupuk ramah lingkungan Rusia sangat penting untuk menyediakan makanan yang aman dan berkualitas tinggi bagi negara berpenduduk terpadat di dunia ini,” kata kepala RFPA.

Andrey Guryev menekankan bahwa perusahaan-perusahaan Rusia siap untuk lebih meningkatkan pasokan pupuk mineral ke India, tetapi kapasitas saat ini terkendala oleh hambatan perdagangan yang meningkatkan biaya bagi konsumen India.

“India saat ini memberlakukan bea masuk sebesar 5% untuk pupuk mineral impor. Penghapusan tarif ini akan menguntungkan petani India baik dalam hal pengurangan biaya maupun dalam hal peningkatan akses terhadap pupuk berkinerja tinggi dan ramah lingkungan. Kami menganggapnya bijaksana untuk mengintensifkan upaya-upaya untuk menyimpulkan sebuah perjanjian perdagangan bebas antara Uni Ekonomi Eurasia dan India untuk menghilangkan penghalang ini,” pungka kepala RFPA.