HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Selama satu dekade terakhir, perkembangan pesat solusi pembayaran seluler telah menjadi pendorong utama bagi ekonomi digital di seluruh Asia dan sekitarnya. Berdasarkan laporan Deloittedi tahun 2020, ‘The Next Wave: Kehidupan digital yang sedang berkembang di Asia Selatan dan Asia Tenggara’, yang mengeksplorasi kehidupan digital yang sedang berkembang di Asia Selatan dan Asia Tenggara, makalah ini membahas perkembangan kebijakan, industri, dan teknologi baru selama empat tahun terakhir di kawasan Asia Pasifik.

Inisiatif pemerintah untuk mengembangkan ekonomi digital, serta kolaborasi publik-swasta dalam memodernisasi infrastruktur pembayaran, telah membantu memasang sistem pembayaran cepat dan skema kode QR nasional. Mempercepat perdagangan lintas batas telah mendorong permintaan interoperabilitas pembayaran.

E-wallet telah merangkul konsep aplikasi super untuk menyediakan serangkaian layanan melalui aplikasi mini. Semua faktor ini telah berkontribusi pada revolusi pembayaran, karena momen pembayaran sekarang membuka kemungkinan baru untuk perjalanan keterlibatan konsumen yang jauh lebih luas dan beragam.

Di tengah revolusi pembayaran lintas batas yang terus berkembang, kami telah mengidentifikasi empat tren utama:

  1. Wilayah Asia Pasifik memimpin dunia dalam adopsi pembayaran digital, terhitung hampir dua pertiga dari pengeluaran dompet digital global yang mencapai US$9,8 triliun. Dompet digital menarik banyak pemain untuk bergabung dalam perlombaan ini, semuanya memperluas kemitraan dengan dompet elektronik dan pemain fintech.
  2. Dengan interoperabilitas pembayaran lintas batas yang menjadi tema dominan dalam adopsi e-wallet di kawasan Asia Pasifik, upaya publik dan swasta telah dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur digital. Sebagai contoh, skema QR nasional dari Singapura dan Kamboja telah bermitra dengan Alipay+ untuk menjembatani kesenjangan lintas batas antara skema QR di negara masing-masing. Hubungan pembayaran lintas batas juga telah diluncurkan di Asia Tenggara.
  3. Menanggapi tren perdagangan omnichannel pasca-pandemi, e-wallet dan aplikasi perbankan dengan cepat berevolusi menjadi aplikasi super dengan menggabungkan serangkaian layanan ke dalam platform terintegrasi mereka, seperti pada tahun 2023, aplikasi super Livin’ by Mandiri menduduki peringkat sebagai aplikasi seluler dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia pada tahun 2023. Banyak peritel dan merchant melakukan transformasi omnichannel untuk menciptakan pengalaman pengguna yang mulus dan personal.
  4. Solusi dan inovasi pembayaran telah menjadi jangkar bagi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Para inovator fintech memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (‘UMKM’) untuk tumbuh dan menjangkau pasar global, sekaligus membantu transformasi digital dan keberlanjutan mereka.

Lanskap pembayaran yang berkembang pesat dan berubah juga telah meningkatkan ancaman kejahatan keuangan. Para penipu terus-menerus menggunakan teknologi baru untuk mengeksploitasi kerentanan dalam ekosistem pembayaran. Kekhawatiran akan kejahatan keuangan semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya UMKM yang memperdalam digitalisasi sementara sumber daya yang dialokasikan untuk keamanan siber masih terbatas. Kolaborasi di seluruh industri dan kemitraan publik-swasta akan menjadi sangat penting dalam menjalankan pendekatan yang kooperatif dan pragmatis untuk mewujudkan inovasi tekfin dan digitalisasi serta mendorong dampak sosial jangka panjang.

Untuk lebih rinci silakan kunjungi: https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/cn/Documents/technology-media-telecommunications/deloitte-cn-tmt-beyond-payment-en-240711.pdf