HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Johnson Electric Holdings Limited (Disingkat Johnson Electric), pemimpin global dalam motor listrik dan subsistem gerak, baru-baru ini merilis hasil keuangan untuk periode dua belas bulan yang berakhir pada 31 Maret 2025.
Penjualan grup untuk tahun keuangan 2024/25 mencapai US$3,648 juta, turun 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham meningkat 15% menjadi US$263 juta atau 28,16 sen dolar AS per saham secara penuh terdilusi. Laba bersih mendasar, yang disesuaikan untuk mengecualikan pergerakan nilai tukar non-kas dan biaya restrukturisasi, naik 9% menjadi US$274 juta.
Kinerja Penjualan
Automotive Products Group (APG), divisi operasional terbesar Johnson Electric, mencatat penjualan sebesar US$3.072 juta. Jika dikoreksi terhadap pengaruh nilai tukar, penjualan APG turun sebesar 3%. Penurunan volume produksi otomotif di sejumlah pasar utama disebabkan oleh lemahnya kondisi ekonomi, harga kendaraan baru yang tinggi, biaya pembiayaan yang mahal, serta kepercayaan konsumen yang tidak merata. Dinamika permintaan dan penawaran juga dipengaruhi oleh perlambatan sementara dalam transisi ke kendaraan listrik di beberapa pasar, seiring dengan peninjauan ulang kebijakan oleh pemerintah, penyesuaian strategi propulsi oleh OEM, dan reaksi konsumen terhadap harga kendaraan listrik baterai (BEV) yang relatif mahal.
Penurunan penjualan APG tercatat di ketiga pasar geografis utama. Di Asia, penjualan turun 1% dalam mata uang konstan, meskipun produksi kendaraan ringan di kawasan meningkat 2%. Ini terutama disebabkan oleh lemahnya kinerja merek non-domestik di Tiongkok, di mana APG memiliki pangsa pasar yang cukup tinggi. Di Eropa, penjualan menurun 4% dibandingkan dengan penurunan produksi kendaraan sebesar 6%. Sementara di Amerika, penjualan turun 6% meskipun penurunan volume produksi kendaraan hanya sebesar 2%. Perubahan pangsa pasar antara OEM di kedua wilayah tersebut menjadi faktor kunci, dipengaruhi oleh transformasi industri seperti adopsi kendaraan listrik, meningkatnya ekspor dari produsen kendaraan Tiongkok, dan kebijakan tarif proteksionis dari berbagai negara.
Strategi APG untuk menghadapi dinamika industri otomotif ini berfokus pada dua hal: Terus menghadirkan teknologi inovatif yang mendukung elektrifikasi, pengurangan emisi, dan peningkatan keselamatan serta kenyamanan penumpang dan Menawarkan proposisi nilai dan biaya total yang menarik bagi pelanggan, dengan mengandalkan kecepatan, skala, dan keandalan produksi yang tersebar secara global.
Strategi ini mulai menunjukkan hasil positif. Salah satu indikatornya adalah keberhasilan APG dalam memenangkan lebih banyak kontrak dari produsen kendaraan Tiongkok terbesar, yang diperkirakan akan menyumbang proporsi signifikan dari penjualan APG dalam lima tahun ke depan.
Industry Products Group (IPG), yang berkontribusi sebesar 16% dari total penjualan grup, terus menghadapi kondisi pasar yang menantang. Penjualan IPG sebesar US$575 juta, turun 5% (dalam mata uang konstan) dibandingkan tahun sebelumnya. Permintaan global terhadap produk konsumen dan industri masih lesu pasca pandemi, diperparah oleh percepatan komoditisasi berbagai produk perangkat keras.
Sebagai respons, manajemen telah mengambil langkah tegas untuk memangkas biaya dan memfokuskan kembali divisi ini pada produk-produk standar dengan keunggulan biaya. Di saat yang sama, IPG berinvestasi dalam pengembangan sistem gerak inovatif untuk segmen aplikasi berpertumbuhan tinggi, seperti robotika, otomasi gudang, perangkat medis, sepeda listrik, serta peralatan manufaktur dan pengukuran presisi tinggi. Pendekatan ganda ini menempatkan IPG pada posisi yang lebih kompetitif dan siap untuk pertumbuhan jangka panjang.
Margin Kotor dan Profitabilitas Operasional
Laba kotor grup mencapai US$843 juta, turun 1% dari tahun sebelumnya. Namun, persentase margin kotor meningkat dari 22,3% menjadi 23,1%. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead produksi yang lebih rendah, yang mampu mengimbangi penurunan volume penjualan.
EBITA yang dilaporkan mencapai US$331 juta (dibandingkan US$315 juta tahun sebelumnya). EBITA yang disesuaikan, dengan pengecualian pergerakan nilai tukar non-kas dan biaya restrukturisasi, tercatat US$344 juta atau 9,4% dari penjualan (dibandingkan 9,0% pada tahun sebelumnya). Hasil EBITA yang disesuaikan didorong oleh keuntungan bersih sebesar US$15 juta dari “Pendapatan dan Beban Lain-lain”, terutama berasal dari kenaikan nilai pasar investasi di perusahaan teknologi mengemudi otonom, hibah pemerintah, serta perubahan nilai aset dan kewajiban keuangan lainnya dan kontrak lindung nilai mata uang asing.
Laba Bersih dan Kondisi Keuangan
Laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham meningkat 15% menjadi US$263 juta, atau 28,16 sen dolar AS per saham terdilusi. Laba bersih mendasar yang disesuaikan tercatat sebesar US$274 juta dibandingkan US$252 juta tahun sebelumnya.
Kondisi keuangan grup tetap kuat, dengan rasio total utang terhadap modal sebesar 12%, rasio cakupan bunga sebesar 10 kali, dan cadangan kas pada akhir tahun sebesar US$791 juta.
Dividen
Dengan mempertimbangkan ketidakpastian yang tinggi terhadap prospek perdagangan global saat ini, Dewan Direksi merekomendasikan untuk mempertahankan dividen final sebesar 44 sen HK (setara 5,64 sen US) per saham. Bersama dengan dividen interim sebesar 17 sen HK per saham, total dividen tahun ini menjadi 61 sen HK (setara 7,82 sen US) per saham.
Komentar Chairman dan Prospek
“Pada tahun keuangan 2024/25, Johnson Electric menghadapi tantangan yang semakin besar di pasar utama akibat penurunan produksi otomotif, persaingan harga yang ketat di produk industri dan konsumen, serta kepercayaan konsumen yang menurun akibat ketidakpastian terhadap perekonomian global dan perdagangan lintas negara. Meski demikian, hasil keuangan grup menunjukkan ketahanan model bisnis kami,” ungkap Dr. Patrick Wang, Chairman dan Chief Executive, dalam keteragannya, Rabu (28/5/2025).
“Kami tidak memperkirakan skenario terburuk berupa penerapan tarif impor luas dalam jangka panjang, namun kami telah memasukkan skenario tersebut dalam perencanaan selama bertahun-tahun. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi telah menjadi bagian penting dari cara kami menjalankan bisnis. Manajemen secara aktif mengelola dampak tarif dalam jangka pendek melalui penyesuaian harga serta mengevaluasi opsi jangka panjang untuk relokasi produksi,” sambungnya.
Lebih lanjut, Dr. Wang menjelaskan: “Meskipun kebijakan tarif lintas negara menambah beban kompleksitas, kami tidak membiarkannya mengalihkan fokus dari strategi utama kami, yang mencakup: Mendorong pertumbuhan penjualan dengan solusi biaya total yang menarik bagi pelanggan, Mempercepat ke pasar melalui standardisasi dan produksi cepat, Konsolidasi produksi di pusat manufaktur regional berskala besar dan hemat biaya, dan Pemanfaatan teknologi digital mutakhir, termasuk AI,”.
Terkait prospek keuangan jangka pendek, Dr. Wang menyebutkan:
“Penjualan grup dalam beberapa minggu pertama tahun keuangan 25/26 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, karena ketidakpastian tarif dan dampaknya terhadap rantai pasokan kami yang kompleks, tidak memungkinkan untuk memberikan proyeksi penjualan setahun penuh saat ini.”
“Namun demikian, penting untuk dicatat bahwa Johnson Electric telah memiliki rekam jejak selama 66 tahun dalam menghadapi tekanan dan volatilitas makroekonomi besar. Meskipun kinerja masa lalu bukan jaminan masa depan, saya tetap sangat yakin bahwa perusahaan ini berada dalam posisi terbaik untuk melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan.”
Pernyataan Mengenai Pandangan ke Depan
Rilis berita ini berisi pernyataan pandangan ke depan mengenai kondisi keuangan, hasil operasi, dan bisnis Johnson Electric, serta rencana dan tujuan manajemen Johnson Electric. Pernyataan tersebut mengandung risiko, ketidakpastian, dan faktor lain yang dapat menyebabkan hasil aktual berbeda secara material dari yang dinyatakan. Pernyataan tersebut didasarkan pada asumsi strategi bisnis Johnson Electric saat ini dan masa depan, serta kondisi politik dan ekonomi yang diharapkan di masa mendatang.

Recent Comments