BEIJING, TIONGKOK – Media OutReach Newswire – Di Taman Shougang, bekas lokasi pabrik besi di bagian barat Beijing, teknologi baru mulai dari kecerdasan buatan hingga komputasi awan dan inovasi hijau dipamerkan di tengah tungku peleburan yang berkarat dan peninggalan baja.

China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2025, yang menampilkan inovasi digital dan teknologi cerdas, tengah berlangsung di taman ini, mengumpulkan hampir 2.000 perusahaan, termasuk perusahaan Global Fortune 500 dan perusahaan industri terkemuka yang mencari peluang kerja sama baru di China.

Keterangan foto: Foto yang diambil pada 11 September 2025 ini menunjukkan seorang penggemar fotografi sedang memotret pemandangan malam Taman Shougang di Beijing, ibu kota China. Dengan latar belakang tungku peleburan yang telah dialihfungsikan dan peninggalan industri di Taman Shougang bagian barat Beijing, China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2025 dibuka pada hari Rabu, menampilkan semangat pasar terbuka dan inovasi digital. (Xinhua/Chen Yehua)

Peserta pameran global dan para pemimpin bisnis optimis terhadap pertumbuhan dan masa depan perdagangan jasa internasional China, memuji kebijakan konsisten negara itu dalam membuka sektor jasa sebagai pendorong perdagangan global dan pertumbuhan bersama.

PERTUMBUHAN KUAT

Bagi Philips, pemimpin teknologi medis asal Belanda yang sudah beroperasi selama empat dekade di China, pameran ini mencerminkan momentum kuat di sektor kesehatan negara tersebut. Kembali mengikuti CIFTIS untuk kelima kalinya berturut-turut, Philips meluncurkan sistem resonansi magnetik terbaru, sebuah terobosan yang memperpendek waktu pemindaian dan meningkatkan efisiensi.

“Kepedulian terhadap kesehatan yang meningkat dan lonjakan teknologi medis telah mendorong pertumbuhan sektor ini di China,” kata Yang Donglan, wakil presiden Philips Greater China. “Setiap tahun di CIFTIS, kami merasakan lingkungan bisnis China semakin terbuka dan inklusif, memberi kami kepercayaan untuk semakin mengokohkan kehadiran di sini.”

Perusahaan pariwisata TUI China juga berbagi optimisme serupa. Perusahaan yang bermarkas di Jerman ini melihat perjalanan wisatawan masuk ke China kembali mendapat momentum baru.

Teknologi menjadi dorongan bagi pariwisata, kata CEO TUI China Guido Brettschneider, mencatat bahwa teknologi modern, mulai dari alat penerjemah yang memungkinkan pemandu wisata berbicara dalam banyak bahasa hingga opsi pembayaran digital seperti Alipay dan WeChat Pay bagi wisatawan asing, telah mengurangi hambatan dan meningkatkan kepuasan pelancong.

Data mendukung hal ini. Dari Januari hingga Juli 2025, total perdagangan jasa China mencapai 4,58 triliun yuan (642,7 miliar dolar AS), naik 8,2 persen secara tahunan. Pariwisata, sebagai pilar pertumbuhan ini, mencapai 1,26 triliun yuan (177 miliar dolar), melonjak 10,4 persen, menurut laporan Kementerian Perdagangan China awal September.

Pertumbuhan ini menarik lebih banyak mitra global. Australia, tamu kehormatan CIFTIS tahun ini, mengirim delegasi terbesar sepanjang sejarahnya yang berjumlah hampir 60 organisasi dan perusahaan.

Pada hari pembukaan, Australia menandatangani 15 kesepakatan dengan mitra China di sektor pendidikan, kesehatan, keuangan, dan budaya.

“China tetap menjadi pasar dengan potensi luar biasa di sektor jasa,” kata Dominic Trindade, menteri perdagangan Kedutaan Besar Australia di Beijing. “Australia berkomitmen pada pasar China dan penyedia jasa kami siap membangun kemitraan baru di sini.”

KEKUATAN TEKNOLOGI

Di booth Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), sebuah robot humanoid menyambut pengunjung, memberikan gambaran masa depan perbankan.

Sudah digunakan di beberapa cabang, asisten AI ini dapat menjawab pertanyaan dan menjelaskan layanan bank — simbol tema CIFTIS tahun ini: “Mengadopsi Teknologi Cerdas, Memberdayakan Perdagangan Jasa.”

Inovasi digital menjadi tulang punggung ekonomi jasa China. Dalam tujuh bulan pertama 2025, layanan intensif pengetahuan — termasuk AI, keuangan digital, dan konsultasi profesional — naik 6,8 persen menjadi 1,78 triliun yuan (250 miliar dolar), menurut laporan kementerian perdagangan.

Bagi Zaha Hadid Architects, firma arsitektur dan desain asal Inggris, ledakan teknologi mengubah industri jasa konstruksi.

Alat digital diterapkan di seluruh proses konstruksi, mulai dari desain hingga fabrikasi, memungkinkan pabrik menjalankan desain dengan presisi, yang meningkatkan akurasi dan kontrol kualitas, kata Satoshi Ohashi, direktur Zaha Hadid Architects.

China telah membangun basis manufaktur yang luar biasa, dan kini berkembang menjadi kekuatan inovasi, kata Ohashi. “Saya pikir itulah kekuatan dan potensi ekonomi China.”

Pandangan ini didukung oleh Henning Kristoffersen, penasihat perdagangan Kedutaan Norwegia di Beijing, yang mencatat kemajuan teknologi China membantu perusahaan internasional meningkatkan efisiensi dan daya saing.

Dengan beralih dari industri tradisional ke sektor bernilai tambah tinggi, China meningkatkan kapasitasnya untuk menyediakan layanan berkualitas tinggi dan inovatif kepada mitra internasional, kata Dale Pinto, presiden dan ketua dewan CPA Australia. “Transisi ini membuka jalan baru untuk kerja sama global yang saling menguntungkan.”

KEBIJAKAN TERBUKA

Perluasan cepat perdagangan jasa China terjadi di tengah komitmen konsisten negara itu terhadap keterbukaan dan kerja sama saling menguntungkan.

Di tengah meningkatnya unilateralime dan proteksionisme, China secara bertahap mendorong keterbukaan kelembagaan dalam perdagangan jasa, yang memberikan momentum kuat bagi pengembangan domestik dan menciptakan ruang lebih besar untuk pertumbuhan ekonomi global, kata Wakil Perdana Menteri China, Ding Xuexiang, dalam pidato kunci di acara tersebut.

Dia juga menegaskan kembali komitmen China untuk bekerja sama dengan semua negara dan pihak dalam memperkuat keterbukaan dan kerja sama perdagangan jasa.

Komitmen ini nyata bagi perusahaan asing seperti Philips.

Lingkungan bisnis yang lebih terbuka dan inklusif di China memberikan peluang pragmatis lebih besar bagi pengembangan perusahaan, mendorong Philips untuk memperkuat operasinya di sini, kata Yang Donglan, wakil presiden Philips Greater China.

Para akademisi global memuji keterbukaan China sebagai pendorong kuat bagi ekonomi dunia yang terbuka dan pertumbuhan inklusif.

Upaya China untuk mendorong keterbukaan berstandar tinggi membawa peluang pembangunan dan kemakmuran bersama bagi negara-negara Global Selatan, sekaligus memperbaiki sistem tata kelola global, kata Mutinda Mutisya, dosen senior Departemen Diplomasi dan Studi Internasional Universitas Nairobi.

Langkah yang diambil pembuat kebijakan China menciptakan platform partisipasi yang setara bagi mitra, termasuk negara berkembang, kata Tolonbek Abdyrov, profesor ekonomi dan wakil rektor International Higher School of Medicine di Kyrgyzstan, mencatat bahwa advokasi China atas hak yang setara untuk pembangunan semua negara menyampaikan pesan positif yang jelas.

CIFTIS dan komitmen China terhadap keterbukaan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan bagi perdagangan global yang tertekan oleh kenaikan tarif, kata Herman Tiu Laurel, presiden Asian Century Philippines Strategic Studies Institute, sebuah think tank berbasis di Manila. “CIFTIS akan membantu mempertahankan dan meningkatkan momentum perdagangan dan pertumbuhan global.”