HANOI, VIETNAM- Media OutReach Newswire – Ford berarti Amerika. Toyota berarti Jepang. Dan kini, VinFast, nama yang delapan tahun lalu nyaris tak dikenal di dunia Barat, mulai identik dengan Vietnam. Produsen mobil ini, yang lahir dari konglomerat Vingroup, tidak sekadar menjual kendaraan. VinFast sedang menjual citra baru dari sebuah negara yang selama ini diasosiasikan dengan petani sawah, kemiskinan, dan perang.

Keterangan Foto: Kompleks manufaktur mobil listrik VinFast di Hai Phong, Vietnam

Berawal dari produsen mobil berbahan bakar bensin yang melayani pasar domestik, VinFast kini telah bertransformasi dengan cepat menjadi merek kendaraan listrik (EV) global. Perjalanan dari jalur perakitan lokal menuju panggung internasional terjadi dalam waktu yang mengesankan, dengan kehadiran yang kini merambah Amerika Utara, Eropa, dan Asia hanya dalam hitungan tahun.

Pada suatu hari di bulan Mei lalu, VinFast menandatangani perjanjian dealer baru dengan ASTRADA SIMVA di Prancis dan Schachtschneider Automobile di Jerman. Walaupun berita ini tampak kecil di permukaan, maknanya jauh melampaui headline bisnis biasa. Setiap pembukaan dealer VinFast menandakan Vietnam menancapkan benderanya di pasar yang sebelumnya didominasi oleh rekayasa Jerman, kekuatan mesin Amerika, dan keandalan Jepang.

“Kami bangga bermitra dengan VinFast, berdiri bersama merek Vietnam ini dalam mendorong revolusi hijau global,” ujar Renzo Schachtschneider, pemilik Schachtschneider Automobile, yang akan mengoperasikan tiga dealer baru tersebut.

Ekspansi VinFast ke Eropa mengikuti langkah serupa di Amerika Utara dan Asia. Namun, mereka tidak ingin sekadar menjadi peserta pasif dalam transisi kendaraan listrik. Semakin banyak negara berkembang — terutama di Asia Tenggara, tempat impian VinFast bermula — yang ingin menjadi bagian penting dari rantai pasokan EV global. Keberanian ini menandai pergeseran posisi Vietnam di tatanan internasional: dari sekadar pusat manufaktur, menjadi sumber inovasi.

Selama ini, banyak negara menggunakan merek komersial sebagai perpanjangan identitas nasional. Korea Selatan menggunakan Samsung untuk mengubah persepsi global. Jepang lebih dulu melakukannya lewat Sony. Strategi Vietnam melalui VinFast mengikuti pola serupa, sambil menulis babak sejarahnya sendiri.

Tentu, jalannya tidak selalu mulus. Permintaan kendaraan listrik fluktuatif. Persaingan sangat ketat. Namun, kemampuan perusahaan untuk beradaptasi, seperti beralih ke model penjualan melalui dealer secara global dan memasuki pasar yang belum tergarap seperti Timur Tengah dan India, yang mencerminkan ketangguhan khas Vietnam.

Masuknya VinFast ke pasar Timur Tengah sangat mencolok. Ini adalah wilayah dengan daya beli tinggi dan standar kualitas yang ketat, selama ini dikuasai oleh merek-merek mewah Eropa. Langkah VinFast ini menunjukkan kepercayaan diri, bukan hanya terhadap produk mereka, tetapi juga terhadap identitas “Buatan Vietnam” yang mereka bawa.

Lebih dari itu, pemerintah di kawasan tersebut kini semakin serius memperhatikan solusi mobilitas ramah lingkungan dan kemitraan industri hijau, dengan visi jangka panjang seperti Vision 2030 milik Arab Saudi atau Net Zero 2050 Strategy milik Uni Emirat Arab. Agenda nasional semacam ini membuka peluang besar bagi pemain baru seperti VinFast, yang menawarkan bukan hanya mobil listrik, tetapi juga alternatif dari dominasi sumber daya Barat dan Tiongkok.

Kini, dari Jerman hingga Dubai, VinFast mengubah persepsi satu test drive demi satu test drive. Vietnam bukan lagi hanya sekadar tujuan wisata atau lokasi pabrik. Negara ini kini menjadi rumah bagi sebuah perusahaan yang cukup berani untuk menantang raksasa otomotif dunia di kandang mereka sendiri. Kendaraan VinFast memang membawa penumpang, tetapi lebih dari itu, mereka membawa kisah dan kebanggaan Vietnam ke panggung dunia.

https://vingroup.net/en