QUANZHOU, CHINA – Media OutReach Newswire – Sebagai titik awal Jalur Sutra Maritim kuno dan kota berusia ribuan tahun yang menyandang gelar “Situs Warisan Dunia UNESCO” serta “Kota Gastronomi UNESCO,” Quanzhou akan menjadi tuan rumah Festival Pariwisata Budaya Internasional Jalur Sutra Maritim 2025 dengan tema “Simfoni Jalur Sutra · Harmoni Ikatan Global” pada 11 Desember, menyambut tamu dari seluruh dunia dengan tangan terbuka.

Pada Juli 2021, “Quanzhou: Emporium of the World in Song-Yuan China” tercatat dalam Daftar Warisan Dunia, dengan 22 situs warisan yang menjadi saksi hidup ramainya aktivitas “pedagang dari seluruh dunia berkumpul di kota pelabuhan” seribu tahun lalu. Pada Oktober 2025, Quanzhou semakin diakui sebagai “Kota Gastronomi UNESCO.” Perpaduan masa lalu dan masa kini ini memberikan kedalaman budaya yang kuat pada Festival Pariwisata Budaya Internasional Jalur Sutra Maritim tahun ini.
Kota dengan Perpaduan Pegunungan, Laut, dan Lanskap Urban
Quanzhou memiliki posisi geografis yang unik, memadukan pegunungan, laut, dan lanskap perkotaan, sehingga pengunjung dapat menikmati berbagai pemandangan hanya dalam satu perjalanan. Di kawasan kota tua, West Street mempertahankan pola jalan kuno berusia ribuan tahun. Zhongshan Road menampilkan arsitektur khas Fujian selatan, dipenuhi dengan berbagai merek legendaris. Laojun Rock di Gunung Qingyuan adalah mahakarya ukiran batu dari Dinasti Song. Pantai indah Chongwu berdekatan dengan kota kuno Dinasti Ming yang terawat baik. Jembatan Luoyang, dengan tiang-tiang berbentuk perahu, menunjukkan kebijaksanaan arsitektur kuno dan masih digunakan hingga kini.
Perpaduan Budaya yang Kaya dan Beragam
Budaya Quanzhou lahir dari pertemuan peradaban maritim dan agraris. Dikenal sebagai “museum agama-agama dunia,” kota ini menampung dengan harmonis Masjid Qingjing (Islam), Kuil Kaiyuan (Buddhisme), dan Kuil Guanyue (Taoisme), menunjukkan keberagaman dan keterbukaannya. Inscription Berdoa Angin di Bukit Jiuri adalah peninggalan penting sepanjang Jalur Sutra Maritim. “Lima Nans” (musik Nanyin, opera Nanxi, seni bela diri Nanquan, arsitektur Minnan, dan kerajinan Minnan) melestarikan warisan budaya Fujian selatan.
Keberagaman budaya ini juga tercermin dalam kulinernya: zongzi (ketupat isi daging) di pinggir jalan dan sup mie beras halus, serta hidangan seperti bebek jahe dan omelet tiram yang disajikan dalam jamuan, memadukan cita rasa dari pegunungan dan laut; sup daging sapi terpengaruh oleh kuliner Arab, sementara Yuanxiao (bola ketan) mempertahankan tradisi dari Dataran Tengah. Setiap hidangan adalah bukti nyata dari pertukaran budaya yang kaya.
Situs Warisan Dunia dan Ibukota Fashion
Dengan industri tekstil, alas kaki, dan pakaian yang menghasilkan output tahunan senilai ratusan miliar yuan serta statusnya sebagai pusat “China-chic brands,” Quanzhou secara aktif mendorong integrasi situs warisan dunia dengan dunia fashion. Kota ini tidak hanya menjadi tempat lahir merek-merek China-chic terkemuka seperti Anta, Septwolves, dan Lilanz, tetapi juga mengubah situs warisan dunia menjadi panggung fashion melalui acara seperti “Quanzhou Fashion Week.” Bangunan arkade berusia ratusan tahun menjadi runway, dermaga kuno menjadi panggung busana avant-garde pria, sementara West Street dan Kuil Konfusius menjadi lokasi flash mob dengan hiasan kepala bunga; distrik bersejarah seperti Zhongshan Road dan Wudianshi direvitalisasi menjadi pusat merek China-chic, menjadikan seluruh kota sebagai “venue imersif untuk pertunjukan fashion.”
Acara Besar Jalur Sutra Menyambut Tamu ke Kota Zayton
Dari 9 hingga 15 Desember, festival akan meluncurkan sepuluh kegiatan dalam tiga bagian: “Revitalisasi Warisan Budaya Takbenda” mencakup upacara pembukaan, peragaan busana warisan budaya takbenda, Minggu Warisan Budaya Takbenda Fujian Minnan, dan pertunjukan warisan budaya takbenda di sepanjang Jalur Sutra Maritim; “Global Harmony” terdiri dari gala musik Nanyin internasional dan pertunjukan boneka internasional; dan “China-Chic Consumption” menampilkan kompetisi desain kreatif dan budaya warisan dunia Quanzhou Cup yang pertama.
Acara tahun ini menekankan pertukaran internasional dan partisipasi diaspora Tionghoa. Festival ini menghadirkan puluhan perwakilan dari misi diplomatik asing di China, hampir seratus agen perjalanan internasional, serta kelompok pertunjukan dan pelaku warisan budaya takbenda dari lebih dari empat puluh negara dan wilayah. Selain itu, lebih dari lima puluh tokoh Tionghoa perantauan terkemuka dan generasi muda Tionghoa perantauan yang berprestasi diundang untuk berpartisipasi.
Dengan bunga pohon Zayton mekar, para tamu tiba di kota kuno yang kaya sejarah ini, yang kini bergandengan tangan dengan teman-teman dari seluruh dunia untuk menciptakan festival budaya spektakuler yang menghubungkan masa lalu dan masa kini serta memadukan tradisi dengan fashion.
Recent Comments