HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Para pria di Hong Kong jauh lebih cenderung untuk memprioritaskan perbaikan perangkat elektronik atau menyelesaikan masalah perbankan daripada mencari pertolongan atas gejala serius yang mungkin mengindikasikan penyakit, menurut sebuah studi terbaru.
Riset ini, yang dipesan oleh AXA Global Healthcare, mengungkap pola yang mengkhawatirkan terkait bagaimana pria merespons masalah kesehatan, terutama dalam mengambil tindakan dini dan perawatan preventif.
Hampir semua responden (95 %) mengatakan bahwa mereka akan memperbaiki laptop yang rusak dalam waktu satu minggu, tetapi hanya sepertiga (33 %) yang akan segera bertindak jika mencurigai adanya peringatan kesehatan, seperti perubahan berat badan mendadak, kebiasaan buang air besar yang tidak biasa, atau tahi lalat mencurigakan.
Bahkan gejala seperti kelelahan yang tidak wajar (hanya 27 %) dan tingkat stres tinggi (24 %) juga tidak mendorong tindakan cepat pada banyak kasus, meski bisa menjadi tanda awal kondisi yang lebih serius.
Sebaliknya, pria di Hong Kong melaporkan tingkat urgensi jauh lebih tinggi ketika menghadapi urusan uang, pekerjaan, atau kendaraan. Mayoritas besar menyatakan mereka akan segera bertindak bila kehilangan ponsel (99 %) atau kartu bank (98 %), sementara 96 % mengatakan mereka akan segera merespons pesan atau panggilan dari atasan.
Perhatian terhadap kesehatan pribadi juga kalah prioritas dibandingkan kesejahteraan hewan peliharaan, dengan 72 % menyatakan akan segera mengambil tindakan jika hewan peliharaannya tampak sakit.
Sebagai perbandingan, hanya 64 % yang mengatakan mereka akan menemui profesional medis jika merasa ada yang tidak beres. Sebaliknya, 45 % mengatakan mereka akan mencari informasi melalui internet terlebih dahulu, dan sekitar 10 % akan mengandalkan AI atau aplikasi kesehatan untuk mendapatkan jawaban.
“Jelas bahwa bagi banyak pria, komputer, uang, dan bahkan pekerjaan lebih diprioritaskan daripada kesehatan mereka sendiri. Kita sangat perlu menormalkan pendekatan yang lebih proaktif terhadap kesejahteraan—bukan hanya menunggu terjadi sesuatu,” ungkap James Swatton, Senior Distribution Leader – Asia di AXA Global Healthcare, dalam keterangannya, Senin (22/7/2025).
Survei terhadap 272 pria di Hong Kong ini menunjukkan adanya peluang besar untuk mengubah perilaku agar lebih proaktif dalam menjaga kesehatan. Meskipun hanya sebagian kecil yang percaya pada diagnosis digital, 31 % mengatakan mereka akan lebih percaya diri bertindak bila ada alat digital yang memberikan peringatan, menunjukkan potensi penggunaan perangkat wearable, pelacak kesehatan, atau sistem notifikasi pintar untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
Untuk memudahkan akses layanan kesehatan, AXA Global Healthcare baru-baru ini meluncurkan aplikasi kesehatan all-in-one yang memungkinkan anggota menghubungi dokter berkualifikasi kapan saja melalui telepon atau video. Selain konsultasi, aplikasi ini membantu pengguna mengelola gaya hidup dengan merekam dan melacak metrik fisik dan mental penting. Pelacak kesejahteraan ini memberikan wawasan dan memungkinkan pengguna memahami pola kesehatan umum mereka serta mencapai tujuan kesehatan pribadi.
“Kesehatan preventif seharusnya bukan diperlakukan sebagai hal tambahan. Dengan melacak metrik fisik dan mental, pengguna dapat memperoleh wawasan berharga yang memberi mereka kekuatan untuk mengelola gaya hidup lebih proaktif dan bekerja mencapai tujuan kesejahteraan mereka. Sama seperti Anda secara rutin memeriksa mobil atau laptop agar tetap berjalan baik, membangun kebiasaan untuk menjaga kesehatan dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dan ketenangan pikiran yang lebih besar,” urai Swatto.
“Bagi pria yang tinggal atau bekerja di luar negeri, ini bahkan lebih penting. Navigasi sistem kesehatan asing bisa membingungkan dan menegangkan, terutama saat Anda menghadapi bahasa yang berbeda, praktik medis yang asing, atau aturan asuransi. Memiliki akses cepat dan mudah ke layanan kesehatan tepercaya, di mana pun Anda berada di dunia, dapat membuat semua perbedaan,” pungkasnya.
Riset ini dilakukan secara daring oleh Obsurvant pada Mei 2025, melibatkan 2.083 responden dari Inggris, 512 dari UAE, dan 272 dari Hong Kong. Semua survei mematuhi kode etik UK Market Research Society (2023). Obsurvant terdaftar di Information Commissioner’s Office dan sesuai dengan DPA (2018).
https://www.axaglobalhealthcare.com/en/
https://www.linkedin.com/company/axaglobalhealthcare/?originalSubdomain=uk

Recent Comments