SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Pada Global Anti-Scam Summit (GASS) Asia 2025 hari ini, Bapak Tan Kiat How, Menteri Senior Negara untuk Kementerian Pengembangan Digital dan Informasi serta Kementerian Kesehatan, dan Patron dari GASA Singapore Chapter, mengumumkan serangkaian inisiatif kunci untuk memerangi meningkatnya gelombang penipuan online yang telah merugikan Asia Tenggara sebesar diperkirakan US$23,6 miliar dalam setahun terakhir. Inisiatif utama tersebut meliputi:
● GovTech Singapore bergabung dengan Global Signal Exchange (GSE): Badan Teknologi Pemerintah Singapura (GovTech Singapore) menjadi badan pemerintah pertama di dunia yang berkomitmen untuk bertukar sinyal penipuan melalui GSE guna mengganggu aktivitas penipuan.
● Dana US$5 juta dari Google.org: Google.org menyediakan dana sebesar US$5 juta kepada The ASEAN Foundation untuk memperluas sumber daya pencegahan penipuan online kepada 3 juta orang di seluruh Asia Tenggara.
● Laporan dan permainan baru: Sebuah laporan baru tentang membangun ketahanan terhadap penipuan dan kecurangan yang dilakukan secara digital di Asia Tenggara diluncurkan oleh Tech for Good Institute bekerja sama dengan Bamboo Builders. Selain itu, sebuah permainan web interaktif diumumkan sebagai bagian dari Program Pendidikan Nasional ScamWISE oleh Bamboo Builders.
● Perluasan jaringan GASA: Jaringan Global Anti-Scam Alliance (GASA) telah berkembang dengan penambahan chapter operasional baru di Indonesia dan Filipina yang bergabung dengan chapter yang sudah ada di Singapura.
Laporan Keadaan Penipuan di Asia Tenggara 2025
Laporan baru berjudul “State of Scams in Southeast Asia 2025,” yang mensurvei 6.000 orang di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, mengungkap skala masalah yang mengejutkan. Rata-rata kerugian mencapai US$660 per orang, dengan Singapura mengalami kerugian tertinggi per orang sebesar US$2.132. Laporan juga menemukan bahwa hampir dua pertiga dari semua penipuan terjadi dalam 24 jam setelah kontak pertama, dan sebanyak 77% orang dewasa di Asia Tenggara pernah mengalami penipuan dalam setahun terakhir.
Jorij Abraham, Managing Director GASA, menegaskan perlunya tindakan segera. “Penipuan online bukan hanya masalah konsumen, tetapi tantangan keamanan global yang merusak kepercayaan digital dan ketahanan ekonomi,” kata Abraham. “Jaringan kriminal bergerak lebih cepat daripada perlindungan kita, namun kesenjangan itu bisa ditutup. Misi GASA adalah menyediakan infrastruktur dan kemitraan yang diperlukan untuk menutup celah ini — menyatukan upaya lintas sektor dan negara untuk membangun pertahanan kolektif yang lebih kuat.”
GovTech Singapore Menjadi Badan Pemerintah Pertama yang Berkomitmen Bertukar Sinyal Penipuan Melalui Global Signal Exchange (GSE)
GovTech Singapore telah bergabung dengan GSE, menjadikannya badan pemerintah pertama di dunia yang berkomitmen bertukar sinyal penipuan. Dengan melacak lebih dari 400 juta ancaman secara real-time, GSE memungkinkan organisasi anggota untuk berbagi informasi dengan cepat demi mengganggu aktivitas penipuan. GSE didirikan bersama oleh Oxford Information Labs Research (OXIL), Google, dan Global Anti-Scam Alliance (GASA), menjadi clearinghouse global pertama untuk berbagi sinyal ancaman penipuan, dengan anggota termasuk raksasa teknologi seperti Meta dan Microsoft. Kolaborasi ini merupakan langkah besar dalam memperkuat kemitraan publik-swasta global melawan penipuan online.
“Kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan telah menghadirkan alat yang sangat kuat, tetapi ini seperti pedang bermata dua. Dengan AI, penipu dapat membuat video deepfake yang sangat realistis, menghasilkan pesan teks yang persuasif dan personal dalam skala besar, dan mengotomatisasi kampanye penipuan dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Memerangi ini memerlukan kolaborasi erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil, serta strategi menggunakan teknologi untuk melawan teknologi. KTT global seperti ini sangat penting untuk berbagi pelajaran dan membangun respons yang lebih terkoordinasi di seluruh kawasan,” kata Bapak Tan Kiat How, Menteri Senior Negara untuk Kementerian Pengembangan Digital dan Informasi serta Kementerian Kesehatan dan Patron GASA Singapore Chapter.
Google.org Mengumumkan Dana US$5 Juta untuk Mendukung The ASEAN Foundation
Google.org, cabang filantropi Google, juga mengumumkan dana sebesar US$5 juta untuk mendukung The ASEAN Foundation yang akan bekerja sama dengan mitra lokal untuk memperluas sumber daya pencegahan penipuan online kepada 3 juta orang di Asia Tenggara. Termasuk di dalamnya adalah perluasan permainan edukasi “Be Scam Ready,” sebuah alat yang dirancang Google untuk membangun ketahanan terhadap ancaman online dengan memperkenalkan pemain pada taktik penipuan umum dalam lingkungan yang aman, sehingga mereka belajar mengenali penipuan sesungguhnya. Google merencanakan peluncuran permainan ini di Singapura pada Oktober dan bertujuan untuk memperluasnya ke pasar lain di kawasan Asia Pasifik pada 2026 dengan memanfaatkan jaringan anggota GASA.
Laporan Baru dan Permainan Web Diumumkan di Sela-Sela Global Anti-Scam Summit
Dalam pengumuman terpisah, Tech for Good Institute bekerja sama dengan Bamboo Builders dan didukung oleh Google.org merilis laporan baru pada sela-sela Global Anti-Scam Summit Asia 2025. Laporan berjudul “Building Resilience Against Digitally-enabled Scams and Fraud in Southeast Asia” menekankan kebutuhan mendesak akan pendekatan “seluruh masyarakat” untuk melawan penipuan online. Laporan ini menganjurkan pembangunan ketahanan digital di setiap tahap perjalanan korban dan menyoroti pentingnya strategi lokal yang relevan. Temuan ini berdasarkan wawasan dari lebih dari 70 ahli regional, termasuk anggota Global Anti-Scam Alliance.
Selain itu, Bamboo Builders juga mengumumkan sebuah permainan web imersif sebagai bagian dari Program Pendidikan Nasional SG ScamWISE. “ScamWISE Squad,” yang dikembangkan Bamboo Builders dengan dukungan Google.org, adalah permainan yang mengubah studi kasus penipuan nyata dari Singapura menjadi pengalaman edukasi yang menarik dan mudah dipahami untuk semua usia. Dijadwalkan dirilis penuh pada 2026, permainan ini bertujuan membekali 100.000 warga Singapura, khususnya anak muda dan lansia, dengan keterampilan untuk melindungi diri dari penipuan dan ancaman online.
Perluasan Jaringan GASA di Asia Tenggara
Laporan “State of Scams in Southeast Asia 2025” yang baru diluncurkan mengungkap bahwa 63% orang dewasa di Asia Tenggara mengaku pernah mengalami penipuan dalam 12 bulan terakhir. Untuk mengatasi ancaman penipuan yang meningkat, Global Anti-Scam Alliance (GASA) secara signifikan memperluas kehadirannya di Asia Tenggara dengan mendirikan chapter operasional di Indonesia dan Filipina dalam setahun terakhir. Chapter baru ini bergabung dengan chapter yang sudah ada di Singapura, menciptakan jaringan regional yang lebih kuat untuk melawan penipuan online.
Dengan membentuk chapter lokal, GASA dapat mendorong kolaborasi dan pertukaran intelijen yang lebih erat di pasar-pasar utama ini. Rajat Maheshwari, ketua GASA Singapore Chapter dan Senior Vice President, Strategic Growth Asia Pasifik di Mastercard, menambahkan bahwa solusi efektif tidak dapat dikembangkan secara terpisah-pisah. “Singapura telah membuktikan bahwa dengan keselarasan yang tepat antara sektor publik dan swasta, kita bisa membuat kemajuan signifikan,” kata Maheshwari. “Tanggung jawab kita bersama adalah memperluas solusi ini ke seluruh Asia Tenggara dan lebih jauh lagi agar warga dan bisnis dapat beroperasi di lingkungan digital yang terpercaya.”

Recent Comments