HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Hong Kong Council of Social Service (HKCSS) secara aktif mempromosikan layanan dukungan untuk penderita demensia dengan memanfaatkan gerontechnology (teknologi untuk lansia) guna menyediakan dukungan komprehensif bagi pasien dan para pengasuh mereka. Melalui kolaborasi lintas sektor, inovasi berkelanjutan, dan konsultasi yang luas, HKCSS tengah merancang “Rencana Aksi Perawatan Demensia Hong Kong” (Hong Kong Dementia Care Action Plan) dan meluncurkan serangkaian program pertukaran serta konsultasi di bidang layanan sosial, kesehatan, dan teknologi inovatif untuk mendorong masyarakat memikirkan kembali arah pengembangan layanan demensia dalam menghadapi tantangan populasi menua. Rencana Aksi ini dijadwalkan akan resmi dipublikasikan pada tahun 2026.

Rencana Aksi ini dikembangkan dalam dua tahap. Tahap pertama berfokus pada pengembangan kerangka kerja serta pengumpulan opini dari para pemangku kepentingan melalui berbagai saluran. Pada bulan Juli, digelar Seminar Perencanaan Perawatan Demensia untuk membahas pengaturan rencana perawatan saat ini, keterbatasannya, serta arah pengembangan layanan dukungan bagi pengasuh di masa depan. Antara bulan September hingga November 2025, akan diadakan berbagai acara diskusi agenda yang bertepatan dengan Hari Alzheimer Sedunia di bulan September dan Pameran serta KTT Gerontech dan Inovasi pada bulan November. Tahap kedua akan melibatkan konsultasi publik untuk memfinalisasi Rencana Aksi ini.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2021 terdapat 57 juta penderita demensia di seluruh dunia. Untuk mengatasi tantangan demensia terhadap kesehatan publik dan masyarakat, berbagai negara sedang menyusun atau memperbarui strategi demensia mereka masing-masing.

“Terdapat sekitar lebih dari 100.000 pasien demensia di Hong Kong. HKCSS berharap dapat menghubungkan pemangku kepentingan lokal dan internasional melalui berbagai program untuk berbagi pengalaman dan memperkuat kolaborasi lintas wilayah serta lintas sektor dalam mengembangkan layanan sosial dan perawatan demensia, guna mendukung pasien dan pengasuh mereka secara efektif dalam masyarakat yang semakin menua,” kata Grace Chan, Direktur Eksekutif HKCSS, dalam pernyataannya, Jumat (11/7/2025).

Pada bulan Maret lalu, HKCSS menyelenggarakan simposium internasional bertajuk “Charting the Future: A Strategic Action Plan for Dementia Care” yang mempertemukan pemangku kepentingan lokal dan internasional untuk berdiskusi dan berbagi pandangan terkait berbagai aspek demensia. Para pakar dari dalam dan luar negeri membahas topik mulai dari penelitian, pencegahan, dukungan hidup sehari-hari, kebijakan, hingga praktik layanan sosial.

Greg Shaw, Mantan Direktur Hubungan Internasional dan Korporat di International Federation on Ageing (IFA), menekankan pentingnya model perawatan terintegrasi yang berpusat pada manusia (people-oriented care) yang memanfaatkan teknologi guna menciptakan masyarakat yang inklusif terhadap penderita demensia. Ia juga menyoroti pentingnya pendekatan “lebih baik mencegah daripada mengobati”.

Sebuah penelitian dari Departemen Telinga, Hidung, dan Tenggorokan Universitas China Hong Kong menemukan adanya hubungan positif antara pemeliharaan pendengaran dan pencegahan demensia, menyarankan para lansia untuk menggunakan alat bantu dengar yang tepat agar dapat memperlambat penurunan fungsi kognitif.

Selain itu, organisasi lokal bekerja sama dengan Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong dalam proyek “Kampanye Komunitas Peduli Demensia” yang memanfaatkan teknologi IoT untuk menemukan orang hilang secara cepat. Inisiatif ini memungkinkan penderita demensia berpartisipasi aktif dan aman dalam komunitas, sekaligus mengurangi kekhawatiran pengasuh tentang risiko tersesat.

Fokus lain dalam simposium ini adalah pembahasan tentang Rencana Aksi tersebut. Katie Wong, Kepala Divisi (Layanan Lansia) HKCSS, dan Karrie Chan, Wakil Direktur (Lansia, Rehabilitasi & Komunitas) dari Hong Kong Christian Service, bersama anggota Komite Khusus Layanan Lansia, memaparkan kondisi terkini perkembangan layanan demensia di Hong Kong. Mereka mengusulkan bahwa pencegahan, diagnosis dini, dan intervensi awal merupakan strategi kunci untuk pengembangan layanan demensia di masa depan, dan mereka berdiskusi dengan peserta dari berbagai lembaga sosial, akademik, serta institusi mengenai kondisi lokal dan arah yang disarankan. Beberapa perusahaan teknologi turut menampilkan solusi gerontechnology yang dapat diterapkan dalam perawatan demensia.

Pada S+ Summit cum Expo bulan Mei, sesi diskusi bertema “Mewujudkan Komunitas Ramah Demensia: Sebuah Perjalanan Inklusi dan Kolaborasi” menggali kerja sama lintas sektor — layanan sosial, bisnis, dan perencanaan kota — guna meningkatkan fasilitas dan layanan bagi lansia untuk mencegah demensia dan membuat kehidupan lebih mudah bagi penderita serta pengasuhnya.

HKCSS menargetkan untuk memanfaatkan kekuatan sosial melalui kolaborasi lintas sektor dan inovasi dalam mempromosikan penyusunan strategi perawatan demensia, serta bersama-sama membangun lingkungan dan komunitas yang ramah demensia dan berkelanjutan.

Untuk informasi terbaru, silakan kunjungi situs resmi HKCSS di: https://www.hkcss.org.hk

Keterangan Foto: HKCSS menyelenggarakan simposium internasional bertajuk “Charting the Future: A Strategic Action Plan for Dementia Care” pada bulan Maret tahun ini, untuk memfasilitasi pertukaran dan diskusi mendalam mengenai berbagai aspek terkait demensia.