BEIJING, TIONGKOK – Media OutReach Newswire – Di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Tianwan (Tianwan Nuclear Power Station/TNPS), yang terletak di Kota Lianyungang, Provinsi Jiangsu, Tiongkok Timur, terdapat delapan unit tenaga nuklir yang berjajar, di mana enam unit yang telah beroperasi memiliki total kapasitas terpasang lebih dari 6,6 juta kilowatt. Unit-unit ini menyuplai sekitar 158 juta kilowatt-jam listrik bersih setiap harinya ke Jaringan Listrik Tiongkok Timur. Kini, pembangkit ini mengemban misi baru: memproduksi uap industri.
Pada bulan Juni 2024, proyek pasokan uap tenaga nuklir untuk penggunaan industri pertama di Tiongkok, yang diberi nama Heqi No. 1, secara resmi mulai beroperasi di TNPS. Proyek ini memasok 4,8 juta ton uap bebas karbon setiap tahun ke basis petrokimia di Kota Lianyungang. Jumlah ini setara dengan pengurangan pembakaran 400.000 ton batu bara standar per tahun, atau penanaman 2.900 hektare hutan baru. Ini merupakan proyek pertama di dunia yang menghasilkan uap industri dalam skala sebesar ini dengan menggunakan tenaga nuklir.
Uap industri merupakan sumber energi penting bagi sektor manufaktur, kimia, dan tekstil, terutama digunakan untuk pemanasan, pengeringan, dan penggerak peralatan. Dalam beberapa tahun terakhir, pasar uap industri di Tiongkok menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Namun, produksi uap yang berbasis bahan bakar fosil tradisional menghasilkan emisi karbon dioksida, sulfur dioksida, dan gas berbahaya lainnya. Oleh karena itu, penggunaan tenaga nuklir menawarkan alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Uap industri memerlukan suhu di atas 260°C. Untuk mencapai suhu ini, Heqi No. 1 menggunakan teknologi pertukaran panas multi-tahap, dengan peralatan yang mencakup pemanas awal (preheater), generator uap, dan pemanas super (superheater). Melalui proses terpadu yang melibatkan pompa, pemanas awal, generator uap, dan pemanas super, uap industri diproduksi secara berkelanjutan. Unit konversi uap inti dari Heqi No. 1 mengekstrak uap dari reaktor dan menghasilkan uap industri melalui sistem pertukaran panas terpisah. Menurut Li Ruigang, wakil direktur Divisi Operasi No. 2 dari Perusahaan Tenaga Nuklir Jiangsu, proses ini beroperasi mirip seperti “hotpot yang memanas sendiri.”
Meski Heqi No. 1 bisa disamakan dengan “hotpot raksasa yang memanas sendiri”, transisi dari pembangkitan listrik tenaga nuklir ke penyediaan uap merupakan tantangan sistemik yang kompleks. Operasi reaktor nuklir harus menjaga keseimbangan dinamis antara produksi dan konsumsi energi. Tim proyek menggunakan teknik rekayasa balik (reverse engineering) untuk menganalisis ratusan parameter dalam sistem kontrol reaktor selama hampir tujuh bulan. Pada bulan Maret 2024, tim berhasil menguji teknologi “Pencocokan Panas Reaktor-Turbin” (Reactor-Turbine Heat Matching).
Sementara tim Heqi No. 1 berfokus pada terobosan teknologi, pekerjaan konstruksi dilakukan secara bersamaan. Selama enam tahun, mulai dari tahap desain dan pengembangan hingga konstruksi teknik, proyek Heqi No. 1 menghasilkan 37 paten inovasi teknologi dan memberikan kontribusi besar terhadap pengalaman Tiongkok dalam pemanfaatan terintegrasi energi nuklir.
Penyelesaian proyek Heqi No. 1 hanyalah awal dari dorongan besar Tiongkok untuk memperluas aplikasi energi nuklir. Dalam beberapa tahun mendatang, teknologi nuklir diperkirakan akan berkembang pesat di berbagai bidang seperti kedokteran, industri, pertanian, dan keamanan.
Recent Comments