SINGAPURA – Media OutReach Newswire – SPTel mengumumkan pada 3 September peluncuran AI-Security, sebuah solusi keamanan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk membantu organisasi kecil dan menengah (UKM) dalam mengidentifikasi dan menilai risiko siber secara cepat dan hemat biaya.

AI-Security memanfaatkan AI untuk melakukan pemantauan 24/7 terhadap berbagai advisori keamanan siber terbaru dan kerentanan yang dipublikasikan oleh penyedia teknologi serta lembaga keamanan. Sistem ini mencocokkan informasi tersebut dengan infrastruktur digital milik UKM. Ketika sebuah ancaman atau kerentanan terdeteksi, AI-Security secara otomatis mengirimkan peringatan, memungkinkan para insinyur atau penyedia layanan jaringan seperti SPTel untuk merespons dengan cepat dan fokus pada penanganan. Untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik, AI-Security mengklasifikasikan setiap ancaman berdasarkan matriks risiko UKM, sehingga selaras dengan kebijakan risikonya dan memberikan kerangka kerja yang jelas untuk memprioritaskan respons serta mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien. Hal ini sangat bermanfaat bagi UKM karena dapat mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja khusus di bidang keamanan siber maupun pelatihan yang mendalam.

“Ancaman siber berkembang lebih cepat daripada kemampuan pertahanan tradisional untuk mengimbanginya. Dengan AI-Security, kami memberikan kepada UKM alat AI yang canggih, yang membawa keamanan siber dari perlindungan reaktif menjadi kecerdasan proaktif, memungkinkan respons yang lebih cepat dan efektif terhadap ancaman siber baru, terutama serangan zero-day. Ini memungkinkan bisnis kecil untuk melindungi diri dari ancaman siber dengan kelincahan dan keyakinan yang sama seperti perusahaan besar, tanpa harus memiliki tim keamanan siber yang besar,” ungkap Heng Kwee Tong, Kepala Teknik dan IT Korporat di SPTel, dalam rilisnya, Rabu (10/9/2025).

Dikembangkan bersama penyedia teknologi 1CloudStar, AI-Security memiliki keunggulan tambahan karena dihosting di edge cloud milik SPTel, yang berada dalam hub-hub aman milik SPTel di seluruh Singapura. Ini memberikan keamanan fisik yang lebih baik dan memastikan kedaulatan data, memberikan ketenangan pikiran bagi bisnis bahwa data mereka tetap berada di dalam wilayah hukum Singapura. Selain itu, arsitektur terdistribusi milik SPTel di seluruh Singapura meminimalkan latensi, memungkinkan aplikasi seperti AI-Security memberikan performa yang responsif.

“Di 1CloudStar, kami percaya bahwa alat keamanan siber seharusnya memberdayakan UKM, bukan malah membebani mereka. Dikembangkan melalui kemitraan dengan SPTel, solusi ini menghadirkan wawasan ancaman berbasis AI yang praktis ke pasar, dibangun untuk bisnis lokal, didukung oleh infrastruktur lokal, dan difokuskan pada dampak lokal,” jelas Mike Li, Pendiri dan CEO 1CloudStar.

Menurut laporan Cyber Landscape 2023 dari Badan Keamanan Siber Singapura (Cyber Security Agency of Singapore)[1], lebih dari 80% organisasi yang disurvei mengalami setidaknya satu insiden keamanan siber setiap tahunnya yang berdampak pada bisnis, seperti gangguan operasional, kehilangan data, dan kerusakan reputasi. Bagi UKM yang sering kali kekurangan keahlian khusus dan memiliki sumber daya terbatas, dampak dari insiden siber bisa jauh lebih besar, menekankan pentingnya pertahanan siber yang tangguh demi ketahanan bisnis.

Referensi:
[1] Cyber Security Agency of Singapore. (2024, 30 Juli). Singapore Cyber Landscape 2023.
https://isomer-user-content.by.gov.sg/36/21be9dd4-3669-4d71-ada1-b18c504bfff3/singapore-cyber-landscape-2023.pdf