Meskipun 64% melaporkan pertumbuhan pendapatan, 91% merchants menghadapi gesekan pembayaran
HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Aspire, platform keuangan terpadu untuk bisnis modern, hari ini merilis Hong Kong Ecommerce Pulse Check 2025. Laporan ini mengungkapkan bahwa meskipun 100 pelaku usaha e-commerce di Hong Kong (dengan pendapatan tahunan HKD 1–10 juta) tetap optimistis terhadap pertumbuhan di tengah tantangan makroekonomi, gesekan keuangan yang tersembunyi secara perlahan namun pasti menggerus margin keuntungan.

Dikembangkan bersama Stripe, laporan ini mengidentifikasi gesekan pembayaran sebagai faktor penghambat paling signifikan dan paling tidak terlihat, terhadap kinerja e-commerce. Sebanyak 91% pedagang kehilangan 1–10% pendapatan setiap bulan akibat kegagalan pembayaran, biaya tersembunyi, chargeback dan sengketa, keterlambatan penyelesaian dana, serta kompleksitas integrasi dengan banyak penyedia pembayaran. Kerugian ini terjadi di atas meningkatnya biaya pemrosesan, di mana 93% pedagang melaporkan bahwa mereka kini menghabiskan setidaknya 2–4% atau lebih dari pendapatan hanya untuk biaya pembayaran.
“Data ini menceritakan kisah luar biasa tentang para pelaku usaha Hong Kong yang menavigasi tantangan makroekonomi dengan cepat dan lincah. Mereka membentuk ulang lini produk, menyesuaikan harga, dan memanfaatkan perdagangan berbasis penemuan, namun gesekan pembayaran terus melemahkan capaian tersebut. Seiring pelaku usaha berekspansi lintas pasar, mereka membutuhkan infrastruktur keuangan yang transparan, terintegrasi, dan siap lintas negara untuk membuka peluang pertumbuhan yang lebih besar,” ” ungkap Andrea Baronchelli, CEO dan Co-founder Aspire, dalam keterangan, Selasa (16/12/2025).
Tekanan Makroekonomi Mendorong Perubahan Strategi
Pelaku usaha Hong Kong terus beroperasi dalam lingkungan berbiaya tinggi yang dipengaruhi oleh perlambatan belanja konsumen (32%), kenaikan biaya sewa dan logistik (32%), serta inflasi (31%). Meski demikian, ekspektasi pertumbuhan tetap relatif positif: 32% memperkirakan pertumbuhan pendapatan hingga 10%, 32% lainnya memperkirakan 10–20%, dan hanya sebagian kecil yang memprediksi penurunan signifikan.
Alih-alih langsung meneruskan kenaikan biaya kepada konsumen, para pedagang menyesuaikan kembali strategi penetapan harga dan posisi produk mereka, antara lain:
- 31% beralih dari kategori massal ke ceruk pasar yang lebih defensif
- 73% memperluas arsitektur harga melalui pergeseran dari premium ke nilai (premium-to-value)
- 44% bertransisi dari kanal fisik ke kanal digital
- 23% memperluas titik sentuh fisik seperti pop-up store dan format hibrida
Perdagangan Sosial dan Ekspansi Lintas Negara Mendorong Momentum
Perdagangan berbasis penemuan (discovery-led commerce) terus membentuk ulang lanskap e-commerce Hong Kong. Toko berbasis media sosial kini menyumbang 62% dari kanal penjualan utama pedagang (TikTok, Facebook, Instagram, dan Xiaohongshu), disusul livestreaming (15%) dan platform e-commerce tradisional (23%). Kanal-kanal ini juga menunjukkan akselerasi tercepat, dengan 93% pedagang melaporkan peningkatan penjualan dari perdagangan sosial, menegaskan pergeseran cepat dari platform e-commerce tradisional.
Di luar permintaan domestik, ekspansi lintas negara tetap menjadi jalur paling jelas untuk meningkatkan skala bisnis. Pasar regional utama bagi pedagang Hong Kong adalah Asia Tenggara (100%), Tiongkok Daratan (83%), serta Jepang dan Korea (63%). Namun, ekspansi regional juga menghadirkan tantangan tersendiri. Para pedagang menyebut kompleksitas logistik (51%), hambatan pemasaran lokal (28%), dan bea masuk (18%) sebagai kendala terbesar.
“Ketika 91% pedagang kehilangan pendapatan akibat gesekan pembayaran, ini bukan sekadar biaya operasional—melainkan penghambat pertumbuhan. Meningkatkan kinerja pembayaran melalui infrastruktur keuangan yang kuat adalah salah satu cara tercepat bagi bisnis Hong Kong untuk membuka pendapatan langsung dan memperluas skala dengan lebih percaya diri di berbagai pasar,” kata Sarita Singh, Regional Head dan Managing Director untuk Asia Tenggara, India, dan Greater China di Stripe.
Tentang Laporan
Hong Kong Ecommerce Pulse Check 2025 dari Aspire didasarkan pada tanggapan survei dari 100 bisnis e-commerce di Hong Kong, yang dikumpulkan pada November 2025. Responden umumnya memiliki pendapatan tahunan antara HKD 1–10 juta dan mewakili berbagai kategori, termasuk kecantikan, fashion, rumah dan gaya hidup, perawatan hewan peliharaan, bayi dan anak-anak, produk kreatif, perlengkapan olahraga, serta makanan dan minuman (F&B).
Semua wawasan bersifat self-reported dan berfokus pada lima area yang membentuk lingkungan operasional mereka: tekanan makroekonomi, strategi harga dan produk, pertumbuhan perdagangan sosial, ekspansi lintas negara, serta gesekan operasional dan keuangan yang memengaruhi profitabilitas dan skala bisnis.
Laporan lengkap akan diumumkan pada 17 Desember 2025.
Kunjungi: https://aspireapp.com/hk/ecommerce-pulse-check-2025

Tentang Aspire
Aspire adalah platform keuangan all-in-one untuk bisnis modern di seluruh dunia, yang telah membantu lebih dari 50.000 perusahaan menghemat waktu dan biaya melalui solusi pembayaran internasional, pengelolaan kas (treasury), pengeluaran, pembayaran (payable), dan piutang (receivable) — semua dapat diakses melalui satu akun yang mudah digunakan. Berkantor pusat di Singapura, Aspire memiliki lebih dari 600 karyawan di sembilan negara, melayani klien di lebih dari 30 pasar, dan didukung oleh investor global papan atas, termasuk Sequoia, Lightspeed, Y-Combinator, Tencent, dan PayPal.
Recent Comments