WASHINGTON D.C, AS – Media OutReach Newswire – Menteri Pertanian dan Lingkungan Vietnam, Do Duc Duy, memimpin delegasi yang terdiri dari hampir 50 lembaga, pelaku agribisnis, dan asosiasi ke Amerika Serikat pada 2–6 Juni 2025, dalam rangka mempromosikan perdagangan serta meningkatkan impor produk pertanian dan kayu. Delegasi tersebut mengadakan dialog bisnis di Iowa, Ohio, Maryland, dan Washington, D.C.
Kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dua arah dan membuka peluang baru bagi Vietnam untuk mengimpor lebih banyak produk pangan dan kayu dari AS, sehingga berkontribusi terhadap hubungan perdagangan yang lebih seimbang. Selain perdagangan, delegasi juga menjajaki akses terhadap teknologi baru guna meningkatkan daya saing rantai nilai pertanian Vietnam.
Menteri Duy menyatakan bahwa meskipun kedua negara memiliki sektor pertanian yang kuat, keunggulan mereka saling melengkapi, bukan bersaing.
“Dengan dukungan kuat dari kedua pemerintah, pertanian di Vietnam dan AS semakin terhubung. Kini kami berbagi sebagian dari rantai pasok yang sama, yang membantu meningkatkan daya saing dan menguntungkan produsen serta konsumen di kedua negara,” ujar Menteri Duy.
“Pelaku agribisnis Vietnam bekerja erat dengan pemerintah untuk meningkatkan pembelian produk pangan dan kayu dari AS. Upaya ini mendukung keseimbangan perdagangan dan memperkuat rantai pasok antara kedua negara, yang pada akhirnya turut serta mendukung ketahanan pangan global.”
Ia menekankan bahwa inisiatif ini juga mencerminkan komitmen Vietnam untuk memperdalam kepercayaan dan memajukan Kemitraan Strategis Komprehensif seiring dengan perayaan 30 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Selama kunjungan tersebut, pelaku bisnis Vietnam menandatangani 20 nota kesepahaman (MoU) senilai total $3 miliar untuk pembelian komoditas pertanian AS. Kesepakatan ini menunjukkan komitmen dan niat baik dari komunitas bisnis dan pemerintah Vietnam dalam mempromosikan perdagangan yang seimbang dengan AS, serta mendorong Pemerintahan Trump untuk meninjau ulang tarif timbal balik tinggi terhadap barang Vietnam.
Kunjungan ini disambut hangat dan diapresiasi tinggi oleh mitra AS. Gubernur Iowa, Kim Reynolds, langsung mengungkapkan apresiasinya melalui platform X setelah bertemu dengan Menteri Do Duc Duy: “Senang menyambut Menteri Pertanian dan Lingkungan Vietnam, Do Duc Duy, dan seluruh delegasi Vietnam ke Iowa serta merayakan penandatanganan MoU dan perjanjian pembelian komoditas dari Iowa. Kesepakatan hari ini akan membantu petani kami dan memperkuat rantai pasok pertanian antara Vietnam dan Iowa.”
Menyusul itu, Mike Naig, Sekretaris Departemen Pertanian Iowa, menyatakan di X: “Kemarin, saya bertemu dengan Menteri Pertanian Vietnam dan delegasi perdagangan besar yang berupaya memperkuat hubungan dengan produsen pertanian AS. Dari total MoU baru senilai $2 miliar, $800 juta di antaranya berasal dari Iowa.”
Brian Baldridge, Sekretaris Pertanian Ohio, menekankan saat pertemuannya dengan Menteri Duy bahwa Vietnam dan AS—khususnya Vietnam dan Ohio—memiliki kekuatan yang saling melengkapi, terutama dalam perdagangan pertanian. Ohio melihat potensi besar di Vietnam dan peluang untuk memperluas perdagangan bilateral. Ia menekankan bahwa pemangku kepentingan dari kedua belah pihak perlu mengeksplorasi cara-cara baru agar petani, agribisnis, dan asosiasi dapat berkolaborasi dan membangun rantai pasok yang kuat dan terintegrasi. Untuk mendukung hal ini, kedua pemerintah perlu menghapus hambatan perdagangan pertanian.
Setelah penandatanganan MoU dengan mitra Vietnam untuk pembelian pakan ternak dari Ohio senilai lebih dari $600 juta, Patty Mann, Ketua Ohio Corn Checkoff, menyatakan: “Kesepakatan ini merupakan kemenangan besar bagi petani jagung Ohio. Vietnam terus menjadi pasar ekspor yang tumbuh dan dapat diandalkan, dan kemitraan seperti ini membantu memastikan bahwa kami dapat terus menyediakan produk berkualitas tinggi dari Ohio ke dunia.”
Pernyataan ini diperkuat oleh Wendy Osborn, Direktur Pengembangan Pasar Ohio Corn and Wheat: “MoU yang ditandatangani hari ini merupakan komitmen potensial terhadap volume besar komoditas pertanian dan kemitraan strategis yang akan mendukung sektor pertanian Vietnam yang sedang berkembang, sambil memberikan pasar berkelanjutan bagi keluarga petani di Ohio. Kesepakatan ini membangun dasar yang kuat dari hubungan yang telah dibina selama bertahun-tahun. Semoga kesepakatan ini menjadi fondasi bagi kolaborasi dan kemakmuran bersama dalam jangka panjang.”
Dalam sebuah diskusi meja bundar dengan Dewan Bisnis AS-ASEAN (USABC) di Washington, D.C., Presiden dan CEO USABC, Ted Osius, menyampaikan dukungan kuat untuk pengembangan pertanian Vietnam: “Perubahan cepat dalam kebijakan tarif AS telah menciptakan lingkungan perdagangan yang menantang. Kami terdorong oleh pertimbangan Vietnam untuk meningkatkan impor barang pertanian guna mengurangi defisit perdagangannya dengan AS. USABC dan perusahaan anggotanya tetap berkomitmen mendukung pertumbuhan sektor pangan dan pertanian Vietnam.”
Menanggapi Presiden USABC, Menteri Duy menegaskan kembali komitmen kuat pemerintah Vietnam untuk melanjutkan reformasi kelembagaan, meningkatkan efisiensi administrasi, memperbarui infrastruktur, dan menciptakan lingkungan paling kondusif bagi bisnis internasional, termasuk perusahaan-perusahaan AS, untuk memperluas perdagangan dan investasi dengan Vietnam secara jangka panjang dan efektif.

Dalam pertemuan dengan Menteri Duy, para Ketua Komite Pertanian Senat dan DPR AS mengungkapkan antusiasme dan optimisme terhadap hasil luar biasa dari kunjungan delegasi Vietnam ke Iowa, Ohio, dan Washington, D.C.
Senator John Boozman sangat terkesan dengan pertumbuhan ekonomi Vietnam yang kuat dan potensi besar untuk kerja sama jangka panjang antara kedua negara. Ia menyoroti peran Vietnam sebagai mitra ekonomi yang dinamis dan andal di kawasan Asia-Pasifik. Senator tersebut menyatakan dukungannya untuk mencapai kesepakatan tarif yang adil dan berjanji akan menyampaikan rekomendasi Vietnam kepada otoritas AS terkait.
Perwakilan Glenn Thompson menunjukkan minat khusus terhadap kesepakatan bernilai tinggi untuk komoditas pertanian AS yang diamankan selama kunjungan Menteri. Ia menyatakan keyakinannya terhadap prospek kerja sama yang lebih dalam antara dua sektor pertanian dan menekankan perlunya pemerintah AS segera menangani kekhawatiran terkait tarif timbal balik tinggi yang mungkin dikenakan pada ekspor Vietnam. Ia menyambut baik keputusan Vietnam untuk mengomersialisasikan produk pertanian berbasis bioteknologi yang diimpor dari AS, menyebutnya sebagai sinyal jelas atas tekad Vietnam untuk memodernisasi sektor pertaniannya dan semakin terintegrasi dengan rantai pasok AS.
Pelaku bisnis dan asosiasi dari kedua negara menyuarakan harapan agar pemerintah Vietnam dan AS terus mendukung perdagangan bilateral dan memperkuat hubungan lintas rantai pasok pertanian yang saling melengkapi. Tujuan bersama mereka adalah memberikan manfaat nyata bagi jutaan petani, konsumen, dan pelaku usaha di kedua negara. Oleh karena itu, pelaku bisnis dari kedua belah pihak mendorong penghapusan tarif timbal balik yang diberlakukan Pemerintahan Trump terhadap Vietnam. Tarif sebesar 46% tersebut dilaporkan merugikan tidak hanya eksportir Vietnam, tetapi juga bisnis dan konsumen AS. Mengingat pangan adalah komoditas pokok, kenaikan harga akan membebani rumah tangga AS berpendapatan menengah. Selain itu, kebijakan semacam ini bisa mengganggu rantai pasok yang telah dibangun dengan susah payah oleh pemerintah dan sektor swasta kedua negara dalam beberapa tahun terakhir.
Dunia usaha berharap kesepakatan dagang antara AS dan Vietnam segera dicapai, sehingga tarif atas komoditas pertanian bisa diturunkan, rantai pasok bersama diperkuat, dan kemakmuran kedua negara dapat diwujudkan dalam kerangka Kemitraan Strategis Komprehensif.
Keterangan Foto: Penandatanganan MoU pembelian komoditas pertanian AS.
Recent Comments