SINGAPURA, HONG KONG, CINA – Media OutReach – 27 Juni 2019 – Prudence Foundation, sayap bisnis dari investasi komunitas Prudential di Asia, bersama dengan AVPN, yaitu organisasi jaringan penyandang dana yang berbasis di Singapura berkomitmen untuk membangun komunitas investasi sosial yang berimplikasi kuat di seluruh Asia Pasifik, hari ini secara resmi telah merilis pemenang Kompetisi Inovasi Teknologi Bencana yang digelar pertama kalinya.

(Dari kiri ke kanan) Naina Batra – CEO AVPN, Donald Kanak – Chairman Prudence Foundation, Jan Gelfand dari IFRC, Jared Tham dari Give2Asia, Justin Henceroth dari FieldSight, Amir Diner SeismicAI, Adhitya Yusuf dari PetaBencana.id, Nate Smith dari OpenAerialMap, dan Sylvia Cadena dari APNIC Foundation.

Kompetisi ini merupakan inti dari Program Inovasi Teknologi Bencana, yang berupaya memperkuat pentingnya teknologi inovatif dalam melindungi dan menyelamatkan kehidupan sebelum, selama dan setelah bencana alam atau disebut dengan Teknologi Bencana.

Para kontestan dari seluruh dunia ikut berpartispasi sebagai peserta, kompetisi mencapai puncaknya pada sesi Live Pitch di Singapura di mana lima finalis dari seluruh dunia, yang terdiri dari organisasi sosial nirlaba dan nirlaba (SPO), mempresentasikan inovasi dan teknologi mereka tentang bencana di depan Hakim. Dengan peserta dari dari berbagai belahan negara seperti Kamboja, Indonesia, Nepal, Bangladesh, Filipina dan Taiwan, para finalis menunjukkan bagaimana mereka akan memanfaatkan solusi teknologi untuk upaya pencegahan dan pemulihan bencana di wilayah tersebut.

Pada acara puncak yang digelar di Singapura tersebut, Prudence mengumumkan bahwa FieldSight merupakan pemenang dan berhak membawa pulang Hadiah Pertama dana hibah sebesar 100.000 Dolar US dengan platform mobile mereka yang mendukung kegiatan rekonstruksi bencana, sebagai alat untuk menerapkan dan meningkatkan solusi Teknologi Tanggap bencana.

Justin Henceroth, Direktur, FieldSight mengatakan, frekuensi dan skala bencana di seluruh dunia kian waktu terus bertambah, sehingga solusi Teknolgi bencana berada dalam posisi yang tepat untuk membantu masyarakat merespon dan pulih lebih baik dari peristiwa yang merusak itu.

“Kami pertama kali meluncurkan platform ini di Nepal setelah gempa bumi dahsyat tahun 2015 tetapi sejak itu mengaplikasikannya di 60.000 lokasi di 16 pasar untuk memantau dan mengawasi proses penjaminan kualitas kegiatan infrastruktur kemanusiaan pascabencana. Kompetisi Inovasi Teknologi Bencana telah menghubungkan lebih lanjut FieldSight ke jaringan yang lebih luas, keahlian teknis, dan dukungan finansial yang sebelumnya tidak kami miliki, hal ini menjadi penting bagi FieldSight berkontribusi untuk meminimalkan dampak bencana alam khususnya di Asia-Pasifik dan global pada umumnya,” tuturnya.

Adapun Juara-juara pada kompetisi ini yaitu FieldSight: Pemenang Utama mendapat Dana Hibah 100.000 Dolar US, Kemudian SeismicAI sebagai Runner-up dengan mendapat dana Hibah sebesar 30.000 Dolar US, SeismicAI diapresiasi karena Platforma sistem peringatan dini yang didukung oleh Kecerdasan Buatan yang mendeteksi aktivitas seismik dalam dua detik.

Sedangkan Juara dunia yaitu PetaBencana.id dengan Hadiah sebesar 20.000 Dolar US, sebagai pengakuan atas platform berbasis web gratis yang menghasilkan visualisasi skala megacity dari bencana dengan menggunakan pelaporan berbasi crowd-sourced dan statistik secara real time/Finalis Lainnya yaitu OpenAerialMap, platform citra drone yang dibagikan secara cepat selama bencana, dan People in Need diakui berkat sistem peringatan dini untuk banjir menggunakan sensor berbasis Internet of Things (IoT).

Menurut data UN ESCAP dalam laporan Global Risk Hotspots Analysis 2015, Wilayah Asia-Pasifik terus menjadi yang paling berisiko dari bencana alam. Lebih dari satu miliar orang di negara-negara berkembang di seluruh Asia dipandang berisiko terdampak berbagai bencana, termasuk siklon tropis, banjir, gempa bumi dan banyak lagi. Dan Menurut data Save the Children dari Dampak Bencana terhadap Pendidikan di Wilayah Asia Pasifik pada 2015,diperkirakan 200 juta anak-anak setiap tahun akan mengalami kehidupan yang sangat terganggu oleh bencana alam beberapa dekade mendatang.

Donald Kanak, Chairman dari Prudence Foundation mengatakan, Kemajuan teknologi tidak hanya meningkatkan koneksi di antara Mayarakat, tetapi memiliki nilai lebih tinggi untuk melindungi dan menyelamatkan kehidupan.

“Kami yakin teknologi inovatif dari para finalis akan membuat perbedaan dalam membantu masyarakat di Asia agar lebih siap dan pulih, lebih cepat dari kehancuran bencana alam. Kami berterima kasih kepada semua mitra kami yang mendukung kompetisi dan berharap dapat bekerja dengan lebih banyak organisasi untuk membuat komunitas kami lebih aman, lebih aman dan lebih tangguh,” ucapnya.

Selain itu, sebagai bagian dari Program Inovasi Teknologi Bencana untuk mendukung SPO Teknologi Bencana, para finalis diundang untuk memamerkan solusi mereka dan mencari kemitraan lebih lanjut di Konferensi AVPN tahunan dari 26 hingga 28 Juni 2019 di Singapura, pertemuan terbesar penyandangdana dari dampak sosial dan penyedia sumber daya di Asia.

Sebagai bentuk kontribusi Prudence Foundation dalam mempromosikan kesiapsiagaan dan pemulihan bencana di seluruh Asia sejak 2013, Program Inovasi Teknologi Bencana bertujuan untuk mendorong lebih banyak organisasi terlbiat di bidang ini. Prudence Foundation berencana untuk terus membangun kesadaran dan mendukung organisasi-organisasi Teknologi Bencana dengan tujuan untuk menemukan dan memaksimalkan manfaat teknologi yang tersedia.

Lebih lanjut tentang Program Inovasi Teknologi Bencana dari Prudence, Silahkan kunjungi https://avpn.asia/disaster-tech/.