JOHANNESBURG, AFRIKA SELATAN – EQS – Setelah sukses menggelar Program EG Ronda Licensing Round Roadshow 2019 di Beijing beberapa waktu lalu untuk memperkenalkan 27 blok minyak bumi di Guinea Ekuatorial serta potensi lainnya seperti emas, berlian, logam, bauksit dan bijih besi di negara itu. Kamar Energi Afrika (African Energy Chamber) kembali akan mengadakan kunjungan kerja ke Beijing minggu depan.

Kunjungan kerja tersebut dipimpin lannsung oleh Ketua Eksekutif Nj Ayuk, delegasi dari Kamar Energi Afrika yang akan melakukan tatap muka dengan CEO maupun Ketua dari perusahaan BUMN energi milik negara China dan sektor swasta, tak luput asosiasi industri-industri utama di Cina. Kunjungan ini bertujuan untuk lebih lanjut memperkenalkan Kamar Energi Afrika ke pasar Cina setelah serangkaian roadshow yang diselenggarakan di Cina selama dua tahun terakhir, ditambah meningkatnya permintaan akan informasi investasi di Afrika oleh investor Cina.

“Keinginan besar investasi perusahaan China untuk Afrika semakin kuat mengingat perdagangan internasional dan dinamika bisnis saat ini,Kami menerima semakin banyak permintaan dari perusahaan China untuk bergabung dengan Kamar, terutama untuk mendapatkan akses ke peluang investasi terbaru di Afrika, dan untuk informasi yang kredibel dan andal tentang pasar energi Afrika. Kunjungan kami akan mengkonsolidasikan beberapa hubungan yang telah kami kembangkan selama dua tahun terakhir dan akan mengarah pada diskusi mengenai kesepakatan energi utama untuk Afrika,” kata Mickael Vogel, Direktur Strategi di Kamar Energi Afrika dalam keterangannya, Kamis (22/08/2019).

Tahun lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping menjanjikan tambahan $ 60 miliar untuk pembangunan Afrika selama tiga tahun ke depan selama Forum Kerjasama Cina-Afrika. Seiring berjalannya waktu, sebagian besar investasi Cina telah dilakukan dalam energi dan transportasi, terutama minyak & gas, listrik, pertambangan, kereta api dan infrastruktur bandara.

Di saat investasi Cina ke Afrika terus meningkat, Kamar Energi Afrika tersebut membantu beberapa perusahaan Cina dalam menavigasi pasar energi Afrika yang berkembang pesat. Langkah ini merupakan bagian dari dukungan dalam skala besar dan memperluas investor yang ingin melakukan bisnis di Afrika, sebagian besarnya dari Cina, Rusia, India Timur Tengah, Turki dan negara lainnya.