HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Untuk meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam dan memfasilitasi dialog seputar pengajaran dan pembelajaran kreatif di antara para pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan seni, AFTEC, dengan dukungan dana dari The Hong Kong Jockey Club Charities Trust, menyelenggarakan Knowledge Exchange Festival pada tanggal 23–24 Mei 2025 di Hong Kong Maritime Museum.

Festival dua hari ini, yang mengusung tema “Navigating Collective Creative Futures”, merupakan festival unggulan tahunan dari AFTEC Jockey Club Creative Futures Project. Acara ini telah menarik lebih dari 500 perwakilan dari komunitas pendidikan dan seni untuk mengeksplorasi peran penting kreativitas dan pemikiran kreatif dalam pengembangan talenta dan inovasi industri.

Festival ini menghadirkan pembicara tamu terkemuka dari luar negeri dan Hong Kong, termasuk Profesor Anne Bamford OBE, Direktur International Research Agency dan peneliti pendidikan seni yang terkenal secara global; Ms. May Tan, Direktur (Pendidikan & Pengembangan) di National Arts Council, Singapura; serta Mr. Irgel Enkhsaikhan dan Mr. Louis Schulz dari Assemble Studio, kolektif arsitektur dan desain ternama asal London dan pemenang Turner Prize 2015. Para ahli ini berbagi wawasan dari Inggris dan Singapura mengenai bagaimana pemikiran kreatif membentuk pengembangan karier di bidang seni dan lintas sektor, serta mendorong kolaborasi dan inovasi.

Dua diskusi panel utama membahas isu-isu penting. Panel pertama, Beyond Teaching: Artists’ Creative Index, mengevaluasi lanskap profesional saat ini dan jalur karier masa depan bagi para pendidik seni di Hong Kong. Panel kedua, Nurturing Creative Talent: Creative Industries+, menyajikan wawasan mengenai bagaimana berbagai industri kreatif dan sektor medis memanfaatkan pemikiran kreatif untuk mengembangkan talenta dan mendorong pertumbuhan industri.

Selain itu, dua sesi interaktif turut diselenggarakan. Peserta mengikuti lokakarya ilustrasi buku anak-anak berjudul Into the Uncut Grass: The Role of Illustrations in Children’s Books, yang dipandu oleh ilustrator, pendidik, dan penerbit. Sesi lainnya, Fascinating!, merupakan lokakarya pembuatan topi kreatif yang dipimpin oleh Assemble Studio, memberi pengalaman langsung dalam praktik kreatif lintas sektor.

Dampak Proyek yang Luar Biasa, Menembus Batas Baru Pendidikan

“Nilai seni seringkali terpinggirkan oleh pencarian jawaban yang seragam. AFTEC berkomitmen pada pendekatan pembelajaran berbasis aset untuk menghilangkan rasa takut akan kesalahan. Ketika guru terlalu menekankan kurikulum yang kaku dan menekan kreativitas, siswa menjadi enggan untuk mengungkapkan pemikiran mereka, menjadikan ruang kelas terjebak dalam siklus defisit, bukan potensi. Kunci transformasi terletak pada pergeseran pendidikan dari ‘menutupi kelemahan’ menjadi ‘mengembangkan kekuatan.’ Kita tidak perlu menyembunyikan kelemahan — justru, kita memberdayakan setiap individu untuk memanfaatkan kualitas unik mereka,” ungkap Ibu Lynn Yau, CEO AFTEC sekaligus Direktur Proyek AFTEC Jockey Club Creative Futures Project, dalam rilis, Sabtu (24/5/2025).

Melanjutkan kesuksesan inisiatif percontohan sebelumnya, AFTEC Jockey Club Creative Futures Project merupakan program pembelajaran kreatif multi-level yang dirancang untuk membangun komunitas pendidik seni yang kuat. Para peserta menggunakan strategi pengajaran praktis lintas disiplin berbasis 5C — Creativity (Kreativitas), Critical Thinking (Berpikir Kritis), Communication (Komunikasi), Collaboration (Kolaborasi), dan Contribution (Kontribusi) — untuk ikut merancang konten kurikulum. Melalui metode pembelajaran lintas disiplin berbasis seni yang interaktif, para praktisi kreatif berkolaborasi dengan guru untuk menjembatani pengajaran tradisional dan kreatif di ruang kelas, guna meningkatkan kreativitas dan kemandirian belajar siswa. Pada hari kedua festival, proyek ini akan mengumumkan 12 sekolah yang terpilih sebagai Creative Schools, yang akan mengimplementasikan pembelajaran kreatif berbasis seni dari tahun 2025 hingga 2028.

Olahraga dan Budaya merupakan salah satu bidang prioritas pendanaan dari Charities Trust. Dalam pidato pembukaannya, Ms. Winnie Yip, Kepala Divisi Hibah (Budaya, Olahraga, dan Keterlibatan Komunitas), The Hong Kong Jockey Club, menekankan bahwa, “AFTEC benar-benar menempatkan kebutuhan siswa sebagai prioritas. Peluncuran inovatif AFTEC Jockey Club Creative Futures Project menghadirkan semangat baru dalam model pendidikan tradisional Hong Kong.”

Untuk informasi lebih lanjut tentang proyek ini, kunjungi: https://creativefutures.aftec.hk/home-en/

Memperkuat Pertukaran Lintas Batas, Mempercepat Pendidikan Seni Kreatif

Untuk memperluas kolaborasi lintas batas dalam pendidikan seni, dua sesi khusus lainnya turut diselenggarakan di minggu yang sama. Pertukaran Budaya Pembelajaran Kreatif Hong Kong-Tiongkok Daratan 2025 mempertemukan 34 profesional pendidikan dan pendidik seni terkemuka dari berbagai provinsi dan kota di Tiongkok Daratan bersama perwakilan sekolah dari Hong Kong yang tergabung dalam proyek ini. Dengan tema “Mengintegrasikan Seni dan Pendidikan”, para peserta terlibat dalam diskusi bermakna, berbagi pengalaman, dan mengeksplorasi kekuatan transformatif dari pendidikan seni.

Sesi lainnya, Capturing Asian Conceptions of Creative Thinking, yang dipimpin oleh Profesor Anne Bamford OBE, bertujuan untuk menyelidiki bagaimana pemikiran kreatif didefinisikan, diprioritaskan, dan dikembangkan di berbagai kota di Asia, sekaligus menyoroti kesamaan dan perbedaan budaya. Hong Kong menjadi titik awal dari inisiatif riset ini, yang kemudian akan diperluas ke kota-kota Asia lainnya. Sesi ini dihadiri oleh para pakar dari AFTEC Jockey Club Creative Futures Project. Dengan menghimpun pemangku kepentingan dari sektor bisnis, industri kreatif, lembaga budaya dan pendidikan, praktisi seni dan kreatif, serta pemangku kepentingan dari bidang medis, inovasi sosial, dan kewirausahaan, proyek ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh berbagai interpretasi dan praktik pemikiran kreatif lintas budaya. Hasil penelitian akan dibagikan kepada UNESCO dan OECD.