CHANGSHA, CHINA – Media OutReach Newswire – Sebagai penghubung penting, inovator, dan penjaga identitas budaya, Museum Hunan meluncurkan serangkaian kegiatan “Xiangyun · Rebirth” sejak 16 Mei, sejalan dengan tema Hari Museum Internasional tahun ini, yaitu “Masa Depan Museum dalam Masyarakat yang Cepat Berubah.” Dengan fokus pada tiga dimensi, penelitian mendalam, revitalisasi digital, dan komunikasi & layanan inovatif, Museum ini bertujuan untuk mengungkapkan dan memamerkan pencapaian terbaru serta rencana masa depannya kepada publik, memberikan kehidupan baru pada warisan budaya kuno di era baru.

Sebagai respons terhadap perkembangan teknologi yang didorong oleh inovasi ilmiah, Museum Hunan memanfaatkan teknologi untuk memperkuat penelitian warisan budaya. Dengan kemajuan terus-menerus dalam penelitian peninggalan yang ditemukan di Makam Han Mawangdui, dan dukungan teknis dari peralatan modern berdefinisi tinggi, kemajuan terobosan telah tercapai dalam bidang ini. Salah satu temuan terobosan adalah Tenun Chengyun (Tenun Berkendara Awan), yang selama ini salah diidentifikasi sebagai “handuk bantal.” Analisis perbandingan data penggalian dan catatan sejarah mengonfirmasi bahwa ini adalah yinxi (bantal sutra) tertua yang dikenal di Tiongkok, yang mengubah pemahaman akademis dan publik. Temuan lain muncul melalui pemindaian resolusi tinggi dari Lukisan T-Shirt Sutra Mawangdui. Peneliti menemukan jejak pengecatan ulang pada sosok-sosok seperti Dihun (penjaga gerbang surga) dan Macan Ilahi, yang memberikan wawasan baru mengenai teknik seni Dinasti Han. Temuan ketiga adalah identifikasi motif dua phoenix dalam Tenun Chengyun—penambahan signifikan bagi studi tenun Mawangdui—menonjolkan nilai estetika dan keterampilan seni tekstil Han.

Museum Hunan juga mengungkapkan hasil dari dua inisiatif warisan digital: Exploring Yuan Plan 2024 dan Digital Han Lifestyle. Yang pertama menggunakan AI untuk merekonstruksi jubah sutra berwarna dan berlapis kain yang dipotong lurus dari Dinasti Han Barat, menampilkan detail yang luar biasa, kedalaman sejarah, dan keindahan dinamis—memberikan kehidupan digital pada pakaian tersebut. Sementara itu, Digital Han Lifestyle menawarkan eksplorasi imersif mengenai pakaian, masakan, tempat tinggal, transportasi, dan estetika spiritual Han. Pengunjung dapat mengenakan jubah Han, menikmati jamuan tradisional, dan merasakan musik klasik, berinteraksi dengan warisan budaya Tiongkok melalui berbagai dimensi.

Dengan mengungkapkan pencapaian-pencapaian ini, Museum Hunan tidak hanya menegaskan peran utamanya dalam inovasi warisan digital, tetapi juga membuka jendela baru bagi publik untuk terlibat dengan peradaban Han—mendorong transformasi kreatif dan transmisi dinamis budaya tradisional Tiongkok di era digital.