HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Hotel Artz Fair dengan bangga mengumumkan deretan seniman dan sorotan program untuk edisi keduanya yang sangat dinantikan, yang akan berlangsung pada 21–23 November 2025 di Conrad Hong Kong. Pameran butik ini menawarkan pengalaman seni yang unik dan intim, mengubah kamar-kamar hotel menjadi ruang seni yang hangat dan bernuansa rumah, di mana karya lebih dari 40 seniman dari 12 negara dan wilayah akan dipamerkan. Ajang ini mengundang kolektor dan pecinta seni untuk berinteraksi langsung dengan para seniman dalam suasana yang mendorong percakapan bermakna dan penemuan artistik.

Keterangan Foto: Star Ferry at Hong Kong Harbour (detail), Pip Todd-Warmoth, TANYA BAXTER CONTEMPORARY, Rooms 4507 & 4508

“Kami sangat antusias membawa kembali pengalaman seni yang imersif dan personal ini ke Hong Kong. Tahun ini, kami dengan bangga mempersembahkan pameran langka dari empat karya penting Jean-Michel Basquiat, kurasi dinamis oleh Tanya Baxter yang menampilkan ikon seperti Warhol dan Chagall, serta kolaborasi bersejarah antara ULTRAMAN legenda Jepang dan seniman lokal William Kan. Sorotan ini mencerminkan komitmen kami untuk terus melampaui batas dan memperdalam dialog antara suara kreatif global dan lokal,” ungkap Garth Grierson dan Terry Ma, pendiri Hotel Artz Fair.

Paduan Talenta Global

Edisi tahun ini menghadirkan perpaduan menarik antara seniman baru dan seniman menengah dari berbagai penjuru dunia.
Pelukis ekspresionis asal Inggris Jesse Grylls menampilkan intensitas emosional yang kuat di atas kanvas, sementara muralis asal Australia Jamie Torpey menghadirkan potret abstrak yang berani. Seniman Hong Kong William Kan menonjolkan pendekatan multidisipliner yang memadukan tradisi dengan gaya kontemporer.

Di jajaran seniman menengah, terdapat Pip Todd-Warmoth dari Inggris, karyanya menjadi bagian dari koleksi pribadi Raja Charles III; pelukis dan pematung asal Turki Coplu, yang dikenal karena karya penuh warna dan emosi; serta Hisahiro Fukasawa dari Jepang, yang terkenal akan teknik kuas teliti dan lapisan daun emas yang menawan.

Ikon Kuratorial dan Suara Kontemporer

Konsultan seni internasional Tanya Baxter, yang diakui oleh Spear’s sebagai salah satu dari 500 penasihat seni terbaik dunia, membawa sentuhan kuratorial khasnya ke pameran ini. Koleksinya menampilkan perpaduan karya post-modern, modern British, dan kontemporer, termasuk karya dari Jean-Michel Basquiat, Marc Chagall, Tracey Emin, Bridget Riley, dan Andy Warhol, yang ditampilkan berdampingan dengan seniman baru dan menengah seperti Rocco Ritchie dan Pip Todd-Warmoth.

Pameran Khusus – Basquiat: Two Years, Four Moments

Bekerja sama dengan seorang kolektor pribadi, pameran ini menampilkan empat karya penting Jean-Michel Basquiat (1960–1988) yang dibuat antara tahun 1982–1983. Pameran intim ini mengundang pengunjung untuk menyelami dunia kreatif Basquiat, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bahasa artistiknya dan dampak budayanya. Karya-karya ini jarang sekali dipamerkan untuk publik dan memiliki nilai pasar yang sangat tinggi, menjadikannya salah satu momen penting dalam dunia seni di kawasan ini.

Kolaborasi Heroik: ULTRAMAN Bertemu Seni Hong Kong

Dalam momen bersejarah, pameran ini akan menampilkan kolaborasi artistik pertama ULTRAMAN di luar Jepang, yang dipersembahkan oleh Gabangel. Kolaborasi perdana ini menghadirkan karya baru dari William Kan, yang memadukan warisan ikonik sang pahlawan Jepang dengan energi kreatif lokal, mewujudkan pernyataan lintas budaya yang berani dan inovatif.

Melampaui Kanvas: Pengalaman Imersif Menanti

Hotel Artz Fair melampaui konsep pameran tradisional dengan menghadirkan serangkaian pengalaman imersif yang memperkaya perjalanan para pengunjung. Tamu dapat menikmati pemotretan bertema seni yang diselenggarakan oleh Venture Studios, membawa pulang kenang-kenangan personal yang menangkap semangat pameran. Whisky Cask Specialists akan memandu sesi tasting whisky eksklusif, mengajak tamu menjelajahi keunikan rasa dalam suasana santai dan interaktif. Selain itu, serangkaian seminar inspiratif akan mengupas tema-tema menarik seputar seni, budaya, dan kreativitas, mendorong refleksi mendalam serta dialog artistik.

Sorotan Karya di Pameran

Keterangan Foto: (Atas) Ethnic Group 7 (detail), Liu Liguo, Room 4510; (Kiri bawah) Taytu Betul (detail), Damien Hirst, TANYA BAXTER CONTEMPORARY, Rooms 4507 & 4508; (Kanan bawah) Journey of Being Deeply in Love and Side by Side (detail), Coplu, V’Art Space, Room 4512

Liu Liguo, Tiongkok

Liu Liguo (lahir 1964) adalah seniman kontemporer Tiongkok yang dikenal karena kemampuannya memadukan estetika tradisional dengan media modern, menghasilkan karya yang berani secara visual dan kaya makna konseptual. Lulusan National Academy of Chinese Theatre Arts, Liu banyak mengeksplorasi tema memori budaya, identitas, dan transformasi sosial, sering kali dengan sentuhan ironi dan gaya teatrikal. Seri khasnya, “classic series,” menampilkan patung keramik dengan motif “pantat ikonik” yang memadukan humor kelabu dengan narasi simbolik. Aktif sejak gerakan seni Tiongkok pada 1990-an, Liu terus mengeksplorasi persimpangan antara warisan dan inovasi, dengan karya-karya terbarunya yang menyoroti isu ekologi dan ritme kehidupan modern.

Damien Hirst, Inggris

Damien Hirst (lahir 1965) adalah salah satu seniman kontemporer paling berpengaruh di Inggris. Sebagai tokoh pendiri gerakan Young British Artists (YBA), ia pertama kali dikenal lewat pameran Freeze pada tahun 1988. Ketertarikannya pada tema kematian dan kehidupan tercermin dalam karya ikonik seperti The Physical Impossibility of Death in the Mind of Someone Living, yang menampilkan hiu diawetkan. Seri karyanya yang terkenal meliputi Spot Paintings, Butterfly Paintings, dan Spin Paintings. Pada tahun 2022, Hirst meluncurkan seri cetakan kupu-kupu berkilau bertajuk The Empresses, yang menghormati sosok perempuan kuat dalam sejarah. Karyanya Taytu Betul menggambarkan gerak dan perlawanan, sementara Theodora merayakan kekuatan Bizantium dengan rona merah tua dan keseimbangan simetris yang megah.

Coplu, Turki

Coplu adalah seniman otodidak asal Turki yang karya-karyanya yang penuh warna dan imajinatif mengusung moto “Life is Beautiful” (Hidup Itu Indah). Melalui simbol-simbol ikonik seperti hati, pohon, perahu, dan awan, ia mengeksplorasi emosi manusia, hubungan antarmanusia, dan keterikatan mendalam kita pada alam. Komposisinya yang kaya tekstur dan cerah mengekspresikan cinta, kebebasan, dan keindahan hidup. Dengan pameran di berbagai negara dan karya publik seperti “Nature of Love – Warmth” di Bandara Changi Singapura, seni Coplu melampaui batas budaya, mengajak penonton memasuki dunia optimisme, imajinasi, dan resonansi emosional yang berakar pada harmoni antara manusia dan alam.

Keterangan Foto: (Kiri) Dragonfly Fish, Ho Siu Chong, CHONG HO ART JEWELRY, Room 4518; (Kanan atas) Landscape (detail), Kim Hoe-won, Gallery ANN, Room 4505; (Kanan bawah) Peony and Parrots, Hisahiro Fukasawa, William Chan Design, Room 4521

Ho Siu Chong, Hong Kong

Ho Siu Chong (lahir 1977) adalah pengrajin asal Hong Kong yang dikenal karena kemampuannya mengubah kerajinan tradisional menjadi karya seni yang dapat dikenakan. Sejak kecil, ia telah menekuni dunia desain dan mengembangkan praktiknya melalui eksplorasi berbagai teknik. Karya Chong merefleksikan kecintaan pada alam, keluarga, dan kefanaan hidup, dengan inspirasi dari anak-anak dan pengalaman pribadinya. Ia menggabungkan email, batu permata, titanium, dan emas dengan struktur mekanis yang rumit untuk menciptakan karya yang memadukan emosi, inovasi, dan keanggunan—setiap karya mencerminkan filosofi dan semangat artistiknya.

Kim Hoe-won, Korea Selatan

Kim Hoe-won (lahir 1968) adalah seniman Korea Selatan yang terinspirasi oleh keanggunan abadi Baekjamoon (toples bulan tradisional Korea). Ia membayangkan ulang bentuk toples tersebut sebagai ruang kontemplatif yang diisi ranting willow berkilauan dalam nuansa biru, seolah bergoyang oleh angin tak terlihat. Karya-karya ini menimbulkan rasa gerak dalam keheningan, menjembatani memori dan persepsi antara sensibilitas Timur dan minimalisme kontemporer.
Kim terus mengeksplorasi resonansi emosional antara bahan dan bentuk, menciptakan bahasa visual unik yang berakar pada estetika Korea.

Hisahiro Fukasawa, Jepang

Hisahiro Fukasawa (lahir 1976) adalah kreator visual asal Jepang yang menafsirkan ulang kachōga (lukisan bunga dan burung klasik) dengan sentuhan modern. Menggabungkan keahlian daun emas tradisional dengan estetika desain kontemporer, ia menciptakan gaya neo-tradisional yang menjembatani Timur dan Barat. Burung-burung dalam karyanya sering dihiasi mahkota bunga dan pola rumit, yang menghadirkan nuansa perayaan sekaligus refleksi. Seri terkenalnya, Golden Whispers, mengeksplorasi harmoni antara alam dan jiwa manusia. Dengan pameran tunggal di berbagai negara Asia dan Eropa, serta karya yang dikoleksi oleh Mucha Foundation, Fukasawa mengundang penonton untuk merasakan simfoni visual yang meditatif sekaligus gemerlap, di mana tradisi dan inovasi berpadu dalam dialog lintas budaya.

https://www.instagram.com/hotelartzfair

Hotel Artz Fair

Didirikan oleh Garth Grierson dan Terry Ma pada tahun 2024, Hotel Artz Fair menghadirkan pengalaman seni yang intim dan interaktif, menjadikannya berbeda dari pameran seni lainnya. Memasuki edisi keduanya, pameran ini terus berkomitmen untuk menumbuhkan ekosistem seni lokal sekaligus mempromosikan aksesibilitas karya seni dari para seniman pendatang baru, menengah, hingga mapan dari berbagai penjuru dunia.