SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Pada tanggal 1 Agustus bertepatan dengan Hari Kanker Paru Sedunia, Johnson & Johnson mengumumkan peluncuran inisiatif “The 3rd Opinion”, yaitu suara dan pendapat pasien sendiri, sebuah istilah baru yang bertujuan untuk mengangkat suara pasien dan mengubah perjalanan pengobatan kanker paru di Asia Pasifik melalui penguatan pengambilan keputusan bersama.
Dengan semakin banyaknya kemajuan ilmiah dan ketersediaan pilihan pengobatan kanker paru, penting bagi pasien untuk memahami opsi yang ada dan terlibat secara aktif dalam perawatan mereka. Johnson & Johnson ingin memberdayakan pasien, memperkuat suara mereka, dan memastikan bahwa perawatan kolaboratif menjadi kenyataan bagi setiap orang yang menghadapi kanker paru.
Menurut data terbaru yang dipublikasikan dalam Future Oncology mengenai preferensi pasien NSCLC (non-small cell lung cancer), hingga 77% pasien di Asia Pasifik mempercayakan keputusan pengobatan sepenuhnya kepada dokter, meskipun 69% dokter sebenarnya mendorong keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan bersama.
Norma budaya seperti stigma terhadap kanker, kecenderungan untuk tidak mempertanyakan otoritas, serta pemahaman terbatas tentang penyakit, menjadi hambatan besar yang membuat pasien enggan menyuarakan kekhawatiran atau tujuan pengobatan mereka, bahkan ketika dokter sudah mendorong mereka untuk aktif berpartisipasi.
“Didiagnosis kanker paru-paru memang berat. Wajar bagi pasien untuk mencari kejelasan, seringkali dengan meminta pendapat kedua, agar lebih memahami kondisi dan pilihan pengobatan mereka. Namun, pasien seringkali ragu untuk mengungkapkan kekhawatiran dan tujuan pengobatan mereka, sehingga mereka terabaikan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan memberikan ruang bagi pendapat pasien sendiri, The 3rd Opinion menciptakan cara berpikir baru tentang pengobatan kanker paru-paru dan memberdayakan pasien untuk menemukan suara mereka,” ungkap Anthony Elgamal, Wakil Presiden Onkologi, Johnson & Johnson Innovative Medicine Asia Pasifik, dalam rilisnya, Jumat (1/8/2025).

Kanker paru merupakan kanker dengan angka kejadian dan kematian tertinggi di dunia, dengan lebih dari 2,5 juta kasus baru setiap tahunnya. Asia menyumbang 63% dari seluruh pasien kanker paru secara global.
Hingga 85% kasus kanker paru merupakan tipe NSCLC, dan pasien Asia memiliki kecenderungan lebih tinggi terhadap mutasi genetik tertentu, salah satunya mutasi EGFR. Di Asia, 30–40% kasus NSCLC mengandung mutasi EGFR, dibandingkan hanya 10–15% di AS dan Eropa.
Sering kali baru terdiagnosis di stadium lanjut, kurang dari 20% pasien dengan mutasi ini bertahan hidup lebih dari lima tahun, dan hingga 40% pasien tidak sempat menerima terapi lanjutan setelah pengobatan lini pertama.
“Dengan tingginya prevalensi mutasi NSCLC tertentu di Asia Pasifik, kita harus berpikir secara berbeda tentang bagaimana kita mengobati pasien dan apa yang bisa dicapai dari terapi pertama. Pilihan pengobatan makin kompleks. Keputusan klinis harus mempertimbangkan karakteristik penyakit, tujuan dan nilai-nilai pasien, serta mencari keseimbangan antara kelangsungan hidup, kendali penyakit jangka panjang, dan efek samping. Ketika pengambilan keputusan bersama mencakup seluruh opsi, maka keputusan akhir bisa dibuat secara kolaboratif,” jelas Prof. James Chih-Hsin Yang, Direktur National Taiwan University Cancer Center dan advokat utama inisiatif The 3rd Opinion.

Mark Brooke, CEO Lung Foundation Australia dan salah satu penulis artikel di Future Oncology, mendukung inisiatif ini: “Hubungan antara dokter dan pasien memang dibangun atas dasar kepercayaan, tapi itu saja tidak cukup. Akibatnya bisa terjadi ketidaksesuaian antara keinginan pasien dan keputusan klinis. Bagi banyak pasien, hal yang paling mereka inginkan adalah waktu, untuk menyaksikan momen hidup penting, lebih banyak waktu bersama orang tersayang, dan kesempatan untuk terus hidup. Mereka perlu mendapatkan informasi yang cukup agar bisa menyampaikan apa yang paling berarti bagi mereka.”

Inisiatif The 3rd Opinion akan diluncurkan di berbagai negara di Asia Pasifik dengan berbagai materi edukatif seperti: “Lung Cancer Book of Answers” di Tiongkok, Video pemberdayaan pasien, dan Alat bantu pengambilan keputusan bersama di seluruh wilayah. Tujuannya adalah memicu gerakan sosial yang mendorong pasien untuk secara percaya diri menyuarakan tujuan pribadi mereka dalam pengobatan. Penciptaan istilah baru seperti The 3rd Opinion diharapkan menjadi jembatan agar pengambilan keputusan bersama diterima dalam praktik klinis, dan menciptakan lingkungan di mana keahlian dokter dan tujuan pasien bersatu untuk menciptakan rencana pengobatan terbaik.
Recent Comments