TOKYO, JEPANG – EQS Newswire – Decent Cybersecurity, satu-satunya perusahaan asal Slovakia yang memiliki stan sendiri di ajang DSEI Japan 2025, telah berhasil memantapkan posisinya untuk ekspansi ke pasar Jepang dan Asia secara lebih luas berkat teknologi kriptografi pasca-kuantum mutakhir yang dikembangkannya.

Dalam pameran pertahanan bergengsi yang digelar di Chiba, Jepang pada 21–23 Mei 2025, Decent Cybersecurity memamerkan tiga teknologi unggulannya di bidang kriptografi pasca-kuantum: SpaceShield STM, DroneCrypt UTM, dan QuantumProof Protocol. Ketiganya dirancang untuk menghadapi ancaman serius dari kemajuan komputasi kuantum terhadap sistem enkripsi tradisional.

“Respon yang kami terima sungguh melebihi ekspektasi, para pengambil keputusan dari sektor pertahanan, kedirgantaraan, dan pemerintahan Jepang menunjukkan minat yang nyata terhadap solusi kami yang tahan terhadap serangan kuantum, menyadari pentingnya kesiapan infrastruktur kritikal menghadapi era pasca-kuantum,” tutur Matej Michalko, CEO Decent Cybersecurity, dalam rilis, Selasa (27/5/2025).

Dalam perkembangan yang sangat signifikan, Decent Cybersecurity, dengan dukungan dari Pemerintah Slovakia, sedang menjajaki peluang untuk memproduksi mikrochip ASIC pasca-kuantum berukuran 2nm pertama di dunia di Jepang, melalui potensi kolaborasi dengan Rapidus Corporation. Jika terwujud, kolaborasi ini akan merevolusi keamanan perangkat keras, menggabungkan keahlian Decent dalam kriptografi pasca-kuantum dengan kapabilitas manufaktur semikonduktor 2nm milik Rapidus.

Inisiatif ini sangat sejalan dengan misi Rapidus untuk menjadikan Jepang sebagai pemimpin manufaktur semikonduktor generasi berikutnya. Dengan dukungan subsidi sebesar 802,5 miliar yen (sekitar US$5,4 miliar) dari Pemerintah Jepang untuk tahun fiskal 2025, serta dimulainya uji coba lini produksi pada 1 April 2025, waktu kolaborasi ini sangat tepat.

Stan Decent Cybersecurity (H7-158) menarik perhatian besar, termasuk kunjungan dari Duta Besar Slovakia untuk Jepang, H.E. Ivan Surkoš, yang menegaskan dukungan resmi terhadap ekspansi strategis perusahaan di kawasan Asia Timur:

“Partisipasi Decent Cybersecurity di DSEI Jepang adalah bukti nyata dari ekosistem inovasi Slovakia yang dinamis dan komitmen kami terhadap keunggulan dalam keamanan digital. Sebagai pemimpin solusi kriptografi pasca-kuantum, Decent Cybersecurity menunjukkan kecerdikan dan kapabilitas tinggi dari perusahaan-perusahaan Slovakia, serta memperkuat posisi negara kami di garis depan kemajuan teknologi. Kami bangga mendukung upaya mereka dalam membentuk masa depan keamanan siber dan membangun kolaborasi internasional di bidang krusial ini,” jelasnya.

Kehadiran Decent Cybersecurity di DSEI juga bertepatan dengan momentum penting, di mana Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, dalam pidato utamanya menekankan pentingnya kolaborasi teknologi internasional demi keamanan regional. “Tak ada negara yang bisa bertahan sendiri,” tegas Ishiba, menyoroti perlunya pendekatan kolaboratif terhadap ancaman baru, ruang yang kini ditempati oleh Decent Cybersecurity.

Dengan lisensi keamanan dari NATO, Uni Eropa, dan otoritas nasional hingga level “Rahasia”, Decent Cybersecurity hadir dengan perpaduan antara inovasi dan kepercayaan. Partisipasi mereka selaras dengan fokus Jepang yang semakin kuat pada keamanan siber sebagai bagian integral dari strategi pertahanannya—terutama di tengah ancaman komputasi kuantum terhadap sistem enkripsi saat ini.

“Visi kami bukan sekadar melakukan transaksi bisnis, tetapi membangun kepercayaan jangka panjang sebagai mitra keamanan yang terintegrasi dalam ekosistem pertahanan Asia Timur. Kami saat ini tengah mengevaluasi pendirian kantor permanen di Jepang untuk mendukung solusi yang lebih terpersonalisasi dan layanan yang lebih responsif bagi klien di kawasan ini,” jelas Michalko.

Sebagai satu-satunya perusahaan asal Slovakia di antara lebih dari 290 peserta pameran dan lebih dari 8.000 pengunjung serta 500 VIP dari 78 negara, Decent Cybersecurity telah berhasil menancapkan benderanya di pasar keamanan siber Indo-Pasifik, sekaligus menandai tonggak penting dalam strategi ekspansi globalnya.