SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Data terbaru dari inisiatif Accountability Framework (AFi) dan CDP menunjukkan bahwa pencapaian rantai pasok yang bebas dari deforestasi dan konversi merupakan hal yang memungkinkan, namun masih jarang terjadi di seluruh dunia.

AFi dan CDP memeriksa ratusan pengungkapan perusahaan dan mengungkapkan temuan mereka dalam Time for Transparency. Laporan tersebut memberikan gambaran kuantitatif pertama yang jelas mengenai sejauh mana perusahaan-perusahaan besar telah mampu menghapuskan deforestasi dari rantai pasok mereka.

Berdasarkan pengungkapan yang dilakukan tahun lalu melalui CDP, delapan perusahaan di Asia Tenggara menyatakan bahwa mereka telah mencapai setidaknya satu rantai pasok komoditas yang bebas dari deforestasi dan konversi, berdasarkan pengungkapan yang berkualitas tinggi. Rantai pasok tersebut terdiri dari dua rantai pasok untuk produk kayu, lima rantai pasok untuk minyak kelapa sawit, satu rantai pasok untuk kedelai, dan satu rantai pasok untuk kakao.

Dari 37 perusahaan di Asia Tenggara yang melaporkan pengelolaan deforestasi mereka selama tahun sebelumnya, hanya 21 perusahaan yang mengungkapkan informasi melalui CDP sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang rantai pasokan bebas deforestasi dan konversi. Dari jumlah tersebut, 10 perusahaan melakukan pengungkapan informasi berkualitas tinggi, dengan melaporkan bahwa setidaknya satu dari rantai pasokan komoditasnya kurang dari 90% bebas dari deforestasi dan konversi.

“Kami menyadari bahwa lebih dari separuh perusahaan yang berlokasi di Asia Tenggara telah transparan mengenai sejauh mana rantai pasok mereka bebas dari deforestasi dan konversi. Namun, analisis menunjukkan bahwa jumlah pengungkapan dari wilayah ini masih rendah dan mayoritas perusahaan masih jauh dari pencapaian rantai pasok yang bebas deforestasi dan konversi pada tahun 2025, yang merupakan target yang harus segera dicapai,” ungkap Tomasz Sawicki, Head of Land, CDP, dalam rilisnya, Jumat (26/6/2024).

Secara global, 881 perusahaan memberikan pengungkapan, dan sekitar setengah dari perusahaan tersebut (445) memberikan pengungkapan mengenai kemajuan bebas deforestasi dan konversi. Namun, hanya 186 perusahaan yang memberikan informasi yang jelas dan tepat untuk menjustifikasi klaim mereka. 64 perusahaan di seluruh dunia menyatakan bahwa mereka telah mencapai rantai pasokan bebas deforestasi dan konversi.

“Perusahaan harus menghilangkan deforestasi dan konversi dari rantai pasok mereka untuk memenuhi target iklim dan alam jangka pendek, serta untuk mematuhi undang-undang yang muncul seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa. Data baru ini menunjukkan bahwa perusahaan perlu berinvestasi dalam sistem pemantauan dan pengendalian yang efektif untuk mengatasi deforestasi dan konversi yang terkait dengan operasi dan pemasok mereka, namun hanya sedikit yang melakukannya,” ujar Leah Samberg, Ilmuwan Utama, AFi.

Berbagai isu merongrong keandalan informasi yang diungkapkan perusahaan, seperti ketergantungan pada program sertifikasi dan penilaian risiko yang tidak dapat menjamin komoditas bebas dari deforestasi. Selain itu, beberapa pengungkapan tidak mencantumkan informasi penting mengenai kegiatan, produk, wilayah, atau pemasok perusahaan.

“Perusahaan perlu memberikan bukti yang lebih kuat untuk mendukung klaim bahwa rantai pasok komoditas mereka bebas dari deforestasi dan konversi,” ujar Sawicki.

Laporan ini menyerukan kepada perusahaan yang memproduksi atau membeli komoditas pertanian atau kehutanan untuk mengkomunikasikan secara terbuka kepada publik dan kepada para pemasok mengenai niat mereka untuk mewujudkan rantai pasok yang bebas deforestasi dan konversi. Yang terpenting, mereka harus mempertimbangkan dampak rantai pasokan mereka terhadap semua ekosistem alami, tidak hanya hutan. Untuk mencapai kepatuhan terhadap kebijakan, perusahaan juga harus memantau dan melibatkan pemasok mereka.

“Memperjelas niat tanpa deforestasi atau tanpa konversi melalui kebijakan publik, komitmen, dan pelibatan pemasok mendukung pengungkapan informasi dan membantu mempercepat transisi menuju produksi dan perdagangan yang bertanggung jawab,” kata Samberg.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa sangat penting bagi perusahaan untuk tidak hanya berkomitmen untuk beroperasi bebas deforestasi dan konversi, tetapi juga mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan ini. Tanggapan yang komprehensif terhadap permintaan pengungkapan informasi, komunikasi yang transparan mengenai kebijakan, pemahaman yang menyeluruh mengenai proses sertifikasi, dan pendekatan proaktif terhadap penilaian risiko merupakan hal yang sangat penting. Dengan berfokus pada area-area tersebut, perusahaan dapat membuat langkah signifikan dalam melestarikan ekosistem alami dan memastikan integritas rantai pasokannya, yang pada akhirnya berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua.

Kuesioner hutan CDP melacak kinerja perusahaan dalam menghapuskan deforestasi dari rantai pasok pertanian dan kehutanan. Pada tahun 2023, sebanyak 1.152 perusahaan telah mengungkapkannya. Ini merupakan tahun pertama perusahaan mengungkapkan rantai pasokan bebas deforestasi dan konversi dalam format standar dengan menggunakan indikator yang dikembangkan melalui kemitraan dengan inisiatif Accountability Framework.

Laporan Hutan Global 2024, yang berjudul “Saatnya Transparansi: Rantai Pasokan Bebas Deforestasi dan Konversi,” tersedia dalam bahasa Inggris dan Indonesia.